0
MEDAN | GLOBAL SUMUT-Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) akan mengusulkan Kepulauan Nias menjadi Kawasan Strategis Nasional (KSN). KSN diharapkan dapat mendorong Kepulauan Nias  menjadi destinasi wisata dunia.

Rencana usulan tersebut dikemukan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumut Ir H Tengku Erry Nuradi MSi dalam rapat Pengembangan Wisata Kepulauan Nias bersama perwakilan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan Pemko di Kepulayan Nias di kantor Gubernur Sumut, Jumat (4/9/2015).

Hadiri dalam rapat tersebut Duta Besar (Dubes) Seychelles untuk Asean Mr Nico Barito, Bupati Nias Drs Sorhiatulo Laoli MM, Bupati Nias Utara Drs Edward Zega, Kadis Pariwisata Nias Barat Yamonasa Waruwu, Kadis Pariwisata Kota Gunung Sitoli Pintar Zebua

Turut hadir Kepala Bappeda Sumut DR Arsyad Lubis, Kepala Badan Penanaman Modal dan Promosi Purnama Dewi, Kepala Badan Lingkungan Hidup Hidayati, Kadisbudpar Sumut Elisa Marbun, Plh Kadis Pertanian Aspan Sofian, Kepala Biro Hukum Sulaiman, SH dan Iswandi Rusli warga Sumut yang yang aktif mencari buyer bagi produk-produk perkebunan Sumut di New York, USA.

Berdasarkan hasil rapat, Tengku Erry menjelaskan, pengembangan Kepulauan Nias menjadi destinasi wisata dunia melalui kerjasama dengan Negara kepualauan Seychelles. Seychelles sendiri Negara kepulauan yang maju dalam bidang kepariwisataan.

 “Untuk mewujudkan harapan itu, Pemerintah Provinsi akan mengusulkan kepada pemrintah pusat agar Kepulauan Nias menjadi Kawasan Strategis Nasional. Dengan demikian, empat kabupaten dan 1 kota yang ada di Kepulauan Nias akan berkembang pesat,” ujar Erry.

Erry menyebutkan, Sumut saat ini telah memiliki sejumlah khawasan strategis yang dituangkan dalam Keputusan Presiden (Kepres) diantaranya Kawasan Strategis Mebidangro yakni Medan-Binjai-Deliserdang dan Karo), Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangke, Kawasan Industri Kuala Tanjung dan kawasan strategis Dana Toba yang dikenal dengan Geopark Toba dan Kaldera Toba.

 “Selanjutnya, kita akan usulkan Kepulauan Nias menjadi Kawasan Strategis Nasional di Sumut. Status ini nantinta akan mendorong laju pertumbuhan pembangunan di Kepulauan Nias, tidak hanya pertumbuhan bidang pariwisata, tetapi sector ikutan lainnya,” ujar Erry optimis.

Pemprov Sumut dan Pemkab/Pemko di Kepulauan Nias akan membentuk lembaga khusus yang akan menangani pengembangan Kepulauan Nias sebagai destinasi wisata dunia.

“Juga nanti ada payung hukumnya agar lebih terarah. Dengan demikian, semua pihak akan terlibat aktif, baik Nias, Nias Utara, Nias Barat, Nias Selatan maupun Pemko Gunung Sitoli,” sebut Erry.

Gagasan pengembangan Kepulauan Nias menjadi destinasi wisata dunia terbit dari impian Tengku Erry Nuardi dan Dubes Seychelles Nico Barito. Gagasan tersebut kemudian direalisasikan dengan MoU antara Pemprov Sumut, Pemkab dan Pemko sekepulauan Nias dan negara Seychelles pada 7 November 2013 lalu.

Nico Barito sendiri sempat bekerja di pada lembaga dunia PBB dan pernah bersama Gubernur Sumut Almarhum H Tengku Rizal Nurdin menggelar pertemuan gubernur sedunia di Danau Toba dalam kegiatan yang bertajuk Lake Toba Summit.

“Sejak akhir 2013, saya telah berkali-kali berkunjung ke Nias dan telah membawa tim ahli dunia diantaranya Eco Planner, arsitek dan telah menyusun blue print pengembangan wisata di Kepulauan Nias dengan melibatkan pihak Pemkab dan Pemko. Penyusunan cetak biru itu dibiayai Seychelles,” ujar Nico.

Nico yang berasal dari Tapanuli Tengah ini juga optimis Kepulauan Nias akan berkembang menjadi destinasi wisata dunia karena memiliki karakteristik yang hamper sama dengan negara kepulauan Seychelles.

“Pemkab dan Pemko di Kepulauan Nias dapat belajar langsung dari Best Practise. Nias adalah pulau terluar wilayah Barat dan nyambung dengan pulau-pulau lain di lautan India termasuk Seychelles. Meski Seychelles adalah Negara dengan 115 pulau dan kurang dari 100 ribu penduduk, namun strategis dalam tatanan ekonomi dan kemanan kelautan dunia,” ujar Nico.

Kendati negara kecil, Seychelles adalah destinasi wisata dunia dengan jumlah wisatawan 500 ribu orang perhari dengan tingat pengeluaran tiap wisatawan mencapai 2.000 US$ perharinya.

“Kepulauan Nias tidak kalah indah dan dapat mencontoh keberhasilan Seychelles yang merupakan sama-sama kepulauan agar berhasil menjadi salah satu destinasi dunia,” tambah Nico.

Sementara Bupati Nias Drs Sorhiatulo Laoli MM menyatakan sangat menyambut baik apa yang sudah digagas Plt Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi dan Dubes Negara Seychelles Nico Barito.

“Kami para Bupati dan Walikota sekepualau Nias sepakat hadir di sini namun karena kabut asap, yang lain berhalangan hadir. Tetapi ikut perwakilan beberapa daerah,” ujar Sorhiatulo.

Sorhiatulo juga optimis lembaga yang dibentuk dan memiliki payung hokum nantinya menjadi sebuah kekuatan dalam merealisasikan impian Kepulauan Nias sebagai destnasi wisata dunia.

“Tentu semua Pemkab dan Pemko di Kepulauan Nias akan satu langkah mewujudkan impian menjadi destinasi wisata terbaik dunia,” tutup Sorhiatulo.

Sebelumnya, kedatangan para Bupati dan Walikota sekepulauan Nias sempat terkendala tiba di Medan akibat maskapai penerbangan dari Gunung Sitoli ke Bandara Kualanamu International Airport (KNIA) sempat tertunda akibat kabut asap. Sedianya rapat dijadwalkan berlangsung Jumat siang sekitar pukul 14.00 WIB. Rapat akhirnya berlangsung menjelang pukul 16.30 WIB. (red)

Posting Komentar

Top