JAKARTA | GLOBAL SUMUT-Industri jasa konsultansi non konstruksi selama ini belum tergarap
dengan baik sehingga potensinya boleh dibilang masih banyak terbengkalai.
Selama ini orang lebih mengenal jasa konsultansi konstruksi daripada konsultan
lainnya, padahal konsultan non konstruksi memiliki ceruk yang tidak kecil.
Untuk
Informasi Lebih lanjut Hubungi:Sudjarwo Marsoem 08118204354[rs/red]
Menurut Ketua Umum DPP Ikatan Nasional
Konsultan Indonesia (INKINDO) DKI Jakarta, Peter Frans, selama ini jasa
konsultansi non konstruksi nyaris terpisah dengan jasa konsultansi konstruksi.
Padahal seharusnya ada sinergi di antara keduanya. “Kami ingin para
penyelenggara jasa konsultansi non konstruksi bersama-sama kami bahu membahu
menggarap pasar yang ada dan melakukan edukasi agar bisnis ini semakin menarik
prospeknya,” ungkap Peter Frans.
Ajakan kepada para pelaku jasa non
konstruksi ini sesuai dengan kapasitas INKINDO, yang saat ini sebagai
satu-satunya asosiasi konsultan yang telah memperoleh akreditasi dari Kadin
Indonesia dalam pelaksanaan sertifikasi jasa konsultan non konstruksi.
Diakuinya, selama ini INKINDO kurang melakukan pengembangan di bidang Jasa
Konsultansi Non Konstruksi, padahal anggota INKINDO tidak hanya di bidang Jasa
Konstruksi.
Secara nasional, jumlah perusahaan konsultan
teregister adalah 8.320 perusahaan, 934 perusahaan di antaranya adalah
perusahaan konsultan yang berdomisili dan tercatat sebagai anggota DPP INKINDO
DKI Jakarta. Dari jumlah itu, sekitar 600 lebih perusahaan memiliki SBU Non JK,
dan satu perusahaan pada umumnya memiliki antara 4-8 bidang jasa konsultansi
non konstruksi. Jumlah ini bisa
mengindikasikan potensi sumber daya tenaga ahli di berbagai bidang non
konstruksi yang dimiliki oleh perusahaan konsultan di Jakarta.
Bila market untuk jasa konsultansi non
konstruksi ini digarap dan dilembagakan, maka pasarnya akan semakin terbuka
lebar. Mengingat jumlah sektor di luar konstruksi yang sangat beragam dan luas,
maka kebutuhan akan layanan jasa konsultan non Konstruksi juga sangat luas dan
beragam.
Selama ini terdapat beberapa jasa konsultan
yang memiliki peran besar dalam perkembangan pembangunan, misalnya konsultan
survey, politik, komunikasi, transportasi, telematika, perindustrian dan
perdagangan, pertambangan dan energi, keuangan, pendidikan, kesehatan, rekayasa
industri, wisata, dll.
Namun selama ini para pengguna jasa
konsultan non konstruksi masih sering mengontrak konsultan asing. Fakta di
lapangan menunjukkan bahwa karena pertimbangan-pertimbangan prestise dan komersial, sektor swasta lebih banyak menggunakan
perusahaan konsultan asing daripada konsultan nasional untuk layanan yang
seharusnya bisa dilakukan oleh perusahaan konsultan nasional.
Untuk itulah DPP Inkindo DKI menggelar
seminar dengan tema “Peluang Usaha Jasa Konsultansi Non Konstruksi: Potensi dan
Peran Serta Jasa Konsultansi Non Konstruksi dalam Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Nasional”. Acara ini
digelar di Hotel Century Park, Jl Pintu Dua, Senayan, Jakarta, Selasa, 26
September 2017.
Dengan acara ini, Inkindo berharap semua
konsultan dari berbagai bidang dapat bersatu padu menata jalan yang lempang
bagi industri ini dalam payung INKINDO. “Banyak hal yang bisa dilakukan dengan
asosiasi, misalnya menyikapi regulasi baru, menyesuaikan diri dengan e-tender
dan lain-lain,” tambah Peter.
Menurut Peters, INKINDO juga berkepentingan
memberikan kontribusi agar tercipta iklim persaingan yang sehat di antara para
penjual jasa konsultansi. Dalam asosiasi, kepentingan para pelaku jasa
konsultan akan semakin teradvokasi. Misalnya dalam hal mengantisipasi beberapa
sistem pengadaan baru, adanya sistem panel untuk proyek-proyek, dan
lain-lain.
Posting Komentar
Posting Komentar