JAKARTA
| GLOBAL SUMUT-Anggota Komisi IV DPR dari Fraksi partai NasDem Sulaeman
L Hamzah menilai kebijakan impor 500 ribu ton beras yang dilakukan oleh
pemerintah dalam waktu dekat ini disebabkan kurangnya sinkronisasi data
pasokan beras nasional.
“Secara
umum ada selisih data antara Kementerian Perdagangan, Kementerian
Pertanian dan Bulog,” kata Sulaeman di Kompleks Parlemen,
Rabu(18/1/2018).
Oleh
karena itu dia melihat, persoalan impor beras ini sebagai upaya
pemerintah untuk menutupi kekurangan saja, bukan bersifat permanen.
“Jadi
ini sifatnya insidentil saja, jika pun masih ada stok maka beras ini
bisa digunakan sebagai stok cadangan beras nasional untuk waktu ke
depannya saat ada kekurangan pasokan,” ujar legislator Papua ini.
Untuk
memperbaiki persoalan tersebut, Sulaeman berharap adanya sinergitas
antara kementerian dan lembaga terkait dalam hal pendataan ketersedian
pangan nasional.x
“Perlu
duduk bareng, mencocokkan data. Apakah data yang di lapangan maupun
ketersediaan stok sudah sama atau belum. Sehingga ketika nantinya
diperlukan upaya jalan terakhir impor, kebijakannya sudah final. Karena
memang ini diputuskan secara bersama,” tutur Sulaeman.
Selain
itu, dia melanjutkan, kebijakan impor beras yang dilakukan oleh
Pemerintah saat ini dimaksudkan untuk menutupi ruang gerak spekulan yang
berusaha memainkan harga.
Candangan
beras nasional hingga Januari 2018 masih di bawah 1,8 juta seperti yang
direkomendasikan oleh lembaga pangan FAO. Perlu tambahan pasokan
cadangan beras nasional untuk beberapa waktu hingga masa panen yang
diperkirakan akan dimulai pertengahan Februari 2018.
“Maka
saya kira perlu dibangun 2-3 titik pasar induk lagi selain di Cipinang
Jakarta, sebagai bumper stok. Sehingga saat ada persoalan harga tidak
hanya berpatokan dengan ketersedian pasokan satu titik pasar induk saja.
Karena kalau kita lihat, ternyata di beberapa daerah lain ternyata
cukup ketersedian stok berasnya,” pungkasnya.
Sebelumnya,
Presiden Joko Widodo mengatakan, kebijakan impor 500 ribu ton beras
dilaksanakan demi memperkuat cadangan beras nasional.
"Itu
(impor beras) untuk memperkuat cadangan beras kita agar tidak terjadi
gejolak harga di daerah-daerah," ujar Jokowi di sela kunjungan kerjanya
di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Senin (15/1/) kemarin.[rs]
Posting Komentar
Posting Komentar