0
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima saat memimpin Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI DPR RI ke PTBA, Tarahan, Lampung
JAKARTA | GLOBAL SUMUT-Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima mendukung penuh kesiapan PT. Bukit Asam Tbk (PTBA) untuk menjalankan hilirisasi batu bara. Melalui teknologi gasifikasi, industri hilirisasi ini akan menghasilkan produk akhir yang memiliki nilai tambah dan diproyeksikan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor gas untuk LPG. 

“Kami mendukung batu bara ini tidak hanya dieksploitasi dan eksplorasi, tetapi dengan nilai tambah hilirisasi, karena ini berdampak pada regional development,” ungkap Aria Bima usai memimpin Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI DPR RI ke PTBA, Tarahan, Lampung, Jumat (7/2/2020). Tim Kunspek diterima langsung Direktur Utama PTBA Arviyan Arivin.

Aria Bima menuturkan, hilirisasi merupakan fokus Pemerintah karena membawa dampak ganda yang positif bagi perekonomian nasional. Nantinya, perusahaan batu bara milik Pemerintah ini akan menyuplai batu bara dari area tambang ke perusahaan patungan untuk diolah menjadi produk akhir.

Diantaranya, DME (Dimethyl Ether) sebagai bahan bakar substitusi LPG, Methanol sebagai bahan baku industri kimia dan komponen bahan baku biodesel untuk mendukung progam B-30, dan MEG (Mono Ethylene Glycol) sebagai bahan baku pembuatan polyester.

 “Jadi, di hulunya, kita minta sektor pertambangan lebih ekspansif untuk memperluas investasi di luar Sumatera, kemudian di sektor produknya juga harus ada hilirisasi karena Pemerintah menegaskan gasifikasi supaya LPG bisa dibuat dari turunan batu bara," imbuh politisi F-PDI Perjuangan ini.

Sebelumnya, Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin menjelaskan nantinya batu bara akan dikonversi  menjadi syngas untuk kemudian diproses menjadi DME, Methanol, dan  MEG. Proyek hilirisasi batu bara ini direncanakan akan memproduksi 1,4 juta ton DME, 300 ribu ton Methanol, dan 250 ribu ton MEG.

Nantinya, DME hasil hilirisasi akan digunakan sebagai bahan baku LPG, sehingga dapat mengurangi impor gas untuk LPG. Dengan adanya hilirisasi batu bara, PTBA yakin dapat mengurangi nilai impor gas Indonesia hingga sekitar 1 miliar dollar AS per tahun.

Lebih lanjut, PTBA juga menjamin ketersediaan cadangan batu bara untuk mendukung recana perusahaan yang ingiin mendisverifikasi bisni melalui hilirisasi. Sementara itu, pada tahun ini perseroan menargetkan produksi batu bara sebesar 27,26 juta ton atau naik 3 persen dari realisasi tahun sebelumnya sebesar 26,36 juta ton.[red]

Posting Komentar

Top