LABURA | GLOBAL SUMUT -Camat 
Kualuh Selatan Irwansyah Pohan bersama BPD Damuli Kebun di ketuai Humala
 Harahap di tuding warga telah kong kali kong  setali tiga uang dalam 
mempecundangi  sosok Kadus yang diangakat menjadi PJ Kades tercepat 
tersingkir di Kabupaten Labuhanbatu Utara .  Unik di depaknya  PJ Kades 
oleh bawahannya  BPD terindikasi adanya unsur penggunaan Anggaran ADD 
disebut-sebut senilai Rp. 117 juta, sementara hal yang di ketahui warga 
nilai tunai dana yang seyogianya ±  Rp.143 jt  , mengakibatkan isue tak 
sedap atas keterlibatan badan Pemerintahan Desa (PMD) yang dicurigai 
turut menyunat  anggaran untuk rakyat ini.
Bukan
 saja rasa malu, sudah jatuh ketimpa tangga lagi , inilah yang di 
rasakan sosok mantan PJ Kades M.Rifai Harahap (44) tak tahan di 
bola-bola bahkan di pecat bawahannya , hingga tersingkir tidak secara 
hormat, akhirnya ngoceh mencemooh sikap bawahannya yang memaksa kehendak
 dan tidak santun serta kebijakan buruk Camat Irwansyah Pohan , yang 
semau gue mengangkangi  SK Bupati melalui SEKDAKAB Drs. Edi Sampurna 
Rambey M.si  yang secara sah dan resmi melantik, mengukuhkan jabatannya 
menggantikan Ramlan Jaya Nomor 191. Tertanggal 2 Mei 2014 dan di lantik 
tanggal 8 Agustus 2014 di Aula Kantor Camat setempat .
Sikap
 sembrono dan mengabaikan dasar hukum atas keabsahan legalitas jabatan 
ini telah menimbulkan reaksi negatif atas keberadaan Camat sebagai 
tampuk pimpinan kepemerintahan di Kualuh Sealatan. Beredar selentingan 
dari warga arus bawah , kebijakan Camat bukan karena ceroboh , tapi 
tidak teliti dan berjiwa kerdil sebagai seorang atasan,  yang digembar 
gemborkan memiliki segudang wawasan dan pengalaman birokrasi 
kepemerintahan nyatanya isapan jempol belaka. Jelas keputusan abal-abal 
dan sepihak ini dinilai telah lancang mengangkangi SK Bupati Labura.
Terkait
 hal ini , “ Saya korban waktu di berhentikan  pun macam dijebak, tidak 
ada dasarnya atau pemberitahuan walau secara lisan. Anehnya , Camat pun 
tidak hadir , masakan bawahan saya BPD yang di beri peran mengatakan “ 
ini ada surat perintah dari Camat,  telah habis masa jabatan bapak, 
serahkan stempel “. SK pemberitahuan pun  tidak ada  saya terima, malu 
juga saya “. Papar Rifai mengeluhkan.
Sembari 
 melanjutkan  membuka masalah Dana ADD yang Cuma sekitar Rp.117 juta 
jadi  menuai masalah , tentang kegiatan fisik “ Tanyakan saja BPD 
ketuanya Humala Harahap merekalah yang menjalankan dan jadi pemainnya, 
kemana semua sisa dananya saya tidak tahu, sebab saya sebatas 
mengeluarkan uang sebagai pelaksana kepemerintahan Desa saja, untuk 
rehab kantor Desa tidak ada masalah malah kekuarangan biayanya uang 
pribadi saya yang menambahi . Sudah kita tanyakan  ke warga  , memang 
kegiatan fisik ada di kerjakan orang itu, tapi di mark up volumenya 
berbiaya kisaran ± 8 juta saja. Sementara dana yang saya kasi Rp.24 juta
 sudah taulah siapa pemainnya itu . Aneh, yang ribut saat ini BPD  
sedang perang mereka.  Ada di antara mereka terlibat menjadi Tim sukses 
salah satu calon Kades. Mungkin berniat hendak menjatuhkan saya , jelas 
saya mau di korbankan. Padahal tidak pernah saya menerima upeti sepeser 
pun  dari BPD hasil kegiatan apa pun dari Desa. Ada yang tidak sejalan 
dengan kita namanya Darno anggota BPD , mau saya pecat nanti tak enak, 
belum lagi di ungkap masalah tentang pemalsuan tanda tangan pernyataan 
masyarakat , seperti paraf pak Basri yang telah mengaku tidak pernah 
meneken apa pun. Saya tidak mau di korbankan dan tidak terlibat dalam 
KKN anggaran untuk Desa Damuli Kebun ini yang bakal jadi bumerang “. 
Tegas M.Rifai Harahap kepada wartawan dan LSM.
Ketika
 hal ini di k onfirmasikan kepada Camat Irwansyah Pohan Kamis (19/3) di 
kantor Camat , pegawai mengatakan pak Camat lagi keluar  dan saat di SMS
 tidak membalas. 
Mengomentari
 hal ini Ketua LSM LPPN Labura B. Hasibuan Jum’at (20/3) , Anehnya  
juga, Camat Irwansyah Pohan ini selaku pimpinan Kecamatan , persoalan 
sekecil apa pun  tak mampu di selesaikan nya , bagamana lagi kalau kasus
 besar? . Menilai penggerogotan dana ADD 2014 ini , sudah sepatutnya 
pihak inspektorat Labura jangan sebatas menerima laporan  dan sekedar 
menyuruh mengembalikan uang negara jika tidak ingin di sebut bersubhat 
segera tindak tegas dan pidanakan pelaku –pelaku pemainnya. Hal ini 
jelas menggores hati warga. Tak mesti di herankan , walau di desa ini 
banyak yang berwawasan tapi sengaja berdiam diri tak perduli . apa lagi 
memprotes , padahal mereka sudah ikut terzhalimi dan di lecehkan.
Naifnya
 lagi, mantan PJ Kades M.Rifai selaku penerima dan penanggung jawab 
anggaran jangan terlalu berkilah dan buang badan , bahkan berusaha  
mengkambing hitamkan pihak lain, jangan-jangan dia kambing hitamnya. 
Sebab warga sudah lebih bijak menilai atas kerja  desa ini yang selalu 
menjadi dilema. Bila inspektora lumpuh mengatasi kasus ini, kita akan 
menelusuri lebih lanjut dan menindak lanjuti permainan uang untuk 
keperluan rakyat desa ini. Ungkap Hasibuan tegas . (TAN)

Posting Komentar
Posting Komentar