0
MEDAN | GLOBAL SUMUT-Ada banyak cara untuk mendidik anak sadar sampah. Salah satunya adalah dengan membuat suasana, bagaimana sampah yang tadinya kesannya jorok, kotor, banyak kuman, menjadi berubah jadi menarik. Kesadaran membuang sampah di tempat yang benar, memang masih menjadi pekerjaan rumah yang berat bagi orang Indonesia.

Membangun budaya sadar sampah di sekolah, sebenarnya dapat diupayakan dengan berbagai cara.

Kali ini Coca-Cola Amatil Indonesia bersama Khadijah Sharaswaty Indonesia terus  melanjutkan program Edukasi Sadar Lingkungan, Bertempat di SMPN 38 Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan ,Coca - Cola Amatil Indonesia (CCAI) berkolaborasi bersama Khadijah Sharaswaty Indonesia (KSI) melaksanakan kegiatan Edukasi Sadar Lingkungan (EDarLing) dan siswa bertani Bersama Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan dan Dinas Pendidikan Kota Medan. Kegiatan ini selalu dihadiri oleh Plt. Walikota Medan Ir. Akyar Nasution, MSi., untuk pelaksanaannya di beberapa sekolah yang mempunyai komitmen terhadap lingkungan.


Dalam sambutannya, Kepala sekolah Hj. Rohanim Agustri Spd,MM, menginformasikan bahwa UPT. SMPN 38 Medan merupakan sekolah Adiwiyata tingkat nasional yang peduli lingkungan. "Yuk bikin cantik Medan, Medan berkarakter dan Medan Merdeka Belajar.", ajaknya.

Dalam kegiatan Edukasi Sadar Lingkungan tersebut CCAI juga menyerahkan bantuan berupa tempat sampah kepada Kepala Sekolah SMPN 38 yang di saksikan oleh Plt Walikota Medan Akhyar Nasution dan Kadisdik Kota Medan penyerahan tong sampah ini sebagai simbolis yang bermakna bahwa pentingnya menyemangati para siswa akan kesadaran bersih-bersih terhadap lingkungan Pada kesempatan itu, Plt. Walikota secara akrab mengadakan tanya jawab dengan para siswa terkait kesadaran bersih lingkungan. Serta memberikan edukasi tentang pengelolaan sampah maupun menghimbau pada pelajar untuk senantiasa menjaga kebersihan karena kebersihan itu sebagian dari iman.

UPT. SMPN 38 adalah sekolah yang terpilih sebagai tempat kelima dalam pelaksanaannya. Selama sebulan, siswa diberikan edukasi penguatan lingkungan yang berkelanjutan. KSI menyebut para siswa sebagai Sahabat Sharaswaty untuk program Siswa Bertani dan Siswa Mengajar.

Siswa bertani dengan konsep urban farming membuat kebun sayur yang mengganti lahan tani dengan menggunakan limbah karung plastik gula dari CCAI. Sedangkan Siswa Mengajar adalah untuk kelas kreatif Daur Ulang Mendulang Uang. Dimana para siswa dipersiapkan untuk dapat menjadi influencer dengan salah satunya adalah untuk dapat berbagi ilmu bagaimana menciptakan produk bernilai ekonomi dari limbah yang ada di sekitar kita. Pada kelas ini siswa telah mampu membuat gantungan kunci dan bros cantik dari limbah botol CCAI serta membuat hiasan tanaman hijau dari tas plastik bekas.

Dewi sebagai founder KSI mengatakan bahwa,"Bijak plastik bukan dengan tidak menggunakan plastik sama sekali, namun dibutuhkan pemikiran yang cerdas dalam mengimplementasikan 3R agar kita bijak dalam mengatasi sampah."

Sementara Corporate Affairs Executive CCAI Ahmad Nasoha menambahkan bahwa, "CCAI sangat konsen terhadap lingkungan sehingga dengan berkolaborasi bersama KSI adalah salah satu cara yang kami lakukan sebagai sahabat bumi."

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan, Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan, Camat kecamatan Medan Marelan Muhamad Yunus S STP beserta MUSPIKA dan jajarannya, Ketua Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (MABMI) Medan Syahmi Johan, Kepala Sekolah SMP Negeri 38 Medan Hj. Rohanim Agustri Spd,MM, Para Kepala Sekolah SMP Se_Kota Medan, Corporate Affairs Executive CCAI Ahmad Nasoha, Founder Khadijah Sharaswaty Indonesia (KSI) bu Dewi dan beberapa tokoh masyarakat serta penggiat lingkungan.[abu]

Posting Komentar

Top