KABANJAHE | GLOBAL
SUMUT-Dua korban awan panas
Gunung Sinabung dijenguk Gubernur Sumatera Utara H Gatot Pujo Nugroho ST
MSi, Minggu (2/2/2014) malam. Kedua korban yang menjalani perawatan
intensif di Rumah Sakit Evarina Etaham, Kabanjahe, Kabupaten Tanah Karo
itu menurut tim medis kondisinya mulai stabil.
Kedua
korban selamat yang mengalami luka bakar itu adalah Sehat Sembiring dan
Doni sembiring. Sementara seorang korban kritis Surya Sembiring yang
menderita luka bakar hingga 80 persen akhirnya wafat Minggu siang.
Saat
membesuk korban, Gubsu didampingi Sekdaprovsu H Nurdin Lubis SH MH,
Kepala BPBD Sumut Asren Nasution, Kadis Sosial Provsu Alexius Purba,
Kadis Kesehatan Sumut dan Dandim Tanah Karo Letkol Asep Sukarna.
Setelah
sempat berdialog dengan keluarga korban, Gubsu langsung masuk ke ruang
ICCU tempat perawatan Sehat Sembiring dan Doni Sembiring. Gubsu yang
menggunakan pakaian khusus rumah sakit terlihat mendapat penjelasan dari
tim medis seputar perkembangan kesehatan korban awan panas Sinabung
itu.
Usai dari ruang ICCU kepada wartawan,
Gubsu menjelaskan kondisi Sehat Sembiring dan Doni Sembiring relatif
semakin membaik. Sehingga besar harapan keduanya bisa kembali sehat
setelah melewati masa-masa kritis.Gubsu mengungkapkan, keluarga korban
meninggal karena awan panas akan diberi santunan. Mereka akan menerima
santunan dari BNPB Rp 5 juta, dari Pemprovsu Rp 3,5 juta dan dari Pemkab
Karo Rp 2,5 juta. Sementara yang selamat akan menjalani perawatan
sampai mereka benar-benar sembuh dengan biaya ditanggung pemerintah.
"Korban
wafat keluargana akan memperoleh santunan dari pemerintah. Sementara
yang luka-luka akan kita biaya sampai proses perawatannya selesai dan
sehat kembali," kata Gubsu yang membuat keluarga korban bisa tenang,
Gubsu
berharap tragedi awan panas yang jadi pelajaran pahit ini tidak
terulang lagi . Karenanya dia mengimbau seluruh masyarakat untuk
mematuhi edaran BNPB tentang larangan memasuki zona rawan bencana di
radius 5 kilometer dengan alasan apapun. Untuk hal-hal mendesak
masyarakat sebaiknya tetap berkoordinasi dengan petugas di posko-posko
terdekat.
"Ini harus jadi tragedi terakhir,
jangan ada lagi masyarakat yang menerobos zona larangan di radius 5
kilometer dengan alasan apapun. Kita sadari kondisi pengungsian kadang
menimbulkan kerinduan pada rumah, pada desa dan pada ladang-ladang kita
di kaki gunung. Tapi sekali lagi tolong bersabar dan tetap berkoordinasi
dengan petugas di posko-posko. Tidak boleh ada yang nekad dan
mencuri-curi nekad menembus zona rawan tersebut," tegas Gubsu.
Dody
salah seorang dokter RS Evarina menjelaskan dua korban saat ini
kondisinya stabil dan masih dalam proses perawatan intensif. Tim dokter
bekerja keras agar para korban tetap memiliki keseimbangan cairan untuk
mencegah infeksi akibat luka bakar akibat awan panas yang bersuhu di
atas 600 derajat Celcius. Menurut Dody, korban tewas ke-15 yang wafat
Minggu siang mengalami luka bakar hingga 80 persen.(NRD)
Posting Komentar
Posting Komentar