MEDAN
| GLOBAL SUMUT Pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak tinggal
menghitung hari. Bahkan surat suara sudah sampai di Samosir beberapa
waktu yang lalu.
“Pemerhati
Sosial Adat dan Budaya (PASADA) mengungkapkan indikasi salah satu
kecurangan Pilkada adalah tidak jauh-jauh seperti pada pemilu yang
selama ini terlaksana di Indonesia. Salah satu modusnya adalah jual-beli
suara untuk memenangkan salah satu paslon dengan memanfaatkan suara
siluman yang ada di DPT dan suara golput.”ungkap Wakil Ketua Pasada,
Saragi Simarmata, kemarin Selasa (24/11) di Medan.
Menurut
Saragi, jumlah DPT Pilkada Samosir 2015 tercatat mencapai 93.888 orang
dan sesuai surat edaran (SE) bernomor 729/KPU/X/2015 tentang pencermatan
ulang DPT, bahwa surat suara harus dicetak sesuai jumlah DPT ditambah
2.5 persen jumlah DPT masing-masing TPS, sehingga menjadi 96.235 lembar
dan ditambah surat suara ulang 200 lembar.
Esensi
dari SE itu adalah untuk menjamin ketersediaan surat suara saja, tapi
kami kwatir bahwa surat suara lebih itu akan dipergunakan oleh
pihak-pihak yang tidak kita inginkan dan ini harus tetap kita kawal.
Masih
lanjutnya, “langkah antisipasi lainnya yang dapat kami usulkan adalah,
surat suara yang rusak, surat suara yang tidak sah dan surat suara yang
tidak terpakai atau lebih, sebaiknya dihancurkan di TPS masing-masing
setelah perhitungan suara dinyatakan selesai.” ungkapnya.
Semua
elemen masyarakat agar mengawasi hasil rekapitulasi di setiap tingkatan
bukan hanya di tempat pemungutan suara (TPS) saja. Namun kami
menghimbau agar masyarakat Samosir secara aktif memantau gerak-gerik
komisioner KPUD dan para paslon.
“Anggota masyarakat harus peduli terhadap proses pilkada agar berjalan
secara demokratis tanpa jual beli suara maupun politik uang,” pungkas
Saragi yang juga Dosen disalah satu PTS di Medan. (js/rd)
Posting Komentar
Posting Komentar