MEDAN
| GLOBAL SUMUT-Masih ingat kasus yang menimpa Polisi Militer Angkatan
Udara Kolonel Dadang Pranajaya. Dirinya dianiaya babak belur dan dirawat
di RS setelah pengawas gudang penimbunan BBM illegal milik oknum TNI-AL
Piter menghajarnya. Sepertinya kasus itu tenggelam dalam minyak siong.
Piter serta keroni-keroninya bebas dan kembali tampung minyak produk
Pertamina. Rabu (2/12/2015).
Insiden
itu terjadi pada Sabtu (12/10/2013) sekitar pukul 10.15 WIB di gudang
milik PT Nugraha Nusantara di Jalan Yos Sudarso KM 10,5, Medan, Sumatera
Utara (Sumut). Saat kejadian Kolonel Dadang Pranajaya, dari Polisi
Militer TNI Angkatan Udara, sedang melaksanakan operasi bersama tim
Badan Pengatur Hilir Minyak Bumi dan Gas (BPH Migas).
Tim
yang melakukan penggerebekan di lokasi ini berjumlah enam orang dan
Dadang yang memimpin. Temuan awal di lokasi, terlihat tangki timbun,
jeriken maupun drum yang dipergunakan untuk menimbun BBM secara ilegal.
Ternyata,
kedatangan tim mendapat perlawanan. Ada dua tamtama dari Angkatan Laut
yang berjaga di sana yang berupaya menghalangi. Mereka mengusir tim, dan
tak lama kemudian datang beberapa orang lainnya yang kemudian juga
menyerang tim.
Perwira
menengah TNI-AU yang lagi menjalankan tugas itupun akhirnya dilarikan
ke rumah sakit, akibat penganiayaan oleh oknum personel Angkatan Laut
yang menjaga tempat lokasi penimbunan BBM ilegal tersebut.x
Upaya
penghentian penimbunan BBM illegal yang melibatkan puluhan oknum TNI-AL
yang berpakaian sipil dilanjutkan Lantamal-I Belawan yang menggelar
operasi Gaktib dan Yustisi Citra Wira Pari 2015 dan melakukan
penggerebekan di lokasi siong milik oknum TNI-AL Nardi di jln. KL Yos
Sudarso Km.16 Simpang Cingkwan Medan Labuhan. Namun operasi tersebut
sepertinya hanya formalitas, lokasi penimbunan BBM terbesar di Sumatera
Utara milik Piter di Kota Bangun itu Aman dan main lagi.
Pantauan
di lapangan, setiap harinya puluhan armada Pertamina yang ke luar dari
areal Tangki Penimbunan BBM Pertamina masuk ke gudang milik Piter
sebelum sampai di SPBU. Dari armada tersebut ratusan liter BBM
bersubsidi produk Pertamina diturunkan dan dimuat ke dalam tong putih
bermuatan 1 ton.
Sebelum
armada masuk lokasi, pekerja yang standby di samping SPBU Kota Bangun
(Sebelum simpang KIM-red) membuka pintu gudang. Setelah armada masuk
pintu ditutup kembali dan dijaga pengawas dari luar gudang.
Piter
yang sebelumnya dimutasi ke luar daerah sudah kembali di Belawan.
Hampir setiap hari Piter tampak memasuki gudang penimbunan BBM itu.
Kabarnya Piter dapat keistimewaan dari atasannya dan tak bermasalah
tinggalkan tugas.
Ketua
Posko Perjuangan Rakyat Kecamatan Medan Labuhan (Organisasi Tim Relawan
Presiden RI Joko Widodo-red) melalui wakilnya ketua bidang industry AR
sesalkan kinerja Komandan Lantamal-I Belawan. AR janji segera layangkan
surat ke Presiden RI Joko Widodo. “Sangat kita sayangkan kinerja
Komandan Lantamal-I Belawan yang kurang serius menertibkan anggotanya
yang terlibat dalam sindikat penimbunan BBM bersubsidi illegal di
wilayah hukumnya. Kejahatan tersebut jelas merugikan Negara dan
masyarakat luas. Kita juga akan laporkan GM UPms-I Medan ke Bapak
Presiden RI yang tidak berperan aktip mengawasi armadanya sehingga BBM
bersubsidi yang merupakan milik Negara dan rakyat Indonesia itu
diselewengkan”. Kata AR. (RH)
Posting Komentar
Posting Komentar