MEDAN
| GLOBAL SUMUT-Rupiah kembali “terkulai” oleh dollar Amerika Serikat.
Pasar harap-harap cemas (Wait and See) menanti catatan hasil rapat The
Fed. Di pasar spot, kemarin rupiah melemah 0,64 persen ke Rp 13.380 per
dollar AS. Adapun kurs tengah Bank Indonesia memperlihatkan, rupiah
melemah 0,3 persen menjadi Rp 13.319 per dollar AS.
Analis
Pasar keuangan, Gunawan menambahkan rupiah melemah lantaran pasar
mengantisipasi catatan pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC)
nilai tukar Rupiah juga terpuruk seiring dengan tren penguatan US Dolar
di pasar global. Rupiah melemah hingga ke level 13.525 per US Dolar,
meskipun kembali membaik menjelang sesi penutupan perdagangan di kisaran
level 13.485.
Pelemahan
Rupiah dipicu oleh hasil rapat The FED yang mengindikasikan bahwa ada
kemungkinan kenaikan suku bunga acuan atau FFR. Namun kenaikannya masih
akan menunggu komfirmasi dari data-data ekonomi yang akan dirilis AS.
Sejauh
ini, memang ada kemungkinan The FED menaikkan suku bunga acuannya.
Namun notlen kemarin bukan 100% menjadi garansi bahwa The FED akan
menaikkan suku bunga acuan di bulan juni nanti. Saya melihat potensi
kenaikan suku bunga acuan The FED masih sekitar 60%.
Sementara
itu, pemerintah sebaiknya segera menyelesaikan kebijakan pengampunan
pajak agar Rupiah tidak terkontraksi lebih dalam lagi. Kebijakan Tax
Amnesty akan banyak memberikan manfaat untuk menarik minat investor
asing berinvestasi di Indonesia.
Memang
untuk saat ini pelemahan Rupiah tidak perlu dikuatirkan berlebihan.
Karena pada dasarnya masih ada sejumlah instrument kebijakan maupun
kondisi perkeonomian global yang cenderung masih melambat.
“AS
juga tidak akan membiarkan US Dolar terus menerus menguat terhadap mata
uang lain karena bisa merugikan perekonomian AS. Sementara itu,
sebaiknya kita berbenah dan mensegerakan kebijakan ekonomi yang selama
ini masih tertunda. Potensi enguatan Rupiah masih terbuka. Selain tax
amnesty ada janji dari S&P yang akan menaikkan peringkat hutang
kita” Ucap gunawan .(Ulfah)
Posting Komentar
Posting Komentar