MEDAN DELI | GLOBAL SUMUT-PT. Adytia Jati Lestari Medan tahan gaji sopir Mukhlisin (32), alasannya hutang biaya laka lantas. Selasa (2/5).
           
Mukhlisin yang tinggal di pasar 5 desa Kelumpang Kecamatan Hamparan Perak itu kecewa, PT. AJL Medan tahan gaji yang merupakan hak normative karyawan.  “Saya sangat kecewa dengan oknum pimpinan PT.  AJL yang tahan gaji saya, alasannya karna saya punya hutang Rp. 19 juta atas kejadian laka lantas yang menimpa diri saya”.
           
Mukhlisin yang sempat mendekam dalam tahanan Satlantas Polsek Percut Sei Tuan itu harapkan bantuan DPRD dan Disnaker Medan. “Kecelakaan lalu lintas itu bukan salah saya, sepeda motor yang hindarkan becak tabrak cold diesel yang saya kendarai, akibatnya saya ditahan di Satlantas Polsek Percut Sei Tuan. Anehnya PT. AJL bebankan segala biaya yang muncul akibat kecelakaan itu kepada saya, termasuk cabut perkara di Polisi. Saya berharap bantuan DPRD dan Disnaker Medan”. Kata Mukhlisin.
           
Hal itu sesuai dengan pengakuan oknum pimpinan PT. AJL Medan berinisial AD yang disampaikan kepada Mukhlisin. Menurut AD biaya di Satlantas Polsek Percut Sei Tuan, obat-obatan korban laka lantas, dan bateray mobil yang hilang di perparkiran Satlantas tanggung jawab Mukhlisin, perusahaan bantu 30%.
           
“Biaya obat-obatan di rumah sakit, penyelesaian di Satlantas Polsek Percut Sei Tuan, dan bateray mobil yang hilang di perparkiran Satlantas tanggung jawab saya, perusahaan bantu 30%”. Kata Mukhlisin tirukan ucapan AD.
           
Ceritanya sekitar 3 bulan lalu, di jalan Raya Tembung Kamis 02 Februari 2017 pukul 14.00 WIB. Mukhlisin mengendarai mobil box BK 6788 CK milik PT. AJL Medan dihantam sepeda motor Mio yang dikendarai S. Saat kejadian S hindarkan becak dan terjatuh dan terseret mobil box. Akibatnya S meninggal dunia. Meskipun pihak keluarga S tidak menuntut, namun Mukhlisin bersama mobil box diamankan Satlantas Polsek Percut Sei Tuan Deli Serdang.
         
Mulanya pihak PT. AJL Medan berinisial AD di hadapan keluarga Mukhlisin di Satlantas ngaku bertanggung jawab atas musibah tersebut. Belakangan PT. AJL Medan nyatakan hutang Mukhlisin Rp. 19 juta untuk biaya pengurusan di Polisi, obat-obatan, dan bateray mobil yang hilang. Merasa tak sanggup bayar, Mukhlisin pilih undurkan diri dari PT. AJL Medan.
           
Oknum PT. AJL berinisial AD sempat tahan ijazah Mukhlisin, takut dilaporkan ke pihak yang berwenang AD serahkan ijazah tersebut, sialnya AD tahan gaji dan rekomendasi Mukhlisin.
           
Manager PT. AJL Medan Darma ketika dikonfirmasi melalui telephon genggamnya belum lama ini menghindar. Darma ngaku tidak tahu perkembangan masalah tersebut. “Saya tidak tahu perkembangan masalah itu, nanti saya tanyakan ke bagian personalia”. Elak Darma..[rs/man/bu]