MEDAN | GLOBAL SUMUT-Wakil Walikota Medan Ir. Akhyar Nasution M.Si mengimbau agar seluruh infrastruktur bangunan di Kota Medan harus sudah dirancang dengan konsep konstruksi yang anti gempa. Konstruksi demikian diperlukan untuk memperkuat konstruksi bangunan di Medan, sehingga kedepan bangunan di Medan dapat tahan dari dampak gempa.

Pernyataan tersebut disampaikan Wakil Walikota Medan Ir. Akhyar Nasution M.Si dalam sambutannya ketika membuka acara Seminar Gempa Sumatera Utara: Resiko dan Antisipasinya, Jumat (19/5/2017) di HDTI Convention Hall Medan. “Saya menyambut baik diselenggarakannya seminar ini. Kami Pemerintah Kota Medan berharap banyak akan hadirnya seminar ini, karena dianggap akan mampu memberikan kontribusi yang signifikan bagi pembangunan infrastruktur di Kota Medan,” ungkap Wakil Walikota Medan.

Seminar ini juga diyakininya akan bisa mengedukasi masyarakat di Kota Medan agar semakin peduli akan keberadaan gempa yang sewaktu-waktu bisa mengancam kehidupannya dan memiliki kemampuan untuk mengantisipasinya. “Kota Medan yang sebelumnya berada dalam kategori 1 bencana gempa, kini berada dalam kategori 3. Hal ini menyiratkan bahwa Kota Medan sudah semakin dekat dengan kemungkinan terkena dampak gempa bumi,” ujar Akhyar.

Sebagaimana diketahui karakteristik pembangunan infrastruktur bangunan di Kota Medan sedang mengarah pada bangunan infrastruktur bersifat vertikal. Kondisi demikian sudah menuntut konstruksi bangunan yang anti gempa, sehingga kedepan bangunan tidak mudah roboh dan retak karena dampak gempa.

Dalam pengurusan Izin Mendirikan Bangunan di Kota Medan pun, lanjutnya, Pemerintah Kota Medan membutuhkan masukan standar bangunan gedung yang layak berdiri dengan konstruksi yang sudah anti gempa, sehingga ini bisa dijadikan Pemko Medan sebagai salah satu indikator wajib untuk menerbitkan IMB. “Hal ini semata-mata untuk memastikan kelayakan bangunan di Kota Medan untuk berdiri kokoh termasuk juga ketika terkena dampak gempa bumi,” tekannya.

Seminar Nasional Gempa Sumatera Utara: Resiko dan Antisipasinya” menghadirkan sejumlah narasumber baik dari dalam negeri hingga luar negeri seperti: Prof. Dr. Ir. H. Ramli Bin Nazir dari Malaysia, David Robinson, PhD dari DMInnovation, Prof. Masyur Irsyam, PhD, Ketua Tim Peta Gempa Indonesia, Danny Hilman Natawidjaja, PhD dari Pakar Gempa Tektonik serta sejumlah narasumber lainnya.

Dalam kesempatan tersebut Rektor Universitas Katolik St. Thomas Medan, DR. Fritz R Tambunan menilai seminar ini sebagai upaya untuk belajar dari kejadian kelam dimasa lalu yang banyak menimbulkan korban jiwa akibat bencana gempa, sehingga para pakar geoteknik terpanggil untuk mengembangkan cara mengantisipasinya.

Ditambahkan Ketua Panitia Ir. Simon Dertha, MT, kegiatan yang dihadiri oleh ratusan peserta yang terdiri dari masyarakat umum, mahasiswa teknik sipil, pegawai pemda serta professional dan praktisi teknik sipil bekerjasama dengan Kementerian PUPR, Himpunan Ahli Teknik Sipil Unika St. Thomas, HATTI, serta Prodi Teknik Sipil Unika St. Thomas.[abu]