0
JAKARTA | GLOBAL SUMUT-Viral di media sosial sebuah video seorang mahasiswa autis dibully dan ditonton oleh mahasiswa lain di Universitas Gunadarma, Depok, Jawa Barat. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault menyayangkan hal itu bisa terjadi dan dilakukan seorang mahasiswa yang notabene kaum berpendidikan.

“Sangat disayangkan bullying itu terjadi. Ini perbuatan tercela, tidak berperikemanusiaan. Ini juga tidak menghargai kelemahan mental manusia sebagai ciptaan Tuhan,” ujar Adhyaksa Dault di Jakarta Selatan, Senin (17/7).

Terkait aksi bullying tersebut, Adhyaksa Dault menilai ada tiga hal yang harus dilakukan. Pertama, pihak kampus harus mengambil tindakan tegas dan memberikan sanksi keras kepada pelaku bullying tersebut, karena seseorang yang berpredikat mahasiswa tidak pantas melakukan itu.

“Kedua, gerakan dan sosialisasi anti-bullying harus diperkuat agar kejadian ini tidak terulang kembali. Ketiga, Pramuka agar melindungi, menyayangi dan membantu saudara-saudara yang berkebutuhan khusus di mana pun berada. Ini sebagai penerapan dari Dasa Dharma Pramuka, cinta alam dan kasih sayang pada sesama manusia,” tambahnya.

Adhyaksa mengungkapkan, Gerakan Pramuka memberikan perhatian kepada mereka yang berkebutuhan khusus, salah satunya melalui kegiatan Perkemahan Nasional Pramuka Penegak dan Pandega Berkebutuhan Khusus (KEMNAS ABK) yang bekerjasama dengan Kemendikbud. “Mereka yang berkebutuhan khusus pun bisa mandiri, berilmu, bertanggungjawab, dan kreatif sehingga mereka juga bisa berprestasi seperti yang lain,” katanya.

Hal senada disampaikan Andalan Nasional Kwarnas Gerakan Pramuka urusan Bina Anggota Dewasa, Mohammad Laiyin. Bahkan, menurutnya, mengolok sesama teman yang normal dengan istilah ‘autis’ juga tidak boleh. “Karena juga akan menyakiti hati para orang tua yang sedang diuji memiliki putra-putri dengan syndrome tersebut,” katanya saat dihubungi, Senin (17/7).

Menurut Laiyin, video tersebut bisa membuat orang tua yang anaknya sekolah atau kuliah bersama teman-temannya yang normal makin khawatir. “Video tersebut ketika viral akan berefek kepada para orang tua dari anak berkebutuhan khusus yang sedang menyekolahkan anaknya di sekolah/universitas yang inklusi bersama teman-temannya yang normal,” ucapnya.

Diketahui, video itu menjadi perbincangan hangat netizen di media asosial. Dalam video, tampak seorang mahasiswa autis sedang dikepung dan diganggu oleh mahasiswa lainnya. Mahasiswa memakai kemeja hitam menarik tasnya sehingga ia kesulitan berjalan. Sekuat tenaga ia melepaskan diri dari gangguan mahasiswa iseng, lalu ia melemparkan tong sampah untuk melawan mereka. [rs]

Posting Komentar

Top