MEDAN | GLOBAL SUMUT-Jumlah penderita kanker setiap tahun
mengalami peningkatan yang signifikan. Diperkirakan sebanyak 8,2 juta
orang meninggal setiap tahunnya akibat kanker di seluruh dunia.
Angka
ini akan terus meningkat jika tidak dilakukan upaya pencegahan. Oleh
karena itulah, diharapkan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Sumut dapat
membantu mengendalikan angka penderita kanker di daerah ini.
Hal
itu dikatakan Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi saat melantik
kepengurusan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) cabang Sumut periode
2017-2021, yang digelar di Aula Martabe kantor Gubsu di Medan, Senin
(18/9/2017).
Hadir
Penasehat Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Sumut, Prof. Luhur Suroso,
Ketua BKOW Sumut Kemalawati, SKPD Provsu, Ketua Organisasi wanita dan
organisasi profesi sumut, para dokter dan tenaga medis.
Dalam
kesempatan itu, Tengku Erry juga mengatakan, dari 8,2 juta orang
meninggal akibat kanker di dunia, 4 juta diantaranya meninggal prematur
(usia 30-69) tahun. Angka ini meningkat dari sebelumnya 7,6 juta tahun
2008 dan akan terus meningkat menjadi 11,5 juta pada tahun 2025 jika
tidak dilakukan upaya pencegahan dan pengendalian secara efektif.
Di
Indonesia, kata Erry, prevelensi penyakit kanker juga cukup tinggi.
Berdasarkan data riset kesehatan dasar tahun 2013, prevelensi
tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per-1000 penduduk, atau sekitar
347.000 orang. “Kanker tertinggi di Indonesia pada perempuan adalah
kanker payudara dan kanker leher rahim. Sedangkan laki-laki adalah
kanker paru dan kanker kolorektal,” tutur Erry.
Berdasarkan
data Globocan, International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun
2012, insidens kanker payudara sebesar 40 per-100.000 perempuan, kanker
leher rahim 17 per-100.000 perempuan, berdasarkan data sistem informasi
rumah sakit 2010, kasus rawat inap kanker payudara 12.014 kasus (28,7
persen), kanker leher rahim 5.349 kasus (12,8 persen).
“Para
ahli memperkirakan 43 persen kanker dapat dicegah dengan mengurangi
faktor resikonya yakni merokok dan terpapar asap rokok, tidak
mengkonsumi alkohol, memproteksi kulit dari paparan sinar ultra violet,
menghindari obesitas dengan diet seimbang dan aktivitas fisik,” terang
Erry.
Dikatakan Erry,
besar harapannya dengan dilantiknya pengurus baru Yayasan Kanker
Indonesia cabang Sumut ini ke depannya dapat terjalin kemitraan yang
kondusif untuk upaya mengendalikan kanker. “Kita ketahui semua tidak
dapat berjalan jika tidak adanya dukungan dari lintas program, lintas
sektor dan peran serta masyarakat,” ucap Erry.
Selain
itu, Erry juga mengharapkan, dengan adanya kehadiran Cancer Information
and Support Centre (CISC) Sumut ini dapat membantu masyarakat untuk
mendapatkan informasi yang seluas-luasnya, tentang penyakit kanker dan
penanganannya.
Ketua
YKI cabang Sumut yang baru dilantik, Evi Diana Sitorus mengatakan, YKI
sudah berdiri sejak 7 April 1977 sebelumnya bernama Yayasan Lembaga
Kanker Indonesia yang didirikan oleh 17 orang tokoh nasional yang
diantaranya Dr. Moch Hatta, Dr. GA Siwabessy, Ali Sadikin dan Dr Arifin M
Siregar.
“YKI
merupakan organisasi nirlaba dan tujuannya untuk mengupayakan
penanggulangan kinder dengan kegiatan promotif, preventif dan suportif.
Namun kita sadari penanggulangan kanker hanya mungkin berhasil bila
dilakukan oleh semua pihak,” ujar Evi.
Dikatakan
Evi, YKI Sumut telah melaksanakan tugasnya hampir mendekati 3
dasawarsa. Diantaranya memberikan penyuluhan tentang kanker di berbagai
daerah kota dan kabupaten di Sumut. Sembari melakukan kegiatan deteksi
dini kanker wanita dengan pemeriksan papsmear.
Selain
itu, dilakukan pelatihan bagi tenaga kesehatan untuk deteksi dini
kanker dengan menyediakan klinik deteksi dini kanker yang berada di
secretariat YKI cabang Sumut. “Selain itu kami juga melakukan pencatatan
kasus dan registrasi kanker bekerjasama dengan YKI Pusat, YKI
kabupaten/kota se Sumut serta pusat-pusat pelayanan kesehatan lainnya,”
paparnya.
Lebih lanjut
dikatakan Evi, YKI saat ini sudah berdiri di 5 kabupaten/kota di Sumut
yakni Tobasa, Taput, Deli Serdang, Asahan, Dairi dan Siantar. “Saya
berharap agar kabupaten/kota lainnya juga dapat segera membentuk YKI,”
ujar Evi.
Evi
mengatakan, beragam faktor menyebabkan tingginya angka kematian akibat
kanker. Antara lain, pola dan gaya hidup masyarakat, minimnya
pengetahuan dan informasi masyarakat untuk mengetahui adanya kanker
secara dini sehingga kanker selalu didiagnosa sudah terlambat dan dalam
stadium yang sudah lanjut.
“Makanya
tidak benar jika mengatakan bahwa kanker merupakan penyakit mematikan
yang tidak dapat disembuhkan karena kanker dapat disembuhkan jika
diketahui sedini mungkin,” jelasnya.
Oleh
karena itulah, kata Evi, tugas YKI cabang Sumut masih cukup berat dan
diharapkannya ke depannya masih membutuhkan bantuan semua pihak untuk
mendukung dan membantu baik moril dan materiil dalam berjuang menekan
angka kematian akibat penyakit kanker di Sumut.[Ulfah]
Posting Komentar
Posting Komentar