ASAHAN | GLOBAL SUMUT-Keberadaan usaha mikro sangat
penting khususnya dalam menopang perekonomian nasional. Peran strategis
usaha miko tersebut tidak diragukan lagi terutama kemampuan usaha mikro
tersebut untuk mempertahankan usahanya meskipun dalam kondisi krisis
ekonomi. Telahh terbukti beberapa kali pada kondisi krisis ekonomi yang
lalu sebagian usaha mikro tidak ikut gulung tikar. Usaha mikro khususnya
yang menghasilkan produk-produk unggulan daerah mampu bertahan dan
tetap eksis berproduksi (17/9).
Melihat
peran strategis usaha mikro dalam menunjang peningkatan perekonomian
masyarakat tersebut, LPM Unimed melakukan pengabdian masyarakat melalui
pendampingan produksi berupa inovasi produk, manajemen usaha dan
kemasan. Kegiatan dilakukan di Desa Sukadamai Kecamatan Pulo Bandring
Kabupaten Asahan dilaksanakan pada minggu (17/9) yang dilaksanakan
langsung oleh Tim LPM Unimed. Salah satu usaha mikro yang dibina adalah
usaha opak milik Bapak Muhamad Bakri.
Usaha
produksi opak “Bakri” mengalami kendala dalam usahanya terutama
semakinn menurunnya omset penjualan. Hal ini disebabkan semakin
banyaknya usaha sejenis di daerah tersebut dan juga rendahnya kemampuan
dalam melakukan pengelolaan produk, disampaikan pada sela-sela
pendampingan, “usaha opak kami sudah berjalan puluhan tahun, tapi
belakangan ini omset semakin menurun karena banyaknya saingan. Bahkan
munculnya supermarket, swalayan dan mini market membuat langganan kami
mulai beralih ke produk mereka. Karena itu kami merasa sangat senang di
dampingi LPM Unimed dalam memperbaiki manajemen usaha. khususnya diajari
memproduksi emping ubi dengan kemasan seperti yang ada di toko-toko”
ungkap pengusaha UMKM tersebut
Pada
kegiatan pengabdian ini, LPM Unimed memberikan pendampingan produksi
berupa diversifikasi produk olahan opak ubi. Opak yang biasanya
pembuatannya dilakukan secara tradisional dengan cetakan dan ukuran
besar, oleh tim LPM Unimed yang diketuai Dr. Eko Wahyu Nugrahadi, M.Si
di set-up menjadi emping ubi dengan ukuran kecil dan mencetaknya
menggunakan mesin. Selain itu, dilakukan juga pendampingan dalam bentuk
perancangan desain kemasan dengan membuat label produk dan kemasannya
menggunakan impulse sealer.
Melalui
kegiatan pendampingan ini diharapkan muncul produk emping ubi yang
mampu bersaing di pasaran dan penjualannya bisa dititipkan di pasar
modern yang ada di sekitar Kota Kisaran. “ sengaja dilakukan inovasi
produk berupa emping ubi. Bahan bakunya tetap sama untuk produksi opak.
Tetapi
prosesnya kita berikan sentuhan teknologi tepat guna sehingga hasilnya
lebih menarik, hygenis, diberi label atau merk produk serta dikemas
seperti produk pabrik. Dengan demikian produk diharapkan mampu bersaing
di pasar dan sudah memenuhi standar untuk dipasarkan melalui supermarket
dan swalayan. Tinggal dilenngkapi standarisasi produknya dari BPOM dan
ijin halal dari MUI”, tutur Doktor dalam bidang Ekonomi tersebut.
Pada
kesempatan monev tersebut, Kustoro mewakili LPM Unimed menyerahkan alat
untuk produksi emping ubi berupa mesin penggiling ubi, mesin pencetak
emping ubi dan mesin impulse sealer untuk kemasan.
Waktu
ditanyakan keberlanjutan program, Kustoro menyatakan bahwa program
pendampingan kepada usaha mikro akan tetap dilakukan secara terjadual
dan kontinyu. LPM Unimed sudah melakukan penjajagan program kerjasama
dengan MUI Sumut dan BPOM. karenanya diusahakan bahwa pendampingan yang
akan datang terutama untuk melakukan sertifikasi dan standarisasi produk
berupa ijin halal dari MUI dan standarisasi dari BPOM.[Irfandi Jurnalis
warga]
Posting Komentar
Posting Komentar