MANOKWARI |
GLOBAL SUMUT- Mungkin orang-orang merasa cukup dengan membuang sampah
pada tempatnya, tetapi tidak bagi Yohanes Ada' Lebang, seorang Pembina
Pramuka Universitas Papua. Ia menilai, lingkungan harus dijaga. Ia
bersama anggota Gerakan Pramuka Kwartir Cabang (Kwarcab) Manokwari,
Papua Barat, melakukan Gerakan Kami Peduli Sampah Menuju Manokwari Nol
Sampah.
“Saya
melakukan ide ini dan didukung oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
Pramuka Racana Johanes Abraham Dimara dan Racana Christhina Martha
Tiahahu Pangkalan Universitas Papua (Unipa) Manokwari,” ujar Yohanes
Ada' Lebang saat dihubungi, Minggu (12/11).
Gerakan
Kami Peduli Sampah itu sudah berjalan dua tahun. “Satu tahun terakhir
ini dengan kehadiran home industry pengelola plastik menjadi bijih-bijih
plastik sehingga bank sampah juga baru dihadirkan,” beber Andalan
Cabang Gerakan Pramuka Manokwari ini
Sasaran
gerakan ini adalah sekolah dan masyarakat. Melalui gerakan ini, ia
berharap dapat memahamkan secara baik Dasa Darma Pramuka kedua kepada
peserta didiknya dalam kegiatan sehari-harinya, serta memberikan edukasi
kepada warga Manokwari dalam mendukung Manokwari menuju nol sampah.
Banyak
hal yang sudah dilakukan melalui gerakan ini. Ia menuturkan, saat ini
pihaknya sudah membuat bank sampah di kampus dengan penampung sementara
bahan sederhana yaitu berupa jaring dan kayu, pencanangan Pulau Mansinam
dan Pulau Nuswapi sebagai kampung bebas limbah plastik oleh bupati, dan
pembuatan bank sampah di Gugus Depan binaan dan masyarakat.
Selain
itu, lanjutnya, pengangkutan limbah plastik dari warga setiap hari
Sabtu, sosialisasi di media massa dan elektronik, pemasangan spanduk dan
baliho, bekerjasama dengan home industry dan pengelolaan sampah menjadi
bijih-bijih plastik yang dikirim ke Surabaya serta safari kemanusiaan.
“Dan
yang akan dilakukan, pada tanggal 18 November sebagai HUT Pencanangan
Bebas Limbah Plastik di Kampus Universitas Papua dan safari kemanusian
tetap berlanjut, serta membantu Gugus Depan dan kelompok masyarakat
menghadirkan dan mengelola bank sampah, serta mencari mitra dalam
mendukung sarana dan prasarana bank sampah UKM Universitas Papua yang
masih sangat terbatas sebagai bank sampah yang pertama di Manokwari,”
paparnya.
Pemerintah
setempat pun merespons gerakan ini dengan baik. Yohanes mencontohkan,
dukungan pemerintah itu diwujudkan dengam pencanangan Pulau Mansinam
bebas limbah plastik oleh Bupati Manokwari. Tak hanya itu, Bupati pun
diundang dalam berbagai seminar maupun pembuatan peraturan Bupati.
Ketua
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault mengapresiasi gerakan
untuk membuat Manokwari sebagai kota bebas sampah tersebut. Ia juga
meminta agar anggota Gerakan Pramuka mencintai lingkungannya,
sebagaimana dalam Dasa Darma Pramuka kedua, yakni cinta alam dan kasih
sayang sesama manusia.
“Pramuka
memang erat hubungannya dengan hutan dan lingkungan hidup, Pramuka
dibentuk karakternya di alam terbuka. Untuk itu, kita harus menjaganya.
Kalau bukan kita lalu siapa lagi, kalau tidak alam Indonesia yang indah
itu bisa hanya tinggal kenangan. Salut untuk Pramuka Manokwari,”
ujarnya..
Adhyaksa
juga berharap, gerakan bebas sampah tersebut didokumentasikan dan
disebarkan di seluruh jejaring media sosial agar dapat menginspirasi
Pramuka di seluruh Indonesia. "Saya berharap kakak-kakak di Manokwari
mendomumentasikan sejarah pengabdian ini, baik dalam bentuk foto, video,
maupun tulisan, agar menjadi inspirasi dari Papua Barat untuk
Indonesia," pungkasnya..[red]
Posting Komentar
Posting Komentar