BOGOR
| GLOBAL SUMUT-Jika tanggal 22 Februari diperingati sebagai Hari Bapak
Pandu Dunia (Hari Baden Powell), Indonesia juga seharusnya punya Hari
Bapak Pramuka Indonesia. Apalagi, Indonesia punya tokoh penting gerakan
kepanduan dalam diri Sultan Hamengku Buwono IX yang lahir pada tanggal
12 April 1912.
Hal
itu disampaikan Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault saat
membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Gerakan Pramuka di Hotel Royal
Safari Garden, Cisarua, Bogor, Jumat (23/2) malam. Adhyaksa
mengungkapkan, Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Ketua Kwarnas Gerakan
Pramuka pertama memiliki andil sangat besar dalam sejarah berdiri dan
berkembangnya Gerakan Pramuka. Dia digelari sebagai “Bapak Pramuka
Indonesia.”
“Kami
usulkan dalam forum Rapat Kerja Nasional (Rakernas), bahwa 12 April
sebagai hari kelahiran Sultan Hamengku Buwono IX adalah Hari Bapak
Pramuka Indonesia. Jadi, setiap tanggal 12 April, saya mohon kepada
Kakak-kakak di daerah ada renungan,” ungkapnya.
Bagi
Adhyaksa, selain Bapak Pramuka Indonesia, Sri Sultan Hamengku Buwono IX
juga Bapak Bangsa Indonesia. Perjuangannya diakui sebelum dan setelah
kemerdekaan Indonesia, sehingga pantas Kak Sultan dianugerahi gelar
Pahlawan Nasional oleh Pemerintah. Di dunia ini, banyak orang berharap
uang, pamrih dari jabatan, namun tidak dengan Ketua Kwarnas Gerakan
Pramuka pertama itu.
“Di
awal kemerdekaan, Kak Sultan menyumbang 6,5 juta Gulden untuk membiayai
kebutuhan pemerintah Indonesia di masa-masa yang teramat sulit.
Yogyakarta sudah tidak punya apa-apa lagi, silahkan lanjutkan
pemerintahan ini di Jakarta, begitu kata Kak Sultan ketika menyerahkan
uang tersebut. Hal ini membuat Soekarno tak sanggup menahan air
matanya,” terang Adhyaksa.
Banyak
kisah keteladanan dari Kak Sultan yang belum diketahui generasi
sekarang. Berdiri dan hidupnya Gerakan Pramuka di 34 Provinsi hingga
sekolah-sekolah di Indonesia, bahkan di luar negeri hari ini tidak lepas
dari perannya.
Setelah
diamanahi sebagai Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka oleh Presiden Soekarno
pada 1961, Kak Sultan langsung bekerja. Ia mengimbau agar setiap
Provinsi membentuk Kwartir Daerah. Imbauan ini disambut baik oleh
seluruh Provinsi. Perlahan namun pasti Gerakan Pramuka menjadi pilihan
utama pembentukan karakter generasi muda di berbagai daerah, dengan ciri
khas kegiatan luar ruangannya yang membahagiakan anak-anak Indonesia.
“Hari
ini kita menyaksikan di seluruh wilayah NKRI, ratusan ribu bahkan
jutaan Pramuka dengan ikhlas turun ke jalan sebelum dan sesudah lebaran
dengan tujuan melancarkan mudik, membantu pemerintah, membahagiakan
masyarakat. Di stasiun kereta api, bandara udara, terminal bis,
pelabuhan, di jalan raya, di pasar-pasar, dll,” ungkapnya.
Pramuka
adalah relawan-relawan tangguh yang selalu hadir saat hari-hari besar
keagamaan, kebakaran hutan, kecelakaan, dan bencana alam di Indonesia.
Lima tahun terakhir ini, bahkan Pramuka ikut membantu bencana alam dan
masalah kemanusiaan di Myanmar, Nepal, Somalia, Sudan, Sudan Selatan,
Kenya, Ethiopia, Afrika Tengah Uganda, Kongo, Angola, Nigeria hingga
Suriah dan Palestina.
Ada
ratusan ribu Pramuka yang saat teman-teman seusianya merayakan malam
pergantian tahun, namun Pramuka justru sibuk di jalan melawan debu demi
lancarnya lalu lintas. Pramuka dan keikhlasan adalah dua kata yang
sampai kapanpun tidak bisa dipisahkan.
“Di
usia Gerakan Pramuka yang sudah 56 tahun ini, tantangannya semakin
beragam. Generasi hari ini perlu visi kuat serta akhlak yang baik. Salah
satu metode paling efektif dalam pendidikan budi pekerti adalah dengan
menyampaikan fakta-fakta keteladanan, keikhlasan. Dan fakta-fakta
tersebut ada dalam rekam jejak Kak Sultan, Bapak Pramuka Indonesia,
Bapak Bangsa Indonesia,” pungkasnya.[red]
Posting Komentar
Posting Komentar