0
JAKARTA | GLOBAL SUMUT-Hariqo Wibawa Satria dari Komunikonten (Institut Media Sosial dan Diplomasi) mengapresiasi 512 tim medsos kandidat. “Masih ada kampanye hitam, fitnah, hoax dan penyalahgunaan isu SARA. Namun jumlahnya tidak banyak. Kesadaran timses dan warga meningkat bahwa hoax bisa memecah hubungan keluarga bahkan NKRI, ini patut kita apresiasi”, jelas Hariqo di Jakarta, Selasa 26 Juni 2018. Lebih lanjut, Hariqo (Komunikonten) memberikan lima tips untuk move on setelah pilkada serentak:  

Pertama, Saling mengucapkan selamat dan terima kasih di darat dan media, baik oleh pemenang maupun yang kalah. Kewajiban ini menyejukkan suasana batin serta membantu orang lain untuk ikut move on.

Kedua, adakan evaluasi total, tujuannya; pertama, mendapatkan ilmu dan hikmah setelah kekalahan atau kemenangan. Kedua, anda tidak lagi bertanya-tanya dalam hati “kok bisa kalah ya?” atau “kok dia bisa menang?”. Adakan juga pertemuan antar tim media sosial, baik yang menang atau yang kalah, karena mereka aset daerah.

Ketiga, jika ada kecurangan, sarankan tim anda melangkah sesuai dengan Undang-Undang, Peraturan terkait, dll.

Keempat, jika anda memilih menjadi oposisi di media sosial, jadilah oposisi yang disegani. Oposisi yang paling disegani adalah oposisi yang mengkritik dengan data yang benar dan argumen yang keren. Mengkritik dengan hoax, fitnah justru merugikan reputasi anda, karena hoax, fitnah pasti terbongkar.  

Kelima, hormati masa bakti mereka yang terpilih lewat pemilu, yaitu lima tahun masa jabatan.  

Hariqo menambahkan, yang menang akan ‘berkuasa’, yang kalah jadi oposisi, agar demokrasi kita makin keren, baik penguasa maupun oposisi tidak boleh memproduksi dan menyebarkan hoax, ujaran kebencian, fitnah, kampanye hitam serta melakukan penyalahgunaan isu SARA.

Besar harapan kita setelah bertanding di pilkada serentak, seluruh tim media sosial kandidat bersanding, bergotongroyong  mempromosikan daerah-daerahnya masing-masing untuk kemajuan NKRI.[red]

Posting Komentar

Top