0
MEDAN DELI  | GLOBAL SUMUT- Sejak Senin kemarin hingga Selasa pagi (29/10/2013) ribuan buruh masih mengelar aksi demo dalam menuntut kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) sebesar Rp 2,2 juta/bulan dari Rp 1,6 juta/bulannya serta adanya ansuransi BPJS tanpa adanya iuran seperti Jamsostek, kalangan buruh berencana meneruskan aksi hingga awal bulan Nopember mendatang.

Menurut Arsula Gultom selaku Ketua SBSI Sejati Sumut, aksi demo buruh yang dilakukan hingga 1 Nopember nanti terkait tuntutan kenaikan Upah sebesar 40 % akibat dampak kenaikan BBM serta adanya jaminan ansuransi BPJS diberikan pada para pekerja serta mendesak dicabutnya Inpres SBY nomor 9 Thn 2013 tentang pembatasan Upah hanya naik 10% sementara buruh menuntut upah naik 40%.

Inpres itu tak mencerminkan keberpihakan presiden pada kalangan buruh, kita berharap DPRD Sumut dapat memperjuangkan aspirasi buruh hingga ke pusat untuk mencabut Inpres tersebut, buruh juga berhak mendapatkan kovensasi kenaikan BBM kenapa hanya warga dapatkan BLSM sementara buruh yang penghasilannya pas-pasan tidak, tanyanya, jadi wajar saja buruh menuntut kenaikan upah 40%.

"Izin aksi demo memang sampai 1 Nopember 2013, tapi hari ini kami akan berkumpul seluruh serikat buruh dan para penggurus guna merapatkan barisan sedangkan aksi demo dengan mensweeping pekerja dengan maksud mengajak solideritas para pekerja tetap dilakukan, kita sweeping tanpa anarkis kecuali bila kita dipancing-pancing untuk anarkis gelar sampai tuntutan buruh dipenuhi pemerintah,"tegas Arsula saat dihubungi Via Ponsel miliknya.

Sehari sebelumnya, para buruh kebanyakan tergabung dalam Serikat Buruh Seluruh Indonesia (SBSI) tampak berkumpul di Kawasan Industri Medan (KIM) secara berkonvoi mengenderai sepeda motor secara bergerombol dengan rencana melakukan aksi sweeping di sejumlah pabrik di kawasan KIM  setelah kemarin menuju kantor Gubsu sekaligus menyampaikan aspirasi tuntutan kenaikan Upah mereka di gedung DPRD Sumut.

Ratusan personil kepolisian dibantu personil TNI AD tampak bersiaga guna mengantisipasi timbulnya tindakan anarkis maupun aksi sweeping ke dalam lokasi pabrik.

Petugas keamanan tampak disiagakan hampir di setiap pintu gerbang perusahan di sepanjang jalan KL.Yosudarso Medan. Sedangkan sebagian operasional pabrik tampak memang senggaja
diliburkan, ada juga pabrik yang tetap beroperasi seperti biasanya dengan pengawalan ketat aparat keamanan serta petugas Satpam milik perusahan.(san/mdn).

Posting Komentar

Top