0
MARELAN | GLOBAL SUMUT- Dunia pendidikan di Medan belakangan tak pernah sepi dari masalah. Setelah digemparkan dengan dugaan jual beli bangku kepala sekolah (Kasek) di SMPN 44. Kini barbagai kasus pungutan liar (pungli) mulai bermunculan. Seperti di SMA Swasta YP Budi Agung Jalan Platina Raya Kecamatan Medan Marelan, dengan dalih lomba keindahan ruang kelas, para orangtua siswa dibebankan biaya untuk membeli cat sekolah, Selasa (1/10) kemarin.

Beberapa orang tua siswa yang menolak menyebut namanya mengaku, pungutan itu sangat membebani mereka. Padahal sebut mereka, sebelumnya pihak sekolah telah mendapatkan berbagai bantuan termasuk biaya siswa miskin dari pemerintah. Oleh karenanya para orangutan siswa mempertanyakan mengapa adanya pungutan lagi.

“Sudah terlalu sering Sekolah Budi Agung melakukan pengutipan tanpa adanya koordinasi dengan orangtua siswa. Sudahlah per hari siswa dipungut Rp1000 dengan alasan untuk uang kas, sekarang ada lagi pungutan buat beli cat dinding sekolah Rp10.000 per siswa. Inikan jelas sangat membebani kami,” ujar para orangtua siswa.

Pengecatan gedung dengan modus lomba memperindah ruang sekolah lanjut dia, seharusnya merupakan tanggungjawab pihak sekolah. Sebab selama ini anak-anak mereka yang menuntut ilmu di YP Budi Agung telah membayar biaya uang sekolah hampir mencapai Rp150 ribu per bulan. Belum lagi biaya membeli kebutuhan buku pelajaranya dan biaya les ekstra tambahan Rp350 ribu bagi siswa kelas tiga.

“Lucunya lagi ada pula pengutipan uang kas Rp1000 per siswa, kabarnya untuk biaya beli sepidol, penghapus dan sapu, sedangkan sisanya buat biaya perpisahan jika menjelang lulus nantinya. Ini sudah seperti akal-akalan pihak sekolah untuk melakukan pemerasan terhadap orantua siswa, belum lagi kalau siswa menunggak biaya buku pelajaran tidak bisa ikut ujian,” ungkapnya.

Dengan terjadi banyaknya pengutipan, para orangtua siswa mengancam akan menarik anak-anak mereka dari lingkungan sekolah YP Budi Agung untuk dipindahkan ke sekolah lain.”Untuk membayar uang sekolah, buku pelajaran dan biaya praktek saja sudah buat kami pusing. Sekarang ditambah lagi dengan adanya beban pengutipan seperti ini,” keluhnya.    

Sementara itu, Pembantu Kasek SMA YP Budi Agung, Sahlan saat dihubungi GS membenarkan adanya pengutipan terhadap para siswa buat biaya membeli cat gedung sekolah. Dia menyebutkan, pengutipan untuk kegiatan lomba memperindah ruangan sekolah merupakan kebijakan dari guru wali kelas siswa masing-masing.

“Ada, pengecatanya dilakukan hari ini (Minggu-red). Tapi itu merupakan kebijakan guru wali kelas, kalau kita hanya mengetahui saja. Uang yang terkumpul dipergunakan untuk membeli cat dan peralatan lainya,” kata, Sahlan.(Abu/Red/GS)

Posting Komentar

Top