0
LABUHAN  | GLOBAL SUMUT- Ribuan warga miskin yang hidup di sekitar bantaran sungai deli (DAS) persisnya di Lingkungan 19 Kelurahan Pekan Labuhan serta di Jalan Young Panah Hijau Kelurahan Labuhan Deli hingga kini masih menuntut lahan pindah agar mereka dapat mengosongkan rumah mereka demi terlaksananya pengerukan dan normalisasi aliran sungai deli. Rabu (30/10/2013).

Ribuan warga miskin di Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan dan Pekan Labuhan bakal menjadi tuna wisma jika pihak kontraktor PT Adi Karya memaksakan keendak meratakan rumah warga, padahal belum ada solusi yang diberikan pada warga
miskin untuk direlokasi pindah ke lahan lain yang lebih layak.

Bukannya warga tak setuju adanya pembangunan serta perbaikan aliran sungai namun jangan malah pembangunan ini justru menimbulkan masalah baru dengan mengorbankan kehidupan masyarakat nelayan yang sudah miskin, ironisnya ada warga hanya diberikan ganti rugi sebesar Rp 350 ribu saja dengan alasan sebagai uang paku.


"Kalau sekedar uang untuk membeli uang paku memang cukup bang, tapi mana mungkin uang segitu cukup untuk pindah, lalu kami yang miskin ini mau pindah kemana, bukankah pemerintah senantiasa mengadang-gadangkan akan membantu orang miskin, tapi nyatanya mana malah kami mau digusur tanpa berprikemanusiaan,"cetus Zainuddin Pangabean didukung sejumlah warga lainnya termasuk Bu Safrida dan Zamaluddin.

Menurut warga, disatu sisi warga menyaksikan melalui layar televisi para wakil rakyatnya yang duduk di kursi dewan mayoritas tertawa gembira setujui kenaikan BBM dengan kedok perubahan RAPBN, namun bersamaan dengan itu rakyat miskin di daerah ini terpaksa menanggis mengigil kedinginan akibat rumah tinggalnya digusur paksa dengan ganti rugi yang tak manusiawi.

"Kemana kami harus pindah bang, kalau mengandalkan uang ganti rugi hanya Rp 350 ribu sampai dimana uang segitu bang, sementara ongkos pindah dan rumah sewa saja udah jutaan, lagi pula kami sudah lama hidup dibantaran tanggul sungai deli ini karena memang kami miskin, tapi kenapa kami tak ada diberikan solusi agar kami bisa bertahan hidup,"keluh Safrida (45) dengan linangan air mata saat ditanyai wartawan.


Menyingkapi penderitaan masyarakat miskin itu, Saiful Pamar selaku caleg DPRD Kota Medan Dapil V Nomor Urut 4 dari Partai Nasdem mengaku sangat prihatin terhadap nasib ribuan warga yang masih hidup dibantaran sungai deli karena kemiskinan.

Menurutnya, warga miskin jangan justru ditambah beban deritanya, sebab doa orang yang teraniaya akan cepat dikabulkan Allah SWT untuk turunnya azab dan bencana, maka dari itulah dibutuhkan kearifan Pemerintah yang bijaksana dan bijaksini untuk melahirkan solusi yang win-win solution.
Maksudnya, tuntutan warga agar diadakannya lahan pindah maupun disediakannya rumah susun tersebut adalah hal yang wajar, sebab warga miskin juga manusia bukan binatang, kalau mindahkan binatang saja kita harus persiapkan kandang dan biayanya konon lagi manusia. Bukankah di
dalam Undang-undang dasar 1945 disebutkan di salah satu pasalnya bahwa fakir miskin dan anak terlantar merupakan tanggungjawab negara? Tanya Saiful yang telah sukses mengelar aksi blokir jalan Medan belawan sehingga jalan rusak itu kini telah diperbaiki.
"Kalau aspirasi warga ini diabaikan pihak kontraktor Adi karya maupun pihak BWS II maka ribuan warga miskin DAS akan mengelar aksi demo demi menuntut haknya, sebab kehadiran pembangunan sejatinya bukan untuk mengusik ketenagan warga namun justru sebaliknya adanya pembangunan demi peningkatan kesejahteraan, apalagi mau mengusur warga miskin tanpa ada solusinya,"ujar Saiful kembali mengingatkan.
Terpisah, hingga kini pihak pengawas proyek dari kontraktor PT Adi Karya sulit dikonfirmasi di kantornya yang terletak di Jalan Young Panah Hijau Kel.Labuhan Deli tersebut, sehingga belum dapat dimintai keterangannya terkait tak adanya plank proyek sehingga sampai saat ini warga masih bertanya-tanya berapa besar anggaran dari uang rakyat yang digunakan untuk proyek normalisasi tersebut.(salim/mdn)

Posting Komentar

Top