0
BELAWAN | GLOBAL SUMUT-Penutupan dan penimbunan paluh di wilayah Kecamatan Medan Belawan tumbuh bagaikan jamur di musim hujan. Penutupan itu tak lain untuk kepentingan pengusaha, akibatnya kota Belawan diserang banjir. senin (16/6/2014).
           
Tim globalsumut yang langsung turun ke lapangan menemukan sejumlah titik ruas jalan menuju kota Belawan terserang banjir, parahnya lagi jalan Sumatera yang menjadi pusat kota Belawan itu terendam banjir mencapai hampir ½ meter.
            Wilayah Belawan yang parah terendam banjir pasang laut diantaranya jalan PLTU Sicanang Belawan, Belawan Bahari (Bagian Rel KA dan daerah bawah jalan Tol-red), Pajak Baru Belawan Bahagia, Belawan-I, Belawan-II, dan yang paling parah daerah Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan.
            Banjir akibat air pasang di Belawan diperparah dengan banyaknya bangunan gudang ilegal. Begitu juga dengan pembangunan penumpukan peti kemas yang tak lagi mematuhi Tata Ruang dan Bangunan kota Medan. Anehnya Camat Medan Belawan seakan tak berdaya dengan pertumbuhan pembangunan gudang ilegal tersebut.
            Di Kelurahan Sicanang misalnya, paloh yang selama ini tempat penampungan air pasang ditimbun dan akan dijadikan penimbunan peti kemas serta pergudangan, sementara izinnya masih diragukan. Begitu juga dengan bangunan pergudangan di sisi kiri kanan jalan menuju PLTU (sebelum titi I-red), bangunan pergudangan yang dijadikan tempat penumpukan peti kemas berdiri di daerah padat penduduk. Selain hancurkan jalan, bangunan itu juga menghambat surutnya air pasang.
           Di kampung salam Kelurahan Belawan Bahagia, bangunan pembetonan dinding sedang berjalan. Bangunan itu juga menghambat surutnya air pasang. Hal yang sama juga terjadi di Kelurahan Belawan-I, Belawan-II, dan Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan, bangunan yang menggunakan paloh di wilayah kerja Camat Medan Belawan itu berdiri tanpa tersentuh hukum. Akibatnya hampir di seluruh titik perkampungan warga Belawan terserang banjir. [mn/bu/nur].   


Posting Komentar

Top