0
GLOBAL SUMUT.COM-Kemerosotan produksi pangan dalam negeri diduga kuat akibat menurunnya usia, produktivitas dan berkurangnya jumlah petani di Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah 80% petani Indonesia berusia di atas 50 tahun. Petani yang tersisa hanyalah petani tua. Rendahnya minat kelompok usia muda di sektor pertanian bukan fenomena baru, sudah sejak lama pertanian Indonesia dihadapkan pada situasi ini dan setiap tahun terus meningkat derajatnya.

“Berdasarkan nota kesepakatan Menteri Pertanian RI dengan KASAD beberapa waktu yang lalu, Babinsa dan para penyuluh pertanian dari Dinas Pertanian bahu membahu memberikan kegiatan penyuluhan. Pelibatan tenaga Babinsa ini lebih karena adanya kekurangan tenaga penyuluh pertanian yang dapat menjangkau sampai ke pelosok desa” kata Danramil Mojo Kapten Inf Supriyadi, Jumat 23 Oktober 2015.

Sesuai instruksi Dandim 0809/Kediri Letkol Inf Purnomosidi, seluruh Babinsa wajib mengoptimalkan SDM Pendorong Swasembada Pangan termasuk didalamnya PPL Pertanian, BPP Pertanian dan Mantri Pertanian.

 “Saya berkomitmen membantu Petani, kapanpun dan dimanapun, seperti yang bisa disaksikan saat ini, kami bersama masyaralat melaksanakan penggarukan tanah bekas tanam padi, guna dilanjutkan pada musim tanam berikutnya” ungkap Kapten Inf Supriyadi.

Lahan seluas 5 hektar milik masyarakat yang bergabung dengan Kelompok Tani Sumber Waras Desa Ngetrep Kecamatan Mojo, memiliki potensi yang cukup berharga bagi konstribusi pangan di daerah, khususnya Kecamatan Mojo. Pada saat panen sebelumnya, lahan seluas 5 hektar tersebut mampu menembus angka 37 ton gabah kering panen.

“Mari kita buktikan ,bahwa bangsa kita adalah bangsa yang besar, bangsa yang mampu mandiri dalam segala hal, tak terkecuali Kemandirian Pangan, tanpa campur tangan masyarakat dan peran aktifnya, kami tidak dapat berbuat apa-apa, kami sangat membutuhkan partisipasi masyarakat kapan dan dimana, guna mewujudkan Swasembada Pangan” pungkas Kapten Kapten Inf Supriyadi.(red)

Posting Komentar

Top