MEDAN
| GLOBAL SUMUT-Pasca Semakin tertekannya Ekonomi Tingkok yang
menyebabkan Sumatera Utara terkena imbas dari melemahnya perekonomian
negeri tirai bambu tersebut. Saat ini, neraca perdagangan Sumut goyah
gara-gara ekspor ke Tiongkok terus menurun. Sejak tahun 2015 lalu, angka
penurunan tersebut bahkan selalu di atas 20%. Penurunan kinerja ekspor
yang paling signifikan terjadi pada CPO dan karet yang merupakan
komoditas unggulan Sumut di pasar ekspor.
Ketua
Kamar Dagang Industri Sumatera Utara, Ivan Batubara mengatakan Ekspor
dan impor yang memiliki substansi terkait CPO, Karet, dan perekonomian
juga harus ditumpangi dengan bertambahnya nilai ekspor yang akan sulit
tercapai untuk meningkat di tahun ini. Ivan menambahkan, Meski
permintaan dari Tiongkok mengalami penurunan, neraca perdagangan tak
terlalu berpengaruh karena tertolong ekspor ke negara-negara tujuan baru
itu. Selama ini, selain Tiongkok, Sumut juga masih mengandalkan ekspor
ke India dan Amerika. Meski dalam dua bulan terakhir mulai naik, ekspor
ke dua negara tersebut sejak awal tahun juga cenderung menurun karena
tekanan perlambatan ekonomi global.
Sekretaris
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut Laksamana Adyaksa
mengungkapkan Sumatera Utara harus mencari peluang-peluang lain selain
Tiongkok untuk meningkatkan Ekspor. Ia menambahkan untuk efek jangka
panjang, langkah menyasar pasar baru memang memberi dampak yang sangat
baik. Namun, untuk saat ini Sumut juga perlu meningkatkan kinerja ekspor
ke negara-negara yang telah memiliki hubungan dagang dengan Sumut, baik
di Asia, Amerika maupun Eropa.
Ekonomi
India dan Amerika sendiri saat ini mulai berangsur pulih setelah
diterpa dampak tekanan ekonomi global. Industri-industri di sana juga
mulai meningkatkan aktivitas meski belum maksimal. Begitupun, hal itu
bisa menjadi motivasi tersendiri bagi Sumut untuk menutup kekurangan
akibat lemahnya ekspor ke Tiongkok.
Selain
itu, pemerintah juga perlu memerhatikan masalah ini agar dirangkum
dalam paket kebijakan ekonomi. Masalah perizinan dan pelayanan di
pelabuhan perlu menjadi perhatian karena masalah tersebut kerap
menghambat kinerja ekspor. Eksportir-eksportir baru pun sulit berkembang
karena masalah ini.
Laksamana
Adyaksa menambahkan Pemerintah harus menyasar pada minat beli
masyarakat sebab jika permintaan bertambah maka daya beli masyarakat
akan suatu barang akan bertambah.
“coba
pemerintah menyasar minat beli. 250 juta rakyat indonesia bisa berperan
dalam minat beli itu” ucap laksamana Adyaksa (Ulfah)
Posting Komentar
Posting Komentar