MARELAN | GLOBAL SUMUT - Nasib malang dialami Erviyani (32) Warga Negara Indonesia
(WNI) yang merantau ke negeri jiran Malaysia pernah menjadi seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) kini tinggal nama, Kamis siang tadi (30/05/2013) jenazahnya dibawa dengan mobil gratis partai Golkar tiba
di rumah duka Jalan Young Panah Hijau Gang Kenanga 2 Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan langsung disholatkan di Mushollah Al-Ikhlas sebelum disemayamkan.

Kehadiran jenazah Erviyani ke kampung halamannya membuat warga kaget sehingga puluhan warga sontak melihat prosesi pensholatan jenazah di dalam Mushollah, warga bilang, korban sejak tamat SMA telah menjadi TKI di Malaysia dan kabarnya telah menikah disana tapi anaknya meninggal, belakangan entah bagaimana mendadak ia dikabarkan sakit keras hingga baru kali ini jenazahnya pulang kampung.

Suasana duka masih tampak menyelimuti keluarga Irvan Alek (57) selaku orang tua korban, ia tak banyak berbicara saat ditanyai seputar kematian anaknya di negeri tetangga tersebut, namun ia hanya bisa
berpasrah dan mengucapkan rasa terima kasihnya saat pemulangan jenazah anaknya dibantu orang yang mengaku dari LSM Tim Investigasi penyelamat aset negara (TIPAN RI) yakni Bu Erniyati, SE sehingga ia sebagai orang tak punya merasa terbantu dan tak terbebani biaya.

"Katanya anak saya meninggal di Hospital Malaysia karena menderita sakit paru-paru, saya juga diperkenankan melihat wajah jenazah anak saya sebelum dimakamkan serta kami ada menerima sejumlah surat dari konjen Malaysia maupun surat keterangan yang menerangkan anak saya meninggal memang karena sakit,"kata orangtua korban saat ditemui langsung di kediamannya.

Alek mengaku, belakangan anak cewek paling besar dari 5 bersaudara ini dikabari sudah menikah dengan rekan kerjanya semasa di Malaysia bernama Hamzah, seorang warga bangladesh, namun yang sangat dikesalkan Alek, kenapa suaminya itu tega berbohong padanya mengabari kalau Erviyani telah dikebumikan di Malaysia.

Padahal nyatanya jenazah anaknya sudah seminggu disana dan baru dipulangkan dengan pesawat terbang, lagi pula nomor HP suami anaknya itu kini sudah tak lagi bisa dihubungi terkesan sudah tak
bertangungjawab lagi.Ungkap Alek yang tampak sesekali deraian airmatanya tak terbendung lagi menetes sembari memperlihatkan sejumlah foto anaknya saat berada kerja di Malaysia.

"Sejak Erviyati tak lagi kerja karena sakit di Malaysia, Kini tak ada lagi yang menanggung biaya sekolah adik-adiknya dan hidup kami, biasanya setiap ia gajian tetap mengirimkan uang buat biaya bagi kami disini, kini saya tinggal bersama adik-adiknya sedangkan ibu kandung Erviyati telah terlebih dahulu meninggal dunia,"kenang orangtua korban sedih.

Benarkah Erviyani Tewas Karena Sakit di Malaysia ?

Erviyani (32) cewek asal Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan dikabarkan tewas akibat penyakit yang dideritanya, namun para warga disana antara percaya dan enggak, pasalnya korban diketahui selama ini
bekerja rajin di Malaysia di salah satu perusahan perakitan elektronik akantetapi belakangan pasca menikah dengan pemuda warga bangladesh tak lain adalah rekan kerjanya malah karir Erviyani mundur bahkan ia
terpaksa pulang kampung ke Medan dalam kondisi mengandung hingga akhirnya baru 28 hari kelahirannya bayinya meninggal.

Merasa curiga, akhirnya wartawan mengunjungi kediaman orangtua Erviyani, persisnya di Gang Kenanga 2 Lingkungan VII Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan.Disana sudah ada sejumlah warga dan Irvan Alek (57) selaku ayah kandung korban bersama adik-adik korban terduduk lemas diselimuti suasana duka yang mendalam.

Sepintas lalu memang, seperti tak ada orang kemalangan sebab di depan rumah tak tampak tenda terpasang namun hanya sejumlah bangku dan sofa yang sudah agak robek dikeluarkan di depan rumah.Silahkan masuk pak,? sapa orangtua korban Erviyani saat menyambut kehadiran awak media.

Setelah memperkenalkan diri dan turut mengucapkan duka cita yang mendalam barulah orangtua Erviyani bercerita, mulai sejak kecil erviyani hingga beranjak dewasa memburu ringgit Malaysia bekerja sebagai TKI setamat SMA, apalagi penghasilan orangtua Erviyani sebagai seorang pedagang keliling hanya pas-pasan saja.

Sejak Erviyani merantau sebagai TKI di negeri tetangga itulah, biaya hidup serta biaya sekolah adik-adik korban sangat terbantu, "Kakak sejak kerja memang sering kirim uang buat biaya sekolah dan hidup kami
disini bang", jawab adik Alm.Erviyani yang masih berstatus SMA Kls 1 di Hangtuah Belawan tersebut.(Abu/GS)