0

BELAWAN | GLOBAL SUMUT-Belawan International Container Terminal (BICT), Terminal Kontainer terbesar di luar pulau Jawa yang dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau Pelindo I, terus melakukan pengembangan pelabuhan secara berkelanjutan. Setelah fokus pada peningkatan produktivitas dan investasi peralatan, saat ini sedang fokus melakukan pengembangan kapasitas pelabuhan. Dalam waktu dekat, BICT akan menambah panjang dermaga 700 meter untuk mendorong peningkatan handling peti kemas dari 1,2 juta TEUs menjadi 2 juta TEUs per tahun.


Kualitas pelayanan di BICT dalam kecepatan dan ketepatan pelayanan bongkar muat peti kemas ekspor impor di Terminal Internasional telah mendapat apresiasi dari perusahaan pelayaran internstional. “Hal ini karena peningkatan kinerja pelayanan bongkar muat di BICT dengan rata-rata produktivitas 32 B/S/H (Box/Ship/Hour) dan waktu pelayanan kapal (TRT) kurang dari 2 hari,” jelas M. Eriansyah, Humas Pelindo I.Menurut Eriansyah, penambahan fasilitas dan peralatan serta peningkatan kinerja adalah wujud komitmen Pelindo I dalam menyediakan infrastruktur terbaik bagi pelanggan dan terus memastikan BICT sebagai bagian integral dalam mendukung pertumbuhan perdagangan di Indonesia bagian barat khususnya di Sumatera. 
Terkait dengan jaminan ketepatan pelayanan, Eriansyah menambahkan BICT telah membuat kontrak Service Level Agreement (SLA) dengan 8 perusahaan untuk kepastian Fixed Berthing Windows yang mengatur tentang kepastian jaminan pelayanan (produktivitas, kepastian berthing), reward & punishment dan minimum troughput yang harus dipenuhi.
Kedelapan perusahaan yang telah membuat kontrak Service Level Agreement (SLA) dengan BICT adalah Mediterranean Shipping Company (MSC), Maersk Line, Orient Overseas Container Line (OOCL), Hub Line, Samudra Indonesia, Bintika Bangunusa, Multi Mitra Baruna, dan Caraka Tirta Perkasa. “Bahkan dalam waktu dekat, dua Main Line Operator (MLO) yang merupakn perusahaan Internasional berkelas dunia yaitu Evergreen dan K’Line juga akan menandatangani kesepakatan SLA, ini membuktikan bahwa BICT semakin diakui oleh seluruh pengguna jasa nasional maupun internasional”, kata Eriansyah.
Belum lama ini, Duta Besar Thailand dan Kementerian Perindustrian Thailand mengunjungi meninjau langsung kesiapan BICT sebagai destinasi impor produk holtikultura maupun terhadap kegiatan penanganan bongkar muat kontainer. “Kunjungan ini terkait dengan kebijakan pemerintah tentang pintu masuk impor buah dan produk holtikultura dimana Pelabuhan Belawan sebagai salah satu dari destinasi impor produk holtikultura. Dalam hal ini, BICT telah menambah kapasitas fasilitas refeer plug. Saat ini tersedia Refeer plug sebanyak 144 point untuk internasional dan 36 point untuk domestik,” jelas Eriansyah.
Untuk jaminan keamanan dan keselamatan di pelabuhan, pada tanggal 17 Juli 2012, telah dilakukan peresmian pemasangan Radiasi Portal Monitor (RPM) di BICT. Pemasangan RPM ini merupakan hasil kordinasi antara IAEA ( International Atomic Energy Agency) dibawah EU (European Union) serta Kementerian Keuangan yaitu Bea Cukai dan Kementerian Perhubungan yaitu Syahbandar yang dinisiasi oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) sebagai lembaga yang mengawasi penggunaan, penguasaan dan pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia. “RPM merupakan sebuah peralatan yang mampu mendeteksi bahan nuklir dan zat radioaktif tertentu yang terdapat dalam kontainer yang dilaluinya tanpa perlu membuka kontainer terlebih dahulu. Penempatan bantuan RPM di Pelabuhan Belawan merupakan yang pertama dengan pertimbangan arus lalu lintas pelabuhan laut dari alur Internasional Selat Malaka yang memang sangat tinggi,” jelas Eriansyah.
Untuk standarisasi system, BICT pada akhir tahun lalu telah memperoleh sertifikasi ISO 14001:2004 dari Lembaga Internasional PT. SUV Nord Indonesia. Sertifikat ini merupakan komitmen Pelindo I untuk menjalankan bisnis kepelabuhanan secara bertanggung jawab, aman dan berkelanjutan serta memperhatikan aspek lingkungan. Selain itu juga BICT sudah compliance dengan peraturan kemanan internasional yaitu International Ship and Port Facility Security (ISPS) Code.
Sementara untuk penghargaan yang diterima, pada tahun ini BICT menerima penghargaan karena terobosan dalam peningkatan kinerja pelayanan dari Kementerian BUMN. “Penghargaan Kategori Individu II “Perbaikan Turn Round Time di Pelabuhan Belawan, diserahkan langsung oleh Dahlan Iskan, Menteri BUMN (Badan Usaha Milik Negara),” jelas Eriansyah.
Tahun lalu, BICT menerima penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Tingkat Nasional 2012 terhadap prestasi nihilnya kecelakaan kerja (zero accident).
Untuk mendukung kemudahan dan kelancaran proses bongkar muat dan pemeriksaan oleh Bea Cukai, saat ini di BICT telah dilengkapi dan disediakan lokasi di Terminal Internasional berupa areal seluas 23.118 m2 khusus sebagai areal behandle pemeriksaan peti kemas impor, yang bertujuan untuk mendukung kegiatan pemeriksaan oleh bea cukai dan kinerja bongkar muat BICT.
“jadi untuk menilai kelayakan suatu unit bisnis bukanlah dari persepsi yang menjadi wacana melainkan dari prestasi dan pengakuan yang telah diakui dan dirasakan oleh masyarakat maupun pengguna jasa nasional maupun internasional serta asosiasi yang terkait, Ujar Eriansyah menanggapi tanggapan dari beberapa pihak terhadap BICT beberapa waktu yang lalu.

Posting Komentar

Top