
“Saat
ini kontribusi perdagangan dunia masih didominasi oleh kawasan Asia
khususnya Asia Tenggara dan China. Perdagangan inter-regional mencapai
41% dari total perdagangan dunia dimana 80% diantaranya terjadi di
Asia,” tambah Bambang.
“Dengan
kapasitas yang ada, pelabuhan dikawasan Asean harus tetap berkembang,
trend utilisasi di beberapa Negara Asean seperti Singapura, Thailand dan
Vietnam proyeksi tahun 2008 hingga 2017 terlihat positif dan terus
menaik. Dan itu merupakan momentum dari beberapa pelabuhan di kawsan
Asean tersebut utuk menargetkan ekspansi kapasitas dengan target yang
sangat signifikan, misalnya Pelabuhan Singapura dengan kapasitas saat
ini mencapai 29,9 Juta Teus/tahun merencanakan ekspansi
kapasitas sebesar 55 Juta Teus/tahun di Tahun 2018, Pelabuhan Laem
Chabang di Thailand saat ini mencapai 10,5 Juta Teus/thn merencanakan
kapasitas sebesar 18 Juta Teus/thn di 2015 dan Indonesia melalui
pelabuhan Tanjung Priok menargetkan kapasitas sebesar 11 Juta Teus/thn
di tahun 2017 dari angka 5,9 Juta Teus/thn pada saat ini. Pencanangan
Program MP3EI merupakan momentum yang sangat tepat, dan diharapkan dapat
mendukung pengembangan infrastruktur terutama dibidang Pelabuhan di
Indonesia”, Jelas Bambang Eka ,
Pelindo
I melalui pelabuhan-pelabuhan yang berada dikawasan Barat Indonesia
terutama di Sumatera Utara yang berhadapan langsung di Selat Malaka,
menyatakan siap dan optimis menyambut trend pertumbuhan dan
pencanangan Asean Economic Community (AEC) yang akan dilakkukan pada
tahun 2015. Mengingat potensi kekayaaan di Sumatera khususnya Sumatera
Utara yang berpotensi menjadi provinsi terkaya ketiga di Indonesia
dengan sumber daya alamnya setelah Provinsi Kalimantan Timur dan Riau.
Indikator makro Sumatera Utara menunjukan perkembangan positif tiap
tahunnya serta tingkat pertumbuhan ekonomi Sumut sejalan dengan
pertumbuhan ekonomi Nasional. Gambaran makro tersebut mereflesikan
pertumbuhan industri yang cukup positif. Pertumbuhan Industri manufaktur
tersebut tentu akan meningkatkan kebutuhan akan jasa kepelabuhanan,
khususnya terminal petikemas untuk mendukung distribusi produk industri
di Hinterland.
“Pelabuhan
Belawan sebagai pintu gerbang perekonomian Indonesia Bagian Barat dan
merupakan pelabuhan laut terbesar diluar Jawa harus mampu dan siap
mengantisipasi serta mendorong pertumbuhan hinterland dimaksud”, Ujar Bambang.
“Untuk
pelabuhan Belawan telah disiapkan Skema Pengembangan, yaitu dengan
“Urgent Program” (tahun 2010-2012) dengan tujuan kepada peningkatan
Produktivitas dan Kapasitas, dimana telah terlihat dengan jelas
perkembangan signifikan pada peningkatan pelayanan seperti produktivitas
bongkar muat yang meningkat dari 18 B/C/H menjadi 25 B/C/H dan Turn Round Time (TRT)
kapal berkurang dari 7-8 hari menjadi 1,5-2,5 hari saja. Skema
selanjutnya yaitu “Optimalizaton Program” (2013-2014) yang bertujuan
terjadinya peningkatan kapasitas sebesar 800.000 Teus/thn sehingga Total
Kapasitas menjadi 2 Juta Teus/thn dan peningkatan kualitas layanan dari
Panamax Size menjadi Post Panamax Size. Skema ini memprogramkan
penambahan Dermaga sepanjang 700 m dari semula 950 m yang
terbagi atas 2 paket pembangunan, yang masing-masing sepanjang 350 m.
Ditargetkan jadwal pelaksanaannya pada akhir tahun ini. Untuk Program
pembangunan ini MasterPlan telah mendapat pengesahan dari Menteri
Perhubungan dengan Nomor PM 21 tahun 2012 tanggal 12 April 2012, lalu
sudah ada Izin Pengembangan dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
Kementerian Perhubungan dengan Nomor BX-365/PP 008 tanggal 30 Mei 2013
serta AMDAL yang telah disahkan oleh Menteri KLH dengan nomor 312 tahun
2013 tanggal 2 September 2013. Dan untuk skema selanjutnya
yaitu “Expansion Program” (2013-2015) yang merupakan program Pelabuhan
Kuala Tanjung sebagai Hub Port Indonesia” tambah Bambang.
“Selain
pelabuhan-pelabuhan tersebut, Pelindo I dalam menyongsong Asean
Economic Community (AEC) 2015 dan juga merupakan sudah menjadi rencana
pengembangan yang telah diprogramkan, telah merencanakan pengembangan
Terminal Petikemas Perintis yaitu di Pelabuhan Malahayati, Dumai,
Tanjungpinang/sei kolak kijang Kepulauan Riau dan Gunung Sitoli di Nias
untuk mendukung 2 (dua) Terminal Peti kemas yang telah dimiliki Pelindo I
sebelumnya yaitu Belawan Internasional Container Terminal (BICT) dan
Terminal Petikemas Perawang di Pekanbaru, Riau, “ jelas Bambang
mengakhiri penjelasannya.
Sementara ACS Humas Pelindo I, M. Eriansyah menambahkan
bahwa pada Munas II ASDEKI tersebut juga menghadirkan pembicara lainnya
yaitu, Direktur PUM Pelindo IV Makassar, Pasoroan Herman Harianja dan
Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha Sucofindo, Rudianto. Munas II
Asdeki tersebut dibuka oleh Wakil Gubernur Sumatera Utara, H.T Ery
Nuradi dan diikuti oleh Pengurus Asdeki seluruh Indonesia.
Posting Komentar
Posting Komentar