0
MEDAN | GLOBAL SUMUT-Potensi masa depan pengembangan pelabuhan Indonesia bukan berada di pulau jawa melainkan berada di Bagian Barat Indonesia tepatnya pelabuhan di Kuala Tanjung, yang berada di Sumatera Utara dan pelabuhan Bitung yang berada di Timur Indonesia. Dan hal ini jelas merupakan program yang telah di tetapkan Presiden RI yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2012 Tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional” demikian ujar Dirut Pelindo I, Bambang Eka Cahyana yang hadir sebagai pembicara pada saat Musuawarah Nasional II Asosiasi Depo Kontainer Indonesia (ASDEKI) yang digelar pada hari Jumat tanggal 4 Oktober 2013 di Medan.
“Saat ini kontribusi perdagangan dunia masih didominasi oleh kawasan Asia khususnya Asia Tenggara dan China. Perdagangan inter-regional mencapai 41% dari total perdagangan dunia dimana 80% diantaranya terjadi di Asia,” tambah Bambang.
“Dengan kapasitas yang ada, pelabuhan dikawasan Asean harus tetap berkembang, trend utilisasi di beberapa Negara Asean seperti Singapura, Thailand dan Vietnam proyeksi tahun 2008 hingga 2017 terlihat positif dan terus menaik. Dan itu merupakan momentum dari beberapa pelabuhan di kawsan Asean tersebut utuk menargetkan ekspansi kapasitas dengan target yang sangat signifikan, misalnya Pelabuhan Singapura dengan kapasitas saat ini mencapai 29,9 Juta Teus/tahun merencanakan ekspansi kapasitas sebesar 55 Juta Teus/tahun di Tahun 2018, Pelabuhan Laem Chabang di Thailand saat ini mencapai 10,5 Juta Teus/thn merencanakan kapasitas sebesar 18 Juta Teus/thn di 2015 dan Indonesia melalui pelabuhan Tanjung Priok menargetkan kapasitas sebesar 11 Juta Teus/thn di tahun 2017 dari angka 5,9 Juta Teus/thn pada saat ini. Pencanangan Program MP3EI merupakan momentum yang sangat tepat, dan diharapkan dapat mendukung pengembangan infrastruktur terutama dibidang Pelabuhan di Indonesia”, Jelas Bambang Eka ,
Pelindo I melalui pelabuhan-pelabuhan yang berada dikawasan Barat Indonesia terutama di Sumatera Utara yang berhadapan langsung di Selat Malaka, menyatakan siap dan optimis menyambut trend pertumbuhan dan pencanangan Asean Economic Community (AEC) yang akan dilakkukan pada tahun 2015. Mengingat potensi kekayaaan di Sumatera khususnya Sumatera Utara yang berpotensi menjadi provinsi terkaya ketiga di Indonesia dengan sumber daya alamnya setelah Provinsi Kalimantan Timur dan Riau. Indikator makro Sumatera Utara menunjukan perkembangan positif tiap tahunnya serta tingkat pertumbuhan ekonomi Sumut sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Nasional. Gambaran makro tersebut mereflesikan pertumbuhan industri yang cukup positif. Pertumbuhan Industri manufaktur tersebut tentu akan meningkatkan kebutuhan akan jasa kepelabuhanan, khususnya terminal petikemas untuk mendukung distribusi produk industri di Hinterland.
“Pelabuhan Belawan sebagai pintu gerbang perekonomian Indonesia Bagian Barat dan merupakan pelabuhan laut terbesar diluar Jawa harus mampu dan siap mengantisipasi serta mendorong pertumbuhan hinterland dimaksud”, Ujar Bambang.
“Untuk pelabuhan Belawan telah disiapkan Skema Pengembangan, yaitu dengan “Urgent Program” (tahun 2010-2012) dengan tujuan kepada peningkatan Produktivitas dan Kapasitas, dimana telah terlihat dengan jelas perkembangan signifikan pada peningkatan pelayanan seperti produktivitas bongkar muat yang meningkat dari 18 B/C/H menjadi 25 B/C/H dan Turn Round Time (TRT) kapal berkurang dari 7-8 hari menjadi 1,5-2,5 hari saja. Skema selanjutnya yaitu “Optimalizaton Program” (2013-2014) yang bertujuan terjadinya peningkatan kapasitas sebesar 800.000 Teus/thn sehingga Total Kapasitas menjadi 2 Juta Teus/thn dan peningkatan kualitas layanan dari Panamax Size menjadi Post Panamax Size. Skema ini memprogramkan penambahan Dermaga sepanjang 700 m dari semula 950 m yang terbagi atas 2 paket pembangunan, yang masing-masing sepanjang 350 m. Ditargetkan jadwal pelaksanaannya pada akhir tahun ini. Untuk Program pembangunan ini MasterPlan telah mendapat pengesahan dari Menteri Perhubungan dengan Nomor PM 21 tahun 2012 tanggal 12 April 2012, lalu sudah ada Izin Pengembangan dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan dengan Nomor BX-365/PP 008 tanggal 30 Mei 2013 serta AMDAL yang telah disahkan oleh Menteri KLH dengan nomor 312 tahun 2013 tanggal 2 September 2013. Dan untuk skema selanjutnya yaitu “Expansion Program” (2013-2015) yang merupakan program Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai Hub Port Indonesia” tambah Bambang.
“Selain pelabuhan-pelabuhan tersebut, Pelindo I dalam menyongsong Asean Economic Community (AEC) 2015 dan juga merupakan sudah menjadi rencana pengembangan yang telah diprogramkan, telah merencanakan pengembangan Terminal Petikemas Perintis yaitu di Pelabuhan Malahayati, Dumai, Tanjungpinang/sei kolak kijang Kepulauan Riau dan Gunung Sitoli di Nias untuk mendukung 2 (dua) Terminal Peti kemas yang telah dimiliki Pelindo I sebelumnya yaitu Belawan Internasional Container Terminal (BICT) dan Terminal Petikemas Perawang di Pekanbaru, Riau, “ jelas Bambang mengakhiri penjelasannya.
Sementara ACS Humas Pelindo I, M. Eriansyah menambahkan bahwa pada Munas II ASDEKI tersebut juga menghadirkan pembicara lainnya yaitu, Direktur PUM Pelindo IV Makassar, Pasoroan Herman Harianja dan Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha Sucofindo, Rudianto. Munas II Asdeki tersebut dibuka oleh Wakil Gubernur Sumatera Utara, H.T Ery Nuradi dan diikuti oleh Pengurus Asdeki seluruh Indonesia.

Posting Komentar

Top