0
PALUTA | GLOBAL SUMUT-Aksi unjuk rasa ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Dewan Pengurus Pusat Ikatan Mahasiswa Padang Lawas Utara (DPP IMA PALUTA) sempat ricuh dan diwarnai dengan aksi bakar ban hingga saling dorong serta adu mulut antara mahasiswa dengan aparat kepolisian dan personil Satpol PP Paluta di halaman kantor Bupati Padang Lawas Utara/Paluta, Jumat (12/9).
Saat orasi didepan kantor Dinas PU dan PE Paluta, mahasiswa mendesak untuk bertemu dengan Kepala Dinas PU Paluta, untuk dimintai pertanggung jawaban terhadap banyaknya proyek yang tidak tepat sasaran, dikerjakan asal jadi dengan kualitas yang tidak sesuai dengan pagu anggaran serta banyaknya dugaan program yang fiktif berdasarkan LKPJ Bupati Paluta tahun 2012.
Namun saat melakukan orasi, Kadis PU Paluta sedang tidak berada di kantornya karena sedang ada pertemuan, seakan tidak percaya mahasiswa sempat ngotot masuk ke dalam kantor dan sempat terjadi aksi saling dorong dengan pihak keamanan.Karena kecewa, mahasiswa melanjutkan aksi demo ke halaman kantor bupati Paluta dan menuntut untuk bertemu dengan Bupati Paluta dan meminta Bupati Paluta untuk mengevaluasi kinerja Kadis PU Paluta.
Setelah melakukan orasi, massa hanya ditemui oleh Asisten I Pemkab Paluta Amas Muda Hasibuan dengan alasan Bupati sedang tidak berada di kantor, namun pihak mahasiswa tidak percaya kalau bupati sedang tidak masuk kantor serta menolak pertemuan dengan Asisten I dan terus berteriak agar Bupati Paluta mau keluar untuk menemui mereka.
Suasana sempat memanas saat massa mencoba untuk memasuki kantor bupati secara paksa , aparat kepolisian yang dibantu oleh Satpol PP Paluta membentuk blokade dan sempat terjadi aksi saling dorong dan adu mulut antara mahasiswa dan pihak keamanan, karena tidak sanggup menembus blokade pihak keamanan, akhirnya massa hanya melakukan orasi dan menyampaikan tuntutan mereka di halaman kantor Bupati Paluta.
Koordinator aksi Hendra Rambe dan koordinator lapangan Julfian Harahap saat melakukan orasi dihalaman kantor Bupati Paluta menuntut  Bupati Paluta Drs Bachrum Harahap untuk mengevaluasi kinerja Kadis PU Paluta dan meminta kepada penegak hukum Sumatera Utara agar membuka mata terhadap segala bentuk persoalan korupsi yang ada di Kabupaten Paluta.
“Kita menuntut aparat penegak hukum di Sumut, khususnya kejaksaan Gunung Tua yang baru dirubah statusnya menjadi Kejaksaan Negeri agar membuka mata lebar-lebar terhadap segala bentuk persoalan korupsi di daerah Kabupaten Paluta yang kita cintai ini,” teriaknya.
Salah satu yang tertulis dalam LKPJ Bupati Paluta tahun 2012 adalah biaya membongkar dan perbaikan bangunan yang terkena pelebaran jalan jurusan Simpang Portibi-Jembatan Aek Batang Pane Kecamatan Padang Bolak yang menelan biaya 1,5 Milyar dan sampai hari ini belum ada realisasi atas program tersebut.
Selain itu mahasiswa juga meminta Kadis PU dan PE Paluta agar bertanggung jawab atas proyek yang diduga asal jadi dan tidak sesuai dengan pagu anggaran diantaranya peningkatan jalan jurusan Sungai Durian-Naga Rundeng senilai 2 Milyar yang bersumber dari Bantuan Daerah Bawahan (BDB) tahun 2013 dan proyek peningkatan jalan jurusan Sidikkat-Batu Tambun Kecamatan Padang Bolak senilai 3 Milyar yang diduga dikerjakan asal jadi/mark up serta masih banyak lagi proyek lainnya yang bermasalah.
Koordinator aksi lainnya, Nuamir Habibi Tanjung juga sempat meneriakkan bahwa mereka mencabut dukungan terhadap Bupati Paluta sebagai kepala daerah yang tidak mau mendengarkan aspirasi mahasiswa yang menginginkan perubahan yang lebih baik.
“Kita menyatakan secara lisan bahwa kita mencabut dukungan terhadap Bupati Paluta sebagai kepala daerah yang tidak mau mendengarkan aspirasi kita sebagai generasi penerus bangsa,” ucapnya.
Kecewa karena Bupati Paluta tidak mau menjumpai mereka, mahasiswa membubarkan diri dengan tertib, namun sebelumnya mereka mengatakan bahwa akan kembali melakukan aksi unjuk rasa dengan massa yang lebih besar hingga Bupati Paluta mau menjumpai mereka dan apabila diperlukan, mereka akan melakukan sweeping terhadap kantor Bupati Paluta.
Terpisah, Ketua Umum DPP LSM GEMPAR SUMUT Aman Sudirman Harahap, Jumat (12/9)kepada wartawan mengatakan bahwa dirinya mendukung aksi tersebut selama itu bertujuan untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik dan diharapkan untuk tidak anarkis dalam melakukan aksi.
“Sah-sah saja mereka menyampaikan aspirasinya selama itu bertujuan untuk perubahan ke arah yang lebih baik dan tidak bersikap anarkis, dan seharusnya pihak Pemda pun harus mau menyambutnya dengan baik karena itu bertujuan untuk kebaikan daerah kita juga,”  pungkasnya.(M.Siregar/Paluta)

Posting Komentar

Top