![]() |
Presiden Jokowi memeriksa pasukan pada upacara HUT Bhayangkara, di Mako Brimob, Depok, Rabu (1/7) |
GLOBAL
SUMUT-Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta praktik “mafia hukum” di
kepolisian atau yang lebih dikenal sebagai ”makelar kasus” segera
diberantas. Permintaan ini disampaikan oleh Presiden Jokowi dalam
amanatnya pada upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Bhayangkara
ke-69 di Markas Komando (Mako) Brimob Kelapa Dua, Depok, Jabar, Rabu
(1/7).
Presiden
juga meminta agar pemberantasan segala bentuk kejahatan perlu dilakukan
secara tegas dan profesional untuk menjamin kepastian hukum dan rasa
keadilan masyarakat.
Selain
itu, Presiden Jokowi juga mendorong Polri meningkatkan kemampuannya
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
digunakan untuk kejahatan.
“Polri harus mampu menggunakan taktik dan teknik dengan didukung teknologi yang tepat,” tegas Presiden.
Dalam
acara yang dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Panglima TNI
Jenderal Moeldoko, dan sejumlah menteri Kabinet Kerja itu, Presiden
Jokowi menekankan, Polri harus bisa memenuhi rasa keadilan masyarakat
karena masih adanya penegakan hukum yang tidak memenuhi rasa keadilan
masyarakat, terutama terhadap kelompok marjinal dan rentan.
Hal
penting lainnya dalam pemberantasan kejahatan, kata Presiden Jokowi
sebagaimana disampaikan Tim Komunikasi Presiden Teten Masduki dalam
siaran persnya Rabu (1/7) siang, Polri juga perlu melakukan sinergi dan
kerjasama dengan aparat penegak hukum dan pemangku kepentingan lainnya,
termasuk dukungan masyarakat.
Presiden
Jokowi juga mengingatkan Polri mengenai tantangan tugas yang semakin
berat dan kompleks di masa mendatang. “Persoalan sosial akan semakin
dinamis sebagai dampak globalisasi. Tindak kejahatan akan semakin
beragam dan memanfaatkan teknologi informasi dengan dimensi yang semakin
luas,” tutur Presiden.
Pada
kesempatan itu, Presiden Jokowi tak lupa menyampaikan terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada anggota Polri yang dengan penuh
kesungguhan bertugas di daerah pedalaman, di wilayah perbatasan, di
wilayah terpencil, di pulau-pulau terdepan, serta yang sedang mengemban
misi internasional di luar negeri. “Mereka telah membuat bangga bangsa
Indonesia di dalam maupun di dunia internasional,” ujarnya.
Banyak
Berperan Presiden Jokowi mencatat, sepanjang sejarah pengabdiannya
kepada masyarakat, bangsa dan negara, Polri telah banyak berperan
memberikan sumbangsih yang sangat besar dalam upaya pemeliharaan
keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum serta perlindungan,
pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.
Beragam
pengalaman itu, lanjut Presiden Jokowi, tentunya menjadikan Polri
lebih terampil dan matang dalam mengemban tugas untuk mewujudkan dan
memelihara situasi yang kondusif bagi kelancaran pembangunan nasional
untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Meski
begitu, Presiden Jokowi meminta kepada seluruh jajaran Polri agar terus
membenahi diri melalui Reformasi Birokrasi Polri di segala bidang, agar
dampak positifnya bisa dirasakan masyarakat.
Menurut
Presiden, masih banyak masukan, berupa komplain dari masyarakat terkait
pelayanan Polri maupun dalam penegakan hukum. Ia mengingatkan, komplain
dari masyarakat yang disampaikan baik melalui media maupun secara
langsung merupakan masukan yang berarti bagi Polri untuk mengukur
sejauhmana penerimaan masyarakat atas pelaksanaan tugas Polri dan
sebagai wujud kepedulian masyarakat terhadap Polri.
“Berbagai masukan tersebut harus digunakan untuk perbaikan dan koreksi terhadap apa yang dikeluhkan masyarakat,” pinta Jokowi.
Di
akhir sambutannya, Presiden mengingatkan tentang program “Revolusi
Mental” yang sudah dicanangkan Pemerintah dan 11 program prioritas
Polri. Presiden berharap program tersebut harus benar-benar
dilaksanakan, bukan sekadar formalitas semata. “Harus ada hasil nyata
yang dirasakan sebagai suatu perubahan yang positif konstruktif,” kata
Presiden.
Tampak
hadir dalam upacara peringatan HUT Bhayangkara itu anatar lain Wakil
Presiden Jusuf Kalla beserta Ibu Mufidah Kalla, Menko Polhukam Tedjo
Edhy Purdijatno, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, Panglima TNI Jenderal
Moeldoko, Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto, dan pejabat lain. (01)
Posting Komentar
Posting Komentar