TANJUNG
MORAWA | GLOBAL SUMUT-Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara (Sumut) Ir H
Tengku Erry Nuradi MSi optimis persoalan kemacetan kendaraan di Jalan
Lintas Sumatera yang menghubungkan Binjai menuju Tebing Tinggi akan
tuntas pada 2017 mendatang.
Hal
itu dikemukakan Tengku Erry Nuradi usai meninjau tiga titik pembangunan
jalan tol Binjai menuju Tebing Tinggi bersama perwakilan kontraktor dan
pelaksana pembangunan jalan tol, Kamis (9/7/2015).
Turut
dalam peninjauan Direktur Utama (Dirut) PT Jasa Marga Kualanmu Tol Agus
Suharianto, Kepala Bidang Pengadaan Lahan PT Jasa Marga Kualanamo Tol
Fainir Sitompul, Suryadi, Agus Kholiq dan sejumlah perwakilan kontraktor
lainnya.
Tinjuan
pertama, rombongan melihat proses penimbunan dan pengerasan jalan tol
Binjai-Medan di kawasan pintu tol Jl Fatmawati, Binjai. Pembangunan ruas
tol menghubungkan Binjai dengan Kota Medan sepanjang 16 km ini
ditargetkan akan selesai pada 2016 mendatang.
Kemudian
rombongan meninjau ruas jalan tol Kualanamo menuju Lubuk Pakam. Proses
pembangunan saat ini sedang berlangsung, termasuk pembangunan play over
melintasi jalan utama menuju Bandara Kualanamo International Airport
(KNIA).
Selanjutnya,
rombongan meninjau pembangunan jalan tol ruas Tanjung Morawa-Parbarakan
menuju Bandara KNIA. Proses pembangunan jalan tol terus dikebut agar
tuntas sesuai target.
Dalam
kesempatan itu, Tengku Erry Nuradi menyatakan rasa optimis pembangunan
jalan tol yang menghubungkan Binjai menuju Medan akan tuntas pada 2016
mendatang. Demikian juga pembangunan jalan tol ruas Tanjung Morawa
menuju KNIA dan Lubuk Pakam akan tuntas pada tahun yang sama.
“Lintas
Binjai, Medan, hingga Tanjung Morawa merupakan jalur dengan tingkat
kepadatan yang tinggi. Dengan selesainya jalur tol Binjai hingga Lubuk
Pakam, akan mengurangi kemacetan di jalur lintas Sumatera,” ujar Erry
optimis.
Berdasarkan
data Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Sumut terhadap permintaan
pembuatan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) tercatat mencapai 200 ribu
pertahun atau sekitar 700 STNK perhari.
“Itu
artinya, pertumbuhan volume kendaraan di Sumut sangat tinggi. Sementara
ketersediaan jalan lintas yang ada tdak mengalami penambahan signifikan
hingga mengakibatkan kemacetan,” jelas Erry.
Dengan
terealisasinya jalan tol Binjai-Medan sepanjang 16 km, Tanjung Morawa
hingga Lubuk Pakam, akan memberikan efesiensi dalam jarak dan lama
tempuh.
“Tidak
itu saja, hal positif lain, jalan tol juga akan menjadi pemicu dalam
perkembangan daerah karena akses yang lancar,” sebut Erry.
Sementara
ruas jalan tol Lubuk Pakam menuju Tebing Tinggi akan tuntas pada 2017
mendatang. Salah satu kendala yang masih dihadapi saat ini adalan
pembebasan lahan.
“Ruas
tol Binjai menuju Tebing Tinggi sepanjang lebih kurang 200 km. Untuk
keseluruhan ruas yang direncakan dilintasi jalan tol Binjai hingga
Tebing Tinggi, pembebasan lahan telah rampung 83 persen. Sebagain lagi
masih dalam proses. Untuk itu, Pemerentah Provinsi Sumatera Utara
berharap seluruh elemen masyarakat dapat berpartisipasi dalam membantu
proses pembebasan lahan jalur tol,” harap Erry.
Erry
juga menyatakan, tingkat kepadatan arus lalu-lintas di Sumut terjadi
sepanjang jalan Binjai menuju Tebing Tinggi. Akibat kemacetan, lama
tempuh dari 2 jam molor menjadi 3 jam.
“Jika
jalan tol sudah selesai, Binjai menuju Tebing Tinggi hanya butuh 2 jam
saja. Ini akan membantu masyarakat dalam hal efisiensi waktu dan jaminan
kelancaran akses jalan,” tambah Erry.
Sementara
Staff Dirjen Jasa Marga, Fainir Sitompul mengatakan, kondisi pembebasan
lahan Medan Binjai telah terealisasi mencapai 70 persen. Sementara
sisanya diharapkan akan tuntas tahun 2015 ini hingga PT Utama Karya
sebagai pihak pelaksana dapat melaksanakan pembangunan sesuai target di
tahun 2016.
Khusus
ruas tol Medan menuju Kualanamu kemudian Tebing Tinggi, pembebasan
lahan telah mencapai 83 persen. Pembesan ini terbagi atas dua tahap
yakni dari Tanjung Morawa menuju Bandara Kualanamo akan ditangani
bantuan loan China, kemudian Simpang Parbarakan hingga Tebing Tinggi
akan ditangani oleh Jasa Marga.
“Pembebasan
lahannnya kita upayakan akan diselesaikan tahun 2015 ini juga. Dengan
demikian, pelaksana tidak terkendala dalam pembangunan,” ujar Fainir.
Perwakilan
PT Jasa Marga, Suryadi mengatakan, jalan tol Binjai menuju Tebing
Tinggi khusus didesain untuk kecepatan minimal 80 km per jam. Sementara
dengan kondisi jalan Negara yang tersedia ditambah dengan tingginya
volume kendaraan, kecepatan pacu kendaraan hanya mampu sekitar 40 sampai
50 km per jam.
“Lajimnya,
jarak tempuh dari Tanjung Morawa menuju Bandara Kualanamu mencapai 45
menit, setelah jalan tol selesai dapat ditempuh hanya 15 menit saja,”
ujar Suryadi.
Pembangunan
jalan tol ruas Tanjung Morawa menuju Kualanamo dilaksanankan PT Jasa
Marga Kualanamu Tol sepanjang 44 km dengan kontrak yang telah
ditandangani pada Juni 2015 lalu. Sedangkan ruas tol Tajung Morawa
menuju Tebing Tinggi mencapai 61 km.
“Ruas
tol Tanjung Morawa menuju Lubuk Pakan ditargetkan akan selesai pada
2016 dan Lubuk Pakam menuju Tebing Tinggi selesai 2017. Sementara ruas
tol Parbarakan menuju Bandara Kualanamo sepanjang 17 km dilaksanakan
dari loan China.
Dari
ruas tol Lubuk pakam menuju Tebing Tinggi akan dibangun 5 pintu tol
yakni di pintu masuk Lubuk Pakam, Perbaungan, Teluk Mengkudu, Sei Rampah
dan pintu tol Tebing Tinggi.
“Pintu
tol yang tersebar di sejumlah titik akan memudahkan masyarakat
mengakses jalan tol. Tentu jalur masuk menuju jalan tol juga akan kita
siapkan dalam rangkaian pembangunan jalan tol utama,” jelas Suryadi.
Direktur
Utama (Dirut) PT Jasa Marga Kualanmu Tol, Agus Suharianto mengatakan,
sejauh ini pembangunan jalan tol ruas Tanjung Morawa hingga Lubuk Pakam
tidak mengalami kendala berarti baik kontruksi maupun penyiapan jalan
masyrakat yang melintasi persilangan jalan tol (overpass dan underpass).
“Kita
menyiapkan jalan bagi masyarakat untuk melintasi dari atas atau bawah
tol agar akses masyarakat tidak terganggu dengan adanya jalan tol.
Alhamdulillah, masyarakat sangat mendukung pembangunan jalan tol,” jelas
Agus. (red)
Posting Komentar
Posting Komentar