MEDAN
| GLOBAL SUMUT Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Ir
H Tengku Erry Nuradi MSi mendorong PT Batang Gadis Hidro Energy untuk
serius dalam membangun pembangkit tenaga listrik guna memenuhi kebutuhan
listrik di Sumut.
Harapan
tersebut dikemukan Tengku Erry Nuradi saat menerima audiensi manajemen
PT Batang Gadis Hidro Energy di ruang kerjanya lantai 9 kantor Gubernur
Sumut, Jl Diponegoro Medan, Rabu (2/9/2015).
Hadir
dalam audiensi Direktur PT Batang Gadis Hidro Energy W Siregar,
Direktur Teknik Markus Straubb, anggota Sutan Irwansyah, Irman, Tumpal
dan Azmi Juli SH. Sementara Plt Gubernur Sumut didampingi Kadis
Pertambangan dan Energi Sumut Eddy Salim, Ka BPPT Sumut Sarmadan
Hasibuan dan mewakili Kepala BPMP Sumut Irwan Effendy dan Mimim
Rangkuty.
Dalam
kesempatan itu, Erry menegaskan, izin pembangunan pembangkit listrik
yang telah dikeluarkan Menteri BUMN harus segera direalisasikan. Dengan
demikian, Sumut secara perlahan memiliki peluang keluar dari krisis
listrik berkepanjagan seperti selama ini.
“Kita
menyayangkan, sejumlah perusahaan telah mendapat ijin dari menteri
BUMN, namun pembangunan pembangkit tak kunjung selesai dalam dua tahun.
Lebih miris, bahkan kita mendengar ada pihak yang menjual izin tersebut
kepada pihak lain. Tindakan ini merugikan masyarakat Sumatera Utara yang
terus berharap ketersediaan daya listrik,” tegas Erry.
Erry
menjelaskan, sebanyak 153 perusahaan telah mengajukan proposal
pembangunan pembangkit listrik Mini Hydro dengan total daya mencapai
1.053 Megawatt. Dari jumlah itu, hanya 4 pembangkit yang telah
beroperasi dengan daya 28,3 Megawatt.
“Saat
ini ada 12 unit pembangkit yang masih dalam proses konstruksi dengan
perkiraan daya 100 Megawatt. Selebihnya belum ada kelanjutannya.
Dari
keseluruhan unit Mini Hydro yang mengajukan proposal, sebanyak 14 unit
dengan total daya 151 Megawatt telah melakukan proses kesepakatan
jual-beli dengan PLN dengan sistem Power Purchase Agreements (PPA).
Namun unit pembangkit tersebut juga masih dalam proses konstruksi.
“Ada
20 unit yang kini masih dalam proses PPA dan pengurusan izin Menteri
BUMN dengan total daya 138 Megawatt dan 84 unit lainnya dengan total
daya 634 Megawatt masih dalam tahapan pengajuan proposal,” jelas Erry.
Erry
juga mengimbau kontraktor dalam pembangunan pembangkit listrik harus
memiliki persiapan finansial yang kuat, penguasaan teknis dan memahami
benar kondisi lapangan agar proyek berjalan lancer. Jika tidak,
pembangunan pembangkit listrik akan mengalami kendala. Akibatnya, izin
yang telah dikeluarkan, akan sia-sia. “Pemprov Sumut juga akan mendorong
dengan mengeluarkan kewenangan memberikan rekomendasi. Tetapi hal yang
utama adalah kesiapan dari pengusaha dan pihak kontraktor, terutama
finansial dan teknis,” sebut Erry.
Kepada
manajemen PT Batang Gadis Hydro Energy, Erry juga berpesan agar
membangun komitmen serius dalam menyiapkan pembangkit listrik di Sumut.
Dengan demikian, masyarakat dan investor tidak lagi mengalami kendala
dalam mendapatkan pasokan listrik.
Sementara
Direktur PT Batang Gadis Hydro Energy, W Siregar menyatakan komitmennya
membangun pembangkit listrik tenaga Mini Hydro dengan tujuan membantu
mengatasi krisis listrik di Sumut. PT Batang Gadis Hydro Energy
merupakan bagian dari 116 perusahaan yang terdaftar di Perusahaan
Listrik Negara (PLN) dengan potensi daya kurang lebih 1000 Megawatt.
“Kita
mendapat informasi, dari 116 perusahaan yang terdaftar, baru 4
perusahaan yang beroperasi dengan kontribusi daya kurang lebih 35
Megawatt,” sebut Siregar.
Kendala terbesar dalam membangun pembangkit listrik adalah persoalan perizinan, pembebasan lahan dan masalah pembiayaan.
“Kami
berharap Pemprov Sumut dapat membantu agar rencana pembangunan
pembangkit listrik Mini Hydro PT Batang Gadis Hydro Energy dapat
terealisasi. Kami mohon dukungan,” harap Siregar. (red)
Posting Komentar
Posting Komentar