MEDAN
LABUHAN | GLOBAL SUMUT-Keberangkatan 22 Kepala sekolah bersama dengan
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) TK dan SD Disdik Kecamatan Medan
Labuhan Hj Minda Triana SPd pada Sabtu (26/9/2015) lhingga sampai
hari Selasa, (29/9/2015) lalu, dengan plesiran ke Bali dan Lombok,
akhirnya menuai kecaman dari Aktifis dan LSM Berani (bersatu anak
negeri).
Pasalnya
perjalanan para kepala sekolah tersebut yang dipimpin oleh Ka.UPTnya
sendiri itu, dilakukan saat sedang masuk sekolah (tidak
libur).
"Itu layak untuk diusut, sebenarnya mereka kesana
itu dalam rangka apa, atau hanya sekedar jalan-jalan saja, dan juga
perlu di usut juga dana mereka itu untuk kesana siapa yang membiayainya,
sebab bukan tidak mungkin mereka itu kita duga memakai anggaran sekolah
menginggat lemahnya pengawasan yang dilakukan insyansi atau dinas
terkait terhadap penggunaan anggaran operasional sekolah". Ujar Abd.
Rahman selaku Ketua DPP LSM Berani saat ditemui Media ini. Senin
(26/10).
"Untuk
itu kami akan segera menyurati Kadis pendidikan Kota Medan dan
Inspektorat dengan tembusan Plh. Walikota Medan, apakah seorang PNS
bebas sesuka hati mereka untuk pergi berlibur dengan tujuan yang belum
tentu jelas apa tujuannya", tambahnya.
Sementara
itu, hal senada juga diucapkan oleh Husein Hutagalung SH Yang dikenal
krirtis di medan utara, kalau memang benar mendapat ijin dari kadis
mereka, lantas apa yang menjadi tujuan mereka kesana, apalagi saat hari
sekolah dan sumnber dana mereka dari mana. Ujar Husein.
"Kalau
ternyata kepergian mereka tidak resmi tanpa ada ijin dari dinas dan
sumber pembiayaannya dari mana, ini dapat mencerminkan hal yang buruk
kepada Ka. UPT-Ka. UPT yang lainnya." Ujar Husein Hutagalung.
Ka.
UPT Medan Labuhan, Hj. Minda Triana ketika dikonfirmasi melalui pesan
singkat (sms) via teleponnya mengatakan, itu semua dana mereka sendiri,
semua aman ijin buat mereka ada dan lagi sudah sebulan berlalu, kenapa
dipermasalahkan, ujarnya.
Ketika
ditanya kembali, dalam rangka apa keberangkatan 22 oknum kepala sekolah
tersebut apalagi keberangkatan mereka plesiran ke Bali dan Lombok
dilakukan saat hari sekolah, Ka. UPT yang membawahi 26 SDN dan 23 SD
Swata tersebut tidak menjawabnya lagi.
Informasi
lain yang berhasil dihimpun Media ini dari sumber lain mengatakan,
bahwa Ka.UPT Medan Labuhan tersebut juga kerap melakukan pemotongan
sebesar 6 persen kepada setiap guru yang akan melakukan pinjaman di
koperasi dari jumlah pinjaman, bahkan gaji guru-guru disana juga
dikabarkan sering ditahan-tahan oleh Bendahara Ka.UPT Medan Labuhan.
(red)
Posting Komentar
Posting Komentar