
Rekor
MURI dan Rekor Dunia gaun dengan motif terbanyak ini berlangsung dalam
acara meresmikan Rumah Tenun Ulos Kota Medan oleh Menteri Tenaga Kerja
Hanif Dhakiri dan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumatera Utara (Sumut)
Ir H Tengku Erry Nuradi MSi di Jl AR Hakim Gg Pendidikan No 130 Medan,
Kamis (10/12/2015).
Hadir
dalam acara tersebut isteri Menaker Marifah Hanif Dhakiri, isteri Plt
Gubernur Sumut Evi Diana Erry, Kepala Perwailan Bank Indonesia Wilayah
IX Sumut-Aceh Difi A Johansyah dan istri Mutia Difi Johansyah, pengelola
Rumah Ulos Medan Robert Sianipar, Putri Pariwisata Sumut yang juga
Runner Up Putri Indonesia 2014 Dani wulandari, designer Elisa Farah Pane
dan sejumlah undangan lainnya.
Dalam
kesempatan itu, Menaker menyatakan, ulos dan songket merupakan kekayaan
budaya yang harus terus dilestarikan karena bagian dari adat dan budaya
nasional.
“Kalau
tidak kita, siapa lagi. Tidak mungkin orang asing yang memperkenalkan
budaya kita. Kita sering abai hingga dunia tidak melik budaya kita,”
sebut Hanif.
Rumah
Tenun Ulos, sebut Hanif, bagian dari upaya melestarikan sekaligus
mengenalkan budaya nasional kepada dunia internasional. Dengan demikian,
budaya bangsa dapat bersaing dengan budaya negara lain.
“Kita harus membuat packagjng yang menarik untuk mendapatkan perhatian. Jika tidak, kita akan tertinggal,” saran Hanif.
Menaker
Hanif juga mengatakan, Kementerian Tenagakerja terus berupaya
menodorong tumbuhnya berbagai bidang usaha masyarakat. Tujuannya tidak
lain adalah menumbuhkan UKM, membuka lapangan pekerjaan baru dan
membantu meingkatkan perekonomian penenun lokal.
“Rumah Tenun Ulos ini sangat menarik menjadi pilihan yang bisa dikunjungi wisatawan ke Medan,” ujar Hanif.
Tetapi,
sebut Hanif, tingkat produksi yang belum efisien menjadi problem
tersendiri. Untuk itu, pemasaran ulos dapat menggunakan digital ekonomi
atau e-commerce.
Sementara Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumatera
Utara (Sumut) Ir H Tengku Erry Nuradi MSi mengatakan, penghargaan rekor
MURI dan Rekor Dunia tersebut diharapkan dapat memacu semangat para
perajin ulos untuk terus berkarya dan berinovasi dalam menghadirkan
produk berkualitas.
Pemerintah
Provinsi (Pemprov) Sumut, akan bersinergi dengan para perajin dalam
mengenalkan produk ulos dan songket ke dunia internasional.
Tidak lupa Tengku Erry Nuradi menyatakan apresiasi kepada Bank Indonesia yang telah memprakarsai berdirinya Rumah Ulos Medan
“Rumah
Tenun Ulos setidakkya menjadi salah satu langkah strategis dalam upaya
pelestarian ulos. Manfaat ganda lainnya, dapat kesempatan lapangan kerja
bagi masyarakat,” sebut Erry. Tenun ulos dan songket adalah budaya
leluhur yang patut dibanggakan dan dilestarikan. Awalnya menjadi
komoditas adat, dan semakin berkembang menjadi produyk fashion.
Menurutnya, agar produk tenun dan songket bisa go internasional, dengan
dukungan teknologi.
Erry
juga mengimbau agen perjalanan (travel agen) dapat menjadikan Rumah
tenun Ulos Medan sebagai salah satu destinasi wisata di Kota Medan.
Kepala
Perwailan Bank Indonesia Wilayah IX Sumut-Aceh Difi A Johansyah
mengatakan, Kota Medan memiliki sejumlah icon yang khas, diantaranya
Istana Maimun, Mesjid Raya, Tugu PDAM Tirtanadi, gedung Balaikota lama,
rumah Tjong A Fie dan sejumlah bangunan bersejarah lainnya. Tetapi Rumah
Tenun Ulos layak menambah icon Kota Medan.
“Meski
banyak icon, kita terus berupaya menambah icon lain. Para wisatawan
tidak akan bingung lagi mencari ulos di Kota Medan. Sehingga terlihat
keragaman Sumatera Utara yang lain. Mari kita gali bersama icon-icon
lain,” ajak Difi.
Difi
juga berharap, manajemen Gaurda Indonesia turut berperan aktif dalam
upaya mengenalkan ulos ke dunia internasional. Salah satunya adalah
dengan menggunakan motif ulos atau songket pada design pakaian
pramugari.
“Penumpang tentu akan mengenal ulos karena dikenakan para pramugari,” harap Difi.
Pengelola
Rumah Tenun Ulos, Robert Sianipar mengatakan, seluruh ulos yang dijual
merupakan hasil tenunan perajin ulos tradisional.
“Kita
berharap dengan adanya Rumah Tenun Ulos ini, tingkat perekonomian para
perajin ulos tradisional meningkat,” harap Sianipar.
Rumah Tenun Ulos sendiri didominasi tiga warna utama yakni hitam, merah dan putih yang merupakan warna khas ulos Batak.
Persemian
Rumah Tenun Ulos dimeriahkan dengan pagelaran tarian dari berbagai
etnik diantaranya tarian khas Tapanuli Utara (Taput), Tapanuli Tengah
(Tapteng), Toba, Mandiling, Karo dan tarian khas Melayu.
Puncak
acara dimeriahkan dengan peragaan busana gaun etnit paduan 104 motif
ulos dan songket Sumut oleh Putri Pariwisata Sumut yang juga Runner Up
Puteri Indonesia Dani wulandari, buah karya designer Elisa Farah Pane.
(RHD)
Posting Komentar
Posting Komentar