PADANGSIDIMPUAN
| GLOBAL SUMUT-Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Ir H
Tengku Erry Nuradi MSi berharap 7 kabupaten/kota di wilayah Tapanuli
Bagian Selatan (Tabaksel) bersinergi dan saling dukung dalam merumuskan
rencana pembangunan strategis.
Harapan
itu dikemukakan Tengku Erry Nuradi saat membuka kegiatan Pra Musyawarah
Rencana Pembangunan (Musrembang) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
Sumut tahun 2017 Zona II, dengan tema Sinergitas Pembangunan dlaam
Meningkatkan Daya Saing di Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di
Auditorium Kampus IAIN di Padangsidimpuan, Senin (7/3/2016).
Hadir
dalam acara tersebut Walikota Padangsidimpuan Andar Amin SSTP MSi,
Bupati Mandailing Natal (Madina) Drs Dahlan Hasan Nasution SE, Bupati
Tapanuli Selatan (Tapsel) Syahrul Pasaribu, Bupati Tapanuli Tengah
(Tapteng) Sukran Jamilan Tanjung, Bupati Padang Lawas (Palas) Tongku
Sutan Oloan, Wakil Bupati Padanglawas Utara (Paluta) Riskon Pane,
anggota DPRD Sumut H Burhanuddin, mewakili Dandim 0212/TS Mayor Rabani,
Waka Polres Padangsidimpuan Kompol Drs Tongku Pane, Sekda Pemko
Padangsidimpuan Drs H Zulfendi MM, sejumlah Muspida Pemkot
Padangsidimpuan dan jajaran SKPD setempat.
Turut
hadir jajaran SKPD Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut diantaranya
Kepala Bappeda Sumut, Kepala Dinas (Kadis) Bina Marga, Kadis PSDA, Kadis
Kelautan, Kadis Kehutanan, Kepala BPPT Sumut, Kepala Perpustakaan
Sumut, Kepala BPBD Sumut, Kepala Bakorluh Sumut.
Dalam
kesempatan itu, Erry menegaskan, Pra Musrembang tidak sebatas mengimpun
aspirasi dan harapan pemangku kepentingan terhadap prioritas dan
sasaran pembangunan di Sumut pada tahun 2017 mendatang, tetapi lebih
luas yakni menjadi masukan terhadap RKPD Sumut dengan pendekatan
teknokrat, partisipatif dan buttom up planning.
RKPD
Sumut tahun 2017 memiliki kedudukan strategis dan merupakan RKPD
keempat dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Sumut
tahun 2013-2018.
“Oleh
karena itu, saya berharap agar kegiatan ini tepat sasaran dalam rangka
mewujudkan visi misi Sumatera utara tahun 2013-2018 yakni menjadi
provinsi yang berdaya saing menuju Sumatera Utara yang sejahtera,” harap
Erry.
Berdasarkan
hasil evaluasi terhadap kinerja makro ekonomi dan sosial di Sumut tahun
2015, sekaligus mempertimbangkan sasaran utama pembangunan nasional
dalam rangka mendukung prioritas, sasaran utama pembangunan di Sumut
tahun 2017 yakni, sasaran pertama; pencapaian target pertumbuhan ekonomi
sebesar 5,75 persen. Sasaran kedua; penurunan angka pengangguran
menjadi 5 persen sampai 5,75 persen. Sasaran ketiga; penurunan angka
kemiskinan menjadi 9,31 persen dan sasaran keempat; laju inflasi
diharapkan stabil pada kisaran 4,0 persen.
Erry
juga menyatakan, rencana pembangunan Sumut harus sesuai dengan 9 agenda
prioritas Nawacita yakni menghadirkan kembali negara untuk melindungi
segenap bangsa dan memberi rasa aman kepada seluruh warga negara,
membangun tata kelola pemrintahan yang bersih, efektif, demokratis dan
terpecaya.
Nawacita
yang ketiga yakni membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah- daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Sedang Nawacita
keempat yakni memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi
sistem dan penegakan hokum yang bebas korupsi, bemartabat dan terpecaya.
Demikian
juga Nawacita kelima yakni meningkatkan kualitas hidup manusia dan
masyarakat Indonesia, keenam; meningkatkan produktivitas rakyat dan daya
saing di pasar internasional. Kemudian Nawacita ketujuh; mewujudkan
kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sector-sektor strategis ekonomi
domestik, melakukan revolusi karakter bangsa dan Nawacita kesembilan
adalah memperteguh kebhinnekaan dan meperkuat restorasi sosial.
Selanjutnya,
Erry menyatakan strategi pembangunan nasional terdiri dari tiga dimensi
pembangunan berkelanjutan yakni pertama; dimensi pembangunan manusia
meliputi pembangunan dalam bidang pendidikan, kesehatan, perumahan dan
mental (karakter). Dimensi Pembangunan kedua; dimensi pembangunan sector
unggulan meliputi pembangunan dalam bidang kedaulatan pangan,
kedaulatan energy dan ketenagalistrikan, kemaritiman dan kelautan,
pariwisata dan industry. Sedang dimensi pembangunan berkelanjutan yang
ketiga adalah dimensi pemerataan dan kewilayahan meliputi antar kelompok
pendapatn, antarwilayah desa, pinggiran, luar Jawa dan kawasan timur
Indonesia.
“Hal
ini perlu didukung oleh kondisi sosial, politik, hukum dan keamanan
yang stabil sebagai persyaratan pembangunan yang berkualitas. Harus ada
kepastian dan penegakan hukum, ekamanan dan ketertiban, politik dan
demokrasi serta keempat adalah tatakelola dan reformasi birokrasi,” ujar
Erry.
Erry
menilai, untuk mencapai sasaran pembangunan, dibutuhkan dukungan Pemrov
Sumut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab), Pemerintah Kota (Pemko),
masyarakat, pelaku dunia usaha, pihak perguruan tinggi dan media lainnya
untuk mendorong tingkat keberhasilan. Sedangkan yang menjadi isu
strategis dalam pembangunan di Sumatera Utara di Zona II yakni meliputi
Kota Padangsidimpuan, Kota Sibolga, Kabupaten Madina, Tapsel, Tapteng,
Tapteng, Palas dan Paluta yakni berdasarkan letak wilayah Zona II yang
sebagian besar merupakan wilayah pemekaran dari Kabupaten Tapsel. Dari
sisi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada tahun 2014 yakni 67,38, masih
berada di bawah IPM Sumut sebesar 68,87.
“Untuk
itu, agar diakselerasi pembangunan tiga aspek yakni ekonomi, pendidikan
dan kesehatan. Dari ketiga aspek ini, aspek kesehatan perlu mendapat
perhatian serius mengingat masih rendahnya indeks kesehatan di Zona II
ini,” harap Erry.
Isu
strategis berikutnya adalah tingkat kemiskinan yang masih tinggi,
sehingga diperlukan upaya keras untuk mengentaskan kemiskinan.
Persentase penduduk miskin di Kabupaten Madina mencapai 9,28 persen,
Tapsel 10,74 persen, Tapteng 14,47 persen, Paluta 9,6 persen, Palas 8,03
persen, Kota Sibolga 12,26 persen dan penduduk miskin di
Padangsidimpuan tercatat 8,52 persen.
Isu
strategis lainnya yakni tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten
Madina 5,78 persen, Tapsel 5,91 persen, Tapteng 4,98 persen, Paluta 5,01
persen, Palas 5,95 persen, Kota Sibolga 10,25 persen dan Kota
Padangsidimpuan 6,96 persen.
“Isu
strategis di Zona II juga mengenai infrastruktur dasar yang masih
minim, terutama fasilitas jalan dan jembatan serta sarana irigasi
pertanian. Saat ini panjang jalan nasional yang dalam kondisi mantap
sebesar 73,92 persen. Sedangkan untuk jalan provinsi 70,69 persen,”
papar Erry.
Sarana
layanan irigasi yang menjadi kewenangan Sumut baru 64,9 persen. Selain
jalan dan irigasi, dukungan pembangunan bandara perintis seperti yang
akan dibangun di kecamatan Bukit Malintang, Madina. Selain itu, perlu
dukungan untuk pembangunan Pelabuhan Palimbungan di Desa Palimbungan,
Kecamatan Batahan, Kabupaten Madina.
Isu
strategis lain yakni masih rendahnya produktivitas pertanian, belum
optimal pengolahan produk unggulan daerah dan harga komoditi sector
pertanian yang terus berfluktuatif.
“Tidak
lupa isu strategis mengenai masih rendahnya pengembangan sektor
pariwisata seperti pengembangan cagar budaya Candi Portibi dan Komplek
Kuburan Tua di kawasan Barus. Demikian juga dengan pengembangan
destinasi wisata Danau Siais di Tapsel, wisata pantai Mursala di Tapteng
dan sejumlah lokasi wisata lainnya di wilayah pantai barat Sumatera,”
ujar Erry.
Lebih
lanjut Erry menyatakan, isu strategis yang tidak kalah penting untuk
dibahas adalah pengembangan potensi pertambangan emas, perak dan
turunannya. Demikian juga dengan pengembangan energy baru terbarukan,
baik yang bersumber dari tenaga air maupun pans bumi. “Jangan lupa, isu
strategis tentang konservasi Sumber Daya Alam (SDA) dan keragaman hayati
untuk mewujudkan kelestarian lingkungan hidup dengan fokus terhadap
pembangunan berkelanjutan seperti pengembangan kawasan Taman Nasional
Batang Gadis,” tambah Erry.
Tindakan
yang harus dilakukan dalam menyikapi kondisi tersebut, ujar Erry,
adalah dengan menentukan prioritas terhadap penanganan permasalahannya,
baik oleh pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota di Zona II.
Berdasarkan
isu strategis tersebut, Pemrov Sumut pada tahun 2017 mendatang
memberikan prioritas perhatian pembangunan di Zona II yakni; peningkatan
aksebilitas dan kualitas pendidikan melalui pembangunan sarana
prasarana pendidikan yang terfokus pada pengembangan pusat pendidikan
tinggi maupun universitas serta peningkatan kualitas tenaga pendidik.
“Perhatian
pembangunan di Zona II juga peningkatan aksebilitas dan pelayanan
kesehatan terutama penurunan angka kematian bayi dan ibu melahirkan
melalui usaha preventif dan promotif. Selain itu, pembangunan saran
prasarana kesehatan seperti pembangunan rumah sakit rujukan untuk
wilayah pantai barat,” tambah Erry.
Hal
yang tidak boleh terlupakan adalah peningkatan infrastruktur dan
pengembangan wilayah mendukung daya saing perekonomian. Salah satunya
adalah menjadikan Kota Padangsidimpuan menjadi kota jasa. Pengembangan
pedesaan menjadi perkotaan, peningkatan wilayah kepulauan melalui
pengingkatan kualitas jalan, perumahan rakyat, pemenuhan energy dan air
bersih, pelayanan perizinan melalui Program Pelayanan Terpadu Kecamatan
(Paten) dan mewujudkan smart province.
Peningkatan
daya saing produk pertanian juga perlu mendapat prioritas perhatian.
Demikian juga dengan produk kelautan dan perikanan memalui hilirisasi
industry pertanian, standarisasi produk unggulan daerah dan perkebunan
yang memberikan nilai tambah ekonomi dan kesejahteraan rakyat, melalui
peningkatan penguasaan ilmu pengetahuan dan penerapan teknologi tepat
guna, inovasi dan kreativitas serta pembangunan jalan produksi dan jalan
usaha tani.
“Zona
II juga tidak boleh melupakan perhatian terhadap peningkatan ekonomi
kerakyatan melalui pembersayaan koperasi, UMKM, isndustri rumahtangga,
agribisnis dan pengembangan pasar tradisional, terminal agribisnis dan
pasar induk serta pengembangan pasar modern berbasis kerakyatan dan
produk local,” jelas Erry.
Perluasan
kesempatan kerja dan peningkatan kesejahteraan rakyat melalui
penciptaan lapangan kerja dan mendorong tumbuhnya pengusaha muda dan
pemula. Begitu juga peningkatan taraf hidup masyarakat dalam rangka
mengurangi kemiskinan dan mendorong kebijakan nasional di daerah.
“Berbagai
prioritas perhatian pembangunan tersebut, harus terintegrasi dalam
koneksi kewilayahan melalui harmonisasi antara rencana pembangunan
dengan rencana tata ruang, baik ditingkat nasional, provinsi hingga
kabupaten dengan memperhatikan aspek lingkungan hidup,” tegas Erry.
Pemerintah
pusat telah menyusun rencana tingkat nasional tahun 2017 menetapkan
Money Follow Programe. Tujuannya agar tidak terjadi duplikasi
penganggaran dan adanya institusi unit kerja penanggungjawab setiap
sasaran 9 Program Nawavcita dalam 3 Dimensi dan 4 Kondisi Perlu.
“Oleh
karena itu, saya mengharapkan RKPD Sumut tahun 2017 juga mendukung
program nasional di daerah disamping mewujudkan capaian sasaran kinerja
provinsi,” pesan Erry.
Dalam
kesempatan itu, Erry juga berharap Pra Musrembang RKPD Sumut 2017 Zona
II menelurkna inovasi baru melalui pembahasan perzona wilayah
pembangunan. RKPD Sumut tahun 2017 Zona II tidak hanya merumuskan
kebutuhan pembangunan, tetapi juga dapat bersinergi.
“Saya
minta, SKPD Provinsi agar mempersiapkan draft listing program dan
kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun 2017 perzona wilayah
pembangunan. Dalam pembahasan program kegiatan agar seluruh pihak pro
aktif sehingga nantinya akan dihasilkan program kegiatan yang
berorientasi pada visi misi Sumatera Utara dan Nawacita dalam dimensi
kewilayahan,” pesan Erry.
Sebelum
memukul gong sebagai tanda dibukanya Pra Musrembang RKPD Sumut 2017
Zona II di Auditorium IAIN Padangsidimpuan, Erry tegas berpesan agar
dalam merumuskan kesepakatan program dan kegiatan agar lebih arif dan
adil serta menghilangkan ego sektoral untuk meningkatkan kesempatan
kerja serta mengurangi kemiskinan dan kesenjangan antarwilayah dengan
orientasi memacu pertumbuhan ekonomi.
Sementara
Walikota Padangsidimpuan, Andar Amin menyatakan rasa bangga karena
Sidimpuan dipercaya menjadi tempat pelaksanaan Pra Musrembang RKPD Sumut
tahun 2017 Zona II.
“Ini
merupakan kebanggaan bagi kami karena dipercaya menjadi tuan rumah
dalam merumuskan rencana pembangunan di Sumut, khusus wilayah Zona II,”
ujar Andar.
Andar
juga menyatakan, akan mengusulkan rencana pembangunan Kota
Padangsidimpuan yang bersinergi dengan Kabupaten/Kota di pesisir pantai
barat Sumatera. (RHD)
Posting Komentar
Posting Komentar