MEDAN
| GLOBAL SUMUT-Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Tengku Erry Nuradi
mengatakan bulan suci Ramadan merupakan momentum yang tepat untuk
meningkatkan kualitas iman, memperkuat ketaqwaan kepada Allah SWT.
Dengan
Ramadhan tak hanya menimbulkan rasa cinta kepada keadilan dan persamaan
derajat umat manusia. Saat inilah memperbanyak amalan serta mempererat
hubungan kasih sayang dengan sesama umat muslim dan umat manusia.
“Itulah
sebabnya bulan suci Ramadhan tidak sekedar sebagai ritual keagamanan
saja tetapi merupakan media untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah
SWT,” sebut Tengku Erry pada pembukaan Muzakarah khusus penyambut bulan
suci Ramadhan 1438 hijriah oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumut aula
MUI Sumut Jalan Majelis Ulama Medan, Minggu (21/5/2017).
Hadir
pada acara tersebut Ketua MUI Sumut Prof Abdullah Syah, mewakili
Kapolda Sumut Kombes Pol Imam Prakoso, mewakili Kanwil Kemenag Sumut
Abdul Rahman, Dewan Pertimbangan MUI Sumut Maslin Batubara, Ketua MUI
Kabupaten/Kota se Sumut, alim ulama dan undangan.
Di
samping itu Gubsu menjelaskan bahwa Ramadhan tidak hanya sebagai
momentum yang tepat untuk melaksanakan kewajiban zakat. Juga sebagai
manusia membutuhkan pedoman yang tepat bagi keselamatan kita, baik
sebagai pribadi, etnis, kelompok masyarakat maupun sebagai bangsa.
Kepada
MUI Sumut, Gubsu berharap, agar benar-benar dapat memperdayakan potensi
tokoh-tokoh agama, alim ulama dan organisasi masyarakat terutama
dikalangan generasi muda. Sebab generasi muda adalah pemimpin-pemimpin
baik di masa kini terlebih di masa yang akan datang.
Sementara,
Ketua MUI Sumut Abdullah Syah mengatakan, tibanya bulan suci ini sangat
ditunggu-tunggu umat muslim di dunia. Karena tak hanya penuh
keberkahan, bulan Alquran, bulan ampunan, bulan penuh kasih sayang ,
bulan doa, bulan taubat, bulan kesadaran dan bulan kebebasan dari api
neraka.
Oleh karena
itu, sarana dan ibadah adalah meningkatkan kualitas iman dan taqwa.
Untuk itu ibadah dilakukan dengan tata cara yang benar. Sebagaimana
sabda Rasulullah SAW
“Banyak
orang berpuasa yang tidak mendapat apa-apa dari puasanya kecuali lapar,
dan banyak orang shalat malam tidak mendapat apa-apa dari shalatnya
kecuali begadang (HR Abu Dawuh, Ibnu Majah),” jelasnya.[rs]
Posting Komentar
Posting Komentar