JAKARTA
| GLOBAL SUMUT-Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault
menjelaskan bahwa bangsa Indonesia tengah menghadapi berbagai masalah
seperti korupsi, disintegrasi, LGBT, daya saing bangsa, narkoba,
tawuran, dan lain-lain. Menurut dia, solusi untuk mengatasi masalah itu
adalah Pancasila.
Ini
disampaikan Adhyaksa Dault saat menjadi pembicara Seminar Nasional yang
diselenggarakan Kemendikbud RI. Seminar dengan tema "Kebhinnekaan di
atas Keberagaman" ini dilaksanakan di Auditorium Museum Nasional,
Direktorat Jenderal Kebudayaan pada Selasa,(23/05/2017).
“Masalah
Indonesia ini banyak. Ada masalah korupsi, LGBT, disintegrasi, daya
saing bangsa, tawuran, narkoba, dan lainnya. Solusinya masalah itu ya
Pancasila,” ujarnya, di lokasi seminar, Jakarta, Selasa (23/5/2017).
Selain
itu, menurut Ketua Umum DPP KNPI 1999-2002 ini, masyarakat Indonesia
tak boleh terkotak-kotak berdasarkan daerah dan lain-lain. Pasalnya,
masyarakat Indonesia memiliki rumah besar yaitu Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) yang harus dijaga dan dirawat.
"Kita
ini punya rumah besar, ada kamar 34 provinsi dan lain-lain. Nah, kita
punya tugas, kita tidak boleh lupa bahwa kita satu rumah besar yaitu
NKRI," terangnya.
“Sejak
reformasi, banyak yang memikirkan kamarnya sendiri-sendiri dan
eksklusif. Padahal, kebhinnekaan dalam keberagaman itu haruslah
inklusif,” tambahnya.
Terhadap
kebhinnekaan tersebut, Prof. Hasjim Jalal berpesan agar masyarakat
Indonesia tidak boleh melupakan tiga prinsip penting dalam berbangsa dan
bernegara. Tiga prinsip itu, menurut dia, adalah hal fundamental.
"Pertama,
satu bangsa. Bagaimanapun banyaknya daerah, kita satu bangsa. Kedua,
satu negara. Bagaimanapun banyaknya pulau, kita satu negara. Ketiga,
satu nusa," katanya, di lokasi seminar, Selasa (23/5/2017).
"Bervisi
jangka panjanglah. Karena perjuangan tidak hanya satu, dua atau lima
tahun. Apalagi kita punya banyak potensi, kekayaan alam, kedaulatan di
laut dan udara," jelasnya.
Sebagai
informasi, seminar nasional ini dihadiri oleh 150 peserta, yang berasal
dari komunitas sejarah dan pecinta museum, instansi terkait, guru-guru
SMP dan SMA se-DKI. Hadir juga civitas akademika kampus dari berbagai
daerah.
Sementara yang
menjadi pembicara adalah Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid, Ph.D.; Ketua
Kwarnas Gerakan Pramuka Dr. Adhyaksa Dault, S.H., M.Si., Prof. Hasjim
Jalal; Dr. Rushdy Hoesein; Prof. Dr. Joko Marihandono; dan Prof. Dr. Ing
Wardiman Djojonegoro.[rs]
Posting Komentar
Posting Komentar