MARELAN | GLOBAL SUMUT-Dalam menyingkapi persoalan aksi
protes warga terkait perubahan nama Mushollah Al Hidayah menjadi Mesjid
taqwa di Lingkungan 9 Kelurahan Terjun, Minggu (30/07/2017).
Ketua
PAC.Partai Gerindra Marelan Haris Kelana Damanik berharap agar
persoalan ini dapat diselesaikan secara damai tanpa adanya konflik
berkepanjangan karena yang mau dibangun itu adalah rumah Allah SWT.
"jangan kita berperang sesama umat Islam hanya karena nama Mesjid dan
diharapkan pihak KUA, MUI maupun pihak Muspika Medan Marelan dapat
mencari solusi atas persoalan ini sehingga tak diingini nantinya adanya
perpecahan diantara umat Islam,"ubgkap Haris Kelana Damanik dilokasi.
Sebagaimana
diketahui sebelumnya warga kawasan Jalan Abdul Sani Muthalib Kelurahan
Terjun Kecamatan Medan Marelan memprotes pergantian nama Mushollah
Al-Hidayah menjadi Mesjid Taqwa.
Suasana
sempat bersih tegang antara warga dengan pihak pengurus mesjid Taqwa
berawal dengan adanya pemasangan plank Mushallah Al-Hidayah di depan
bangunan mesjid Taqwa serta di depan lorong menuju ketempat Ibadah
tersebut.
Menurut
keterangan dari warga, perubahan nama mushollah Al-Hidayah menjadi
mesjid taqwa menuai aksi protes dari warga setempat karena musollah
tersebut dahuluunya dibangun diatas tanah wakaf dari masyarakat atau hak
milik masyarakat.
"Masyarakat
tak setuju dirubahnya nama Mushollah Al Hidayah menjadi Mesjid Taqwa
dan intinya masyarakat menginginkan kembalinya mushollah itu dengan nama
Mushollah Al-Hidayah, sehingga kami leluasa masuk beribadah seperti
biasanya di dalam mushollah tersebut,"Ungkap Bukhari yang mengkalim
dirinya selaku BKM mushollah Al Hidayah.
Menurut
Bukhari, persoalan ini telah dilaporkan warga pada pihak Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Terjun dan pihak Kecamatan,
malah dari pihak kenajiran Mesjid Taqwa yang juga Ketua Ranting
Muhammadiyah mempersilahkan kami membawa persoalan ini ke jalur
pengadilan tapi siapa yang kami adilin? tanya Bukhari.
Terpisah,
Ilham Damanik selaku ketua ranting Muhammadiyah sekaligus ketua
pembangunan Mesjid Taqwa saat diwawancarai menjelaskan, dulunya tahun
2001 dilahan ini masih kosong dan sawah-sawah, kemudian ada seorang haji
dari Helvetia bernama haji Sukiman membeli tanah kavlingan disini
kemudian menyerahkan tanah 1 rante setenggah langsung diserahkan pada
kita untuk bangun rumah ibadah.
Kemudian
saya ajak warga disini bermusyawarah dengan terpilih ketua panitia saya
sendiri, setelah terbentuk didirikanlah mushollah Al-Hidayah sejak
2001-2003 hingga adanya kegiatan ibadah dan pengajian.
Seiring
dengan perkembangan waktu makin bertambahnya jemaah mushollah kebetulan
disini mayoriitas jemaah Muhammadiyah maka pada tahun 2013 kita
mengadakan musyawarah jemaah selanjutnya adanya perubahan nama Mushollah
Al-Hidayah menjadi Mesjid Taqwa kita laporkan pada pihak KUA dan
Kecamatan serta Kelurahan yang sifatnya pemberitahuan hingga
diresmikanlah musollah ini menjadi mesjid Taqwa dengan dihadiri pimpinan
Muhammadiyah dari pusat.
Guna
Pengembangan perluasan mesjid Taqwa yang nantinya akan dapat menampung
jumlah jemaah yang lebih banyak lagi maka dibangunlah bangunan
bertingkat yang hingga kini masih tahap pengerjaan yang dimulai sejak
tahun lalu.
Belakangan
malah sebagian kecil masyarakat disini malah mempersoalan lahan
berdirinya mesjid Taqwa ini dengan cara-cara yang tak bersahabat bahkan
terakhir Minggu pagi tadi segerombolan mereka ngotot memasang plank
mushollah Al-Hidayah di depan Mesjid yang telah lama disyahkan namanya
menjadi mesjid Taqwa sejak tahun 2013 tersebut.Papar Ilham
musollah.[abu]
Posting Komentar
Posting Komentar