JAKARTA
| GLOBAL SUMUT-Pramuka bersama aktivis pecinta alam dan lingkungan yang
tergabung dalam Vanaprastha berhasil mencapai puncak Gunung Kinabalu,
Malaysia dengan ketinggian 4.095,2 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Mereka sukses mengibarkan bendera Merah Putih dan bendera Pramuka dengan
selamat.
Kabar
gembira itu disampaikan oleh Andalan Nasional Kwarnas Gerakan Pramuka
Bidang Kominfo, Sari Madjid. Ia mengatakan, tim ekspedisi berjumlah 22
orang ini berangkat pada 2 Juli 2017 dan berhasil mencapai puncak pada
Selasa (4/7) dini hari tadi pukul 02.30 waktu setempat.
"Alhamdulillah
rombongan sudah berhasil mencapai puncak dan mengibarkan bendera Merah
Putih dan Pramuka pada Selasa dini hari tadi. Sekarang sedang dalam
perjalanan kembali turun," ujar Sari Madjid saat dikonfirmasi.
Pendakian
tim dari Pramuka dan Vanaprastha ke Kinabalu baru kali pertama. Sari
menuturkan, Kinabalu dipilih karena Gunung ini punya destinasi wisata
yang dikenal di dunia dengan sistem pengaturan serta pengamanan rapi dan
terukur, sehingga menarik wisatawan luar.
"Di
sana penataannya sangat bagus dan sudah menjadi destinasi dunia, bisa
membangun hostel dan juga fasilitas untuk pendaki di ketinggian 3300
mdpl. Ini juga untuk mempelajari bagaimana gunung di Indoneaia bisa
menjadi destinasi dunia," jelasnya.
Karunia
Perdana Syafelindo, salah satu Pramuka yang ikut dalam tim ekspedisi
Kinabalu mengaku bangga bisa mencapai puncak gunung tertinggi di Asia
Tenggara dan mengibarkan bendera Merah Putih serta bendera Pramuka. Ia
mengatakan, untuk mencapai puncak bukan hal yang mudah.
"Tidak
mudah untuk bisa sampai ke puncak, butuh stamina yang kuat dan
perlengkapan yang memadai karena Kinabalu masuk salah satu gunung
tertinggi di dunia," katanya.
Bersyukur
ia bersama Pramuka lain sudah kerap melakukan pendakian, baik di
Indonesia maupun di luar negeri. Ia pun menceritakan halangan yang kerap
terjadi saat mendaki.
"Badai
atau cuaca ekstrem adalah salah satu halangan yang sering kita jumpai
saat mendaki. Kalau kita tidak bisa antisipasi, kecelakaan bisa saja
terjadi, hanyut diterjang badai," jelasnya.
Beruntung
dalam pendakian ini tidak ada halangan berat yang menimpa seluruh tim.
Hanya saja suhu sangat dingin bahkan minus. Jika pendaki tidak kuat,
bisa saja mereka terserang penyakit dan harus dievakuasi. Suhu dingin
juga terkadang membuat orang berhalusinasi.
Ketua
Kwarnas Gerakan Pramuka yang juga Ketua Dewan Pembina Vanaprastha,
Adhyaksa Dault menjelaskan, agenda tersebut merupakan agenda rutin
setiap tahun. Ekspedisi ini, jelas dia, bukan sekadar mendaki gunung,
melainkan juga promosi Indonesia.
“Kita juga promosi Indonesia pada puncak-puncak dunia,” imbuh pria yang sudah mendaki puluhan gunung ini.
Menpora
Periode 2004-2009 ini menambahkan, tidak sembarang orang atau anggota
bisa ikut ekspedisi. Mereka harus mengikuti tes mental, fisik,
kesehatan, dan pengetahuan.
Anton
Apriyantono Sumadri, Menteri Pertanian RI periode 2004-2009 yang ikut
dalam ekspedisi ini menuturkan, pendakian ini bagian dari promosi
Indonesia di mata dunia. Termasuk kemampuan pendakinya, sehingga
nantinya Indonesia diperhitungkan di dunia internasioal.
“Harapan
kita, pertama, pariwisata Indonesia lebih dikenal, dari berbagai negara
bisa datang ke sini. Kedua, kesadaran akan lingkungan juga akan semakin
meningkat. Ketiga, semakin meningkatkan keimanan. Artinya, orang
harusnya semakin sadar betapa kecilnya dia ketika berada di atas gunung,
betapa agungnya Yang Maha Kuasa,” tambahnya.
Sebelumnya
Andalan Nasional Kwarnas Bidang Abdimasgana Eko Sulistio juga berhasil
mencapai puncak Gunung Kilimanjaro. Gunung tertinggi di Afrika yang
diselimuti salju abadi. Eko mendaki Kilimanjaro pada Agustus 2016
lalu.[rs]
Posting Komentar
Posting Komentar