MEDAN
| GLOBAL SUMUT-Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Pusat Komjen Pol
Budi Waseso (Buwas) dan Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Tengku Erry
Nuradi memimpin pemusnahan barang bukti narkotika sebanyak 191 kg
sabu-sabu, 43.450 butir pil ekstasi dan 520 kg ganja, di Lapangan
Merdeka Medan, Kamis (19/10/2017).
Narkotika
dan Obat-obatan yang dimusnahkan merupakan barang bukti dari hasil
tangkapan BNN, Polri, Bea Cukai dan TNI serta masyarakat di wilayah Aceh
dan Sumut dalam beberapa bulan terakhir.
Budi
Waseso mengatakan Sumut dan Aceh termasuk Kepri, Kalbar dan Kaltim
termasuk pintu gerbang masuknya narkotika karena berdekatan dengan
negara tetangga. Saat ini 72 jaringan pengedar narkotika internasional
dari 11 negara menjadi penyuplai narkotika ke Indonesia.
Indonesia
menurutnya pangsa pasar yang besar bari para penyuplai dan menjadi
laboratorium untuk melepas produk-produk baru. Bahkan Budi Waseso
mengatakan semua jenis narkotika laku di sini. Buwas juga menjelaskan
bahwa sebagian besar narkotika yang masuk adalah produk dari Cina. Tahun
2016 saja ada 250 ton narkotika asal Cina yang masuk. Di luar itu masuk
prekusor atau bahan pemula untuk membuat narkotika sebanyak 1.097,6
ton.
Sementara
itu, lanjutnya, pada tahun 2016 kita hanya bisa mengamankan 3,4 ton
sabu, sementara yang masuk lebih dari 300 ton sabu. “Dan tidak ada data
yang mengatakan bahwa sabu itu keluar dari Indonesia, jadi jumlah sabu
sebanyak itu terserap habis. Ini memprihatinkan,” katanya. Buwas
mengatakan awalnya ia tidak percaya dengan data yang menyebuitkan 250
ton sabu-sabu masuk dari Cina ke Indonesia tahun 2016. Namun data itu
disampaikan oleh yang berwenang yaitu kementerian narkotika Cina.
“Ada
empat kepala koplisan negara bagian di Cina yang juga menyampaikan ke
saya, bahwa narkotika jenis sabu-sabu berdasarkan data mereka sebanyak
250 ton masuk ke Indonesia. Dan, mereka punya data produksi dari daerah
mana masuk ke pasar gelap di Indonesia,” katanya. Namun selain Cina,
lanjutnya, kita juga disuplai dari 10 negara lain. Dia menyebutkan bahwa
72 jaringan internasional pengedar narkotika di Indonesia menyisihkan
10 persen dari keuntungan perdagangan narkotika di Indonensia untuk
operasi regenerasi pangsa pasar.
“Narkotika
berakibat pada kesehatan dan memperpendek usia manusia, jadi para
bandar tahu kalau generasi pangsa pasar yang saat ini akan habis. Maka
mereka perlu membuka pangsa pasar berikut, targetnya anak anak TK, SD,
SMP dan nanti berikutnya mereka akan menjadi pasar ketika beranjak SMA
atau kuliah,” katanya.
Sementara
itu, Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi menyerukan agar seluruh lapisan
masyarakat Sumatera Utara harus terlibat dalam upaya mencegah peredaran
narkoba yang sangat membahayakan ini.
“Mari
bersama jaga keluarga kita masing-masing dari penyalahgunaan narkotika.
Jauhi narkoba dengan salah satunya cara memberikan pemahaman dan
pembelajaran agama demi menyelamatkan generasi kita,’’ ucap Tengku Erry.
Dalam
kesempatan itu, juga digelar kegiatan salam pagi yang merupakan sarana
sosialisasi bahaya narkotika kepada pelajar Taman Kanak-kanak. Hadir
dalam kesempatan itu Deputi Pemberantasan BNN Irjen Pol Arman Depari,
Kepala BNNP Provsu Brigjen Pol Andi Loedianto, Kepala BNNP Aceh Brigjen
Pol Faisal Abdul Nasir sejumlah bupati dan wali kota se-Sumut.[Ulfah]
Posting Komentar
Posting Komentar