BELAWAN
| GLOBAL SUMUT-PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau Pelindo 1 secara
konsisten terus meningkatkan kualitas layanan kepelabuhan guna
mendorong efisiensi waktu dan biaya bagi pengguna jasa pelabuhan di
seluruh wilayah operasi Pelindo 1. Sejumlah langkah yang telah
diterapkan oleh Pelindo 1 yaitu penerapan Integrated Billing System
(IBS) sejak 1 November 2017 dan penyandaran kapal dengan sistem window
atau jadwal yang telah direncanakan, tepat waktu sesuai yang telah
ditetapkan,Minggu (04/2).
“Penerapan
IBS ini sesuai dengan program yang dicanangkan oleh Kementerian BUMN
untuk mengintegrasikan sistem pelayanan jasa kepelabuhanan bagi pengguna
jasa secara online. Penerapan sistem IBS sudah dilaksanakan di Belawan
International Container Terminal (BICT) dan Terminal Peti Kemas Domestik
Belawan (TPKDB) sejak 1 November 2017,” kata Senior Manager Teknologi
Informasi Pelindo 1, Baratto Rosalina.
General
Manager TPKDB, Indra Pamulihan menyebutkan penerapan IBS memberikan
keuntungan bagi shipping lines dan pengguna jasa di TPKDB, yakni
efisiensi waktu karena bisa memangkas proses permintaan, mengurangi
lamanya antrean di loket dan efisiensi biaya. Pengguna jasa dalam
melakukan permohonan dokumen pelayanan delivery dan receiving dapat
melalui sistem online, tanpa perlu lagi datang ke kantor TPKDB. Bahkan
pengguna jasa juga tidak perlu lagi melampirkan dokumen apapun karena
data pesanan dan Delivery Online (DO) telah dikirim secara online oleh
pelayaran atau container operator. Selain itu, guna makin menambah
kemudahan bagi pengguna jasa, TPKDB juga telah bekerja sama dengan
sejumlah bank untuk menfasilitasi transaksi pembayaran.
Sebelum
penerapan IBS, proses pengurusan dokumen tersebut memakan waktu lebih
dari dua jam. Hal tersebut disebabkan oleh adanya antrean mengajukan
permohonan pelayanan receiving dan delivery di resepsionis dengan
membawa dokumen permohonan, Surat Kuasa, dan Surat Perintah Pengiriman
Barang (SPPB) untuk pengantaran, antrean di bank untuk pembayaran,
antrean untuk mencetak nota, dan cetak receiving card atau SP2 untuk
penyerahan peti kemas.
“Namun
setelah diberlakukannya IBS di TPKDB, waktu yang dibutuhkan untuk
antrean itu dapat dipangkas. Pengguna jasa cukup mengakses situs
ibs.pelindo1.co.id untuk proses permohonan receiving dan delivery, serta
mencetak invoice, receiving card¸dan Surat Pengeluaran Petikemas (SP2).
Permohonan delivery dan receiving bisa dilakukan dimana saja dengan
menggunakan handphone atau internet. Cukup lima menit semua proses bisa
diselesaikannya,” imbuh Indra Pamulihan.
Selain
penerapan IBS, TPKDB juga sudah menerapkan penyandaran kapal dengan
sistem window atau jadwal yang telah direncanakan, tepat waktu sesuai
yang telah ditetapkan. Ada enam perusahaan pelayaran dalam negeri sudah
punya windows sendiri, dan sudah terjadwal sandar di dermaga TPKDB
setiap pekannya, yakni PT Tanto Intim Line, PT Salam Pacific Indonesia
Line, PT Meratus Line, PT Tempuran Emas Tbk, PT Caraka Tirta Perkasa,
dan PT Perusahaan Pelayaran Nusantara Panurjwan.
“Penyandaran
kapal dengan sistem window dilakukan untuk mendorong efisiensi biaya
dalam pelayanan kapal, dan terjaminnya kepastian sandar, sehingga
mengurangi waktu turn round voyage (TRV) atau waktu kapal berbalik dan
jaminan ketersediaan dermaga serta meningkatkan produktivitas dan volume
barang,” ujar Indra Pamulihan.
Guna
melayani kegiatan bongkar muat peti kemas di TPKDB, Pelindo 1 telah
menyiapkan sejumlah peralatan antara lain Container Crane (CC) 4 unit,
Rubber Tyred Gantry (RTG) 5 unit, Harbour Mobile Crane (HMC) 3 unit,
Head Truck 18 unit, Side Loader 2 unit, Reach Staker 8 unit, dan
Forklift 1 unit. Peralatan bongkar muat tersebut melayani kapal-kapal
yang didominasi berasal dari pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dan Tanjung
Perak Surabaya. Komoditi antar pulau yang dominan dibongkar di TPKDB
adalah kebutuhan pokok dan material bangunan seperti besi dan semen.
Sedangkan komoditi yang dimuat, di antaranya hasil pertanian dan
industri.
“Hingga
akhir tahun 2017, bongkar muat peti kemas menyeluruh sebanyak 397.509
boks, dan pada semester II 2017 saja bongkar muat peti kemas sebanyak
208.899 boks. Sementara kunjungan kapal sepanjang tahun 2017 terdapat
297 call, dengan sebanyak 139 call di antaranya ada pada semester II
tahun 2017. Kami berharap dengan penerapan IBS dan system window kami
dapat semakin menjaga momentum tren pertumbuhan kinerja positif kami
selama tahun 2018 ini, “ tutup Indra Pamulihan.[abu]
Posting Komentar
Posting Komentar