0
MEDAN | GLOBAL SUMUT – Ketua Umum MUI Kota Medan Prof Dr H Mohd Hatta mengatakan, saat ini, banyak aliran sempalan berada di Medan yang menjurus kepada sesat-menyesatkan.
“Jadi, pelatihan kader kepemimpinan dan dai ini dimaksudkan untuk menempa calon-calon pemimpin umat dalam memberantas aliran sempalan itu,” katanya melalui Sekretaris Umum MUI Medan H Hasan Matsum SAg MAg pada pembukaan Pelatihan Kader Kepemimpinan dan Dai diselenggatakan Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI Medan bekerjasama dengan Pertamina Marketing Operational Region I Sumbagut di aula perusahaan minyak nasional itu Jalan Imam Bonjol, Jumat malam (30-05-2014).
Hadir dalam kegiatan itu Ketua Badan Dakwah Islamiyah (BDI) Marketing Operational Region I Sumbagut Drs H Nur Hadiyah MM, Ketua Panitia/Sekretaris Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI Medan Drs H Nasrun Zakaria serta Drs H Romsil Harahap.
Acara yang dipandu Masdar Tambuse SAg dan berlangsung hingga 1 Juni serta diikuti 30 perserta dari berbagai Ormas Islam itu menampilkan 3 narasumber masing-masing Dr H Abdullah Jamil MA (Dekan Fakultas Dakwah IAIN Sumut), Sugeng Wanto MA dan  Ir Masri Sitanggang MP. Sedangkan materi pelatihan berupa Fiqih Dakwah, Kepemimpinan Islam dalam Dakwah dan Problematika Kepemimpinan Islam. Acara diawali pembacaan ayat-ayat suci Alquran oleh Qariah Mufidah NZ yang juga seorang peserta pelatihan.
Menurut H Hasan Matsum, salah satu aliran sempalan yang ada di Medan, yakni Arrahman yang penganutnya tidak bisa membaca Alquran yang akhirnya bisa menyesatkan orang lain, karena dalam menjalankan misi dakwah dia tidak mengetahuinya.
“Ini merupakan tantangan dalam berdakwah. Untuk itu, ke depan diharapkan para peserta pelatihan dapat menjalankan amanah diberikan kepadanya dalam berdakwah. Sebab, tidak ada orang yang mulia selain mereka yang menjalankan misi dakwah,”jelasnya.
Sedangkan Ketua BDI Marketing Operational Region I Sumbagut H Nur Hadiyah  dalam sambutannya ketika membuka kegiatan itu berharap agar peserta dapat memperbanyak ilmu. Begitu juga momentum ini jangan dilepaskan, tetapi harus terus dilaksanakan agar dapat bermanfaat.
“Kehidupan saat ini sangatlah mudah. Jadi, selaku umat Islam kita jangan mau kalah dengan umat agama lain, karena kita juga diberikan pikiran oleh Allah SWT yang bisa mengungguli yang lainnya,”tegasnya.
Dia berterimakasih kepada MUI Medan yang membuat kegiatan seperti untuk meningkatkan mutu dakwah bagi generasi muda Islam di masa mendatang.
Sebelumnya, Ketua Panitia Pelaksana H Nasrun Zakaria dalam laporannya mengatakan, kegiatan ini merupakan bentuk panggilan iman kepada Allah dan Rasulullah SAW. Sebab, salah satu bentuk panggilan iman, yakni cinta kepada bangsa,karena ada dua pihak yang menentukan baik-buruknya satu bangsa. Yakni, ulama dan umara.
Sekarang ini, lanjutnya, jumlah ulama semakin berkurang, karena kewafatan mereka. Untuk itu, perlu terjadi regenerasi ulama serta pemimpin yang beriman dan takut kepada Allah SWT serta sayang kepada rakyatnya.
“Selain bercermin kepada kepemimpinan Rasulullah SAW, kita juga perlu belajar dari kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab RA yang mau melihat langsung kondisi rakyatnya yang miskin dan susah,”tegasnya.
Ditambahkannya, Pelatihan Kader kepemimpinan dan Dai ini merupakan program Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI Medan Angkatan II. Sehingga, diharapkan program ini menjadi program berhasilguna.
FIQHUD DAKWAH
Sementara itu, penceramah H Abdullah Jamil yang berbicara seputar “Fiqhud Dakwah” menjelaskan tentang hukum berdakwah yang dihukumkan ‘fardhu ain” jika terhadap diri pribadi seorang dai dan fardhu kifayah jika berdakwah menggunakan ilmu serta pemahaman tentang konsep dakwah.
Menurutnya, ruang lingkup dakwah itu mencakup  ‘dakwah bil-lisan’ jika menggunakan lisan. Kemudian, “dakwah bil-kitabah” jika berupa tulisan dan ‘dakwah bil-hal’ jika berupa perbuatan. Bahkan, berdakwah tidak mengenal batasan usia pendakwah (dai).
“Jadi, setiap muslim itu menjadi refresentasi  Islam. Jika seorang dai hati dan pakaiannya bersih akan menjadi daya tarik bagi nonmuslim,”ujarnya.
Dikemukakannya lagi, meskipun dakwah banyak dilakukan di masjid, tetapi melihat segmen masyarakatnya, maka dakwah banyak di luar masjid. Sedangkan moto dakwah itu “Dakwah dengan siapa saja, kapan saja, dimana saja dan dengan media apa saja. Insyaallah, Islam akan memimpin dunia. (GS-01)

Posting Komentar

Top