0
Forum Peduli Anak dengan HIV/AIDS (ADHA) bekerjasama dengan Pemerintah Kota (Pemko) Medan akan menggelar Seminar  “Kita Harus Ada untuk ADHA” yang  direncanakan akan digelar di Hotel Garuda Plaza Medan, tanggal 11 November mendatang. Seminar ini nantinya diharapkan dapat menjadi aksi nyata untuk memberikan perhatian dan perlindungan bagi ADHA di kota Medan.

Hal itu terungkap dalam audiensi Forum Peduli Anak dengan HIV/AIDS  dengan Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin, kemarin. Dalam audiensi itu turut hadir lembaga lainnya yang tergabung dalam Forum Peduli Anak dengan HIV/AIDS yakni Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI), FP5A Sumut, Forwakes, Medan Plus, KPAID dan lainnya. Sementara Wali Kota Medan turut didampingi Kadis Kesehatan Medan, Usma Polita Nasution dan Asisten Kesejahteraan Masyarakat (Askesmas), Erwin Lubis di rumah dinas Wali Kota Medan, Selasa (2/12).

Ketua Panitia Pelaksana, Saurma MGP Siahaan mengatakan, Forum ini muncul sebagai bentuk keprihatinan terhadap meninggalnya ADHA yakni NL. “N merupakan ADHA yatim piatu yang harus memiliki pengalaman miris dalam memperjuangkan hidupnya bersama kakaknya hingga akhirnya meninggal dengan kondisi sakit parah,” ujar Saurma.

Berangkat dari pengalaman inilah, kami menilai ada banyak hal yang sebenarnya dapat dilakukan jika kasus serupa pada N tidak dialami oleh N- N yang lainnya. “Di sinilah kami berharap ada koordinasi dengan instansi terkait sehingga kita bisa berbuat dan mengantisipasi terhadap kasus-kasus seperti ini ke depannya, sehingga ada perlindungan terhadap ADHA di Medan bisa dilakukan dengan maksimal,” terang Saurma.

Apalagi, selama ini anak-anak yang tidak berdaya yang sudah terinfeksi virus tersebut terkadang telah menjadi yatim piatu dan tidak ada keluarga yang mau mengurusnya. Makanya, ADHA merupakan kelompok yang rentan kehilangan hak-haknya karena harus mengalami banyak permasalahan dalam tahap tumbuh kembangnya.

Ketua FJPI Medan, yang juga Sekretaris Forum Peduli ADHA, Khairiah Lubis menambahkan dengan Forum ini nantinya diharapkan dapat memenuhi hak-hak anak terutama ADHA. “Kami sangat berharap hak-hak anak seperti hak memperoleh pendidikan, hidup dan tumbuh kembang, kesehatan itu bisa dipenuhi. Karena berangkat dari pengalaman N yang sudah bersama dengan kami selama 4 tahun, N ini tidak memiliki rumah tinggal. Sepeninggal ibu dan bapaknya, keluarganya juga kurang memperhatikan mereka. Akhirnya, hidupnya berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dan kondisi ini tentunya tidak baik terhadap dirinya yang sudah terinfeksi virus HIV/AIDS,” jelas Khairiah.

Tak hanya itu, di RS Adam Malik juga ADHA seperti N harus bergabung dengan pasien lainnya, tidak ada ruangan khusus untuk ADHA mengakibatkan, ADHA bisa terpapar berbagai penyakit lainnya. “Makanya kami berharap sekali ada rumah aman untuk ADHA di Medan, atau juga rumah aman yang bisa digunakan untuk anak korban kekerasan dan lainnya,” terang Khairiah.

Ditambahkan Saurma, dalam seminar ini nantinya akan dilakukan penandatanganan MoU Forum Peduli ADHA untuk bersama-sama mencari formula untuk melindungi ADHA di Medan. Kerjasama ini nantinya akan dilakukan dengan Dinas Kesehatan Medan, Dinsosnaker Medan, Dinas Pendidikan juga Dinas Perlindungan Perempan dan KB kota Medan.

Peserta seminar ini kata Saurma terdidi dari keluarga dan pendamping ADHA, LSM pendamping ODHA dan ADHA, pemerhati masalah HIV/Aids, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, DPRD Kota Medan, DPD RI asal Sumut, Dinas terkait, Media Massa. “Kita berharap ada perlindungan bagi ADHA di Medan, sehingga setiap anak tidak terkecuali ADHA dapat memperoleh haknya sehingga Medan dapat disebut sebagai kota layak anak,” jelasnya.

Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin menyambut baik kegiatan ini dan menyatakan kalau Pemko Medan siap untuk memfasilitasi pendirian rumah aman untuk anak di Medan yang dananya bisa dikoordinasikan dengan para donator. “Kita memang harus dapat mencegah dan mengantisipasi berkembangnya HIV AIDS tidak hanya untuk anaknya tapi juga penderita yang sudah dewasa,” kata Eldin.

Dikatakan Eldin, penyebaran virus mematikan ini sekarang bisa terjadi dari mana saja, makanya harus dilakukan sosialisasi yang luas kepada masyarakat, termasuk upaya untuk menghapus stigma dan diskriminasi kepada penderita HIV/AIDS. “Kita harus bisa mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa kita bisa hidup berdampingan dengan penderita sehingga keberadaan mereka juga tidak dikucilkan lagi,” terang Eldin.

Di sisi lain, Eldin juga menyatakan Pemko Medan siap untuk mencari formula untuk mencegah dan mengantisipasi penyebaran virus HIV /AIDS di Medan, termasuk penanganan bagi ADHA. “Forum ini harus diwujudkan sehingga kita dapat mengantisipasi, mencegah dan menangani penyebaran ADHA, apalagi kita ketahui mereka adalah generasi ke depan sehingga memang harus kita berikan perhatian dan kepedulian. Saya siap menjadi keynote speaker dalam Seminar ini nantinya,” papar Eldin.

Selanjutnya Wali Kota memberikan Santunan sejumlah uang Rp 5 juta  kepada Keluarga N yang diterima oleh kakak kandungnya ID, bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban ID yang telah ditinggal ayah, ibu serta adiknya N yang telah meninggal akibat virus HIV/Aids. (Wingianto)

Posting Komentar

Top