LUBUK
PAKAM | GLOBAL SUMUT-Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumatera Utara
(Sumut) Ir H Tengku Erry Nuradi MSi mengajak 33 Kabupaten/Kota di Sumut
bersinergi mengentaskan buta aksara. Sinergitas dan komitmen yang kuat
diyakini akan menempatkan Sumut masuk urutan 5 terbaik nasional dalam
pengentasan buta aksara tahun 2017 mendatang.
Ajakan
tersebut disampaikan Tengku Erry Nuradi dalam acara Peringatan Hari
Aksara Internasional ke 50 Tingkat Sumut yang berlangsung di Alun-alun
Lapangan Baharoeddin Lubuk Pakam, Deliserdang, Kamis (26/11/2015).
Hadir
dalam acara tersebut Kepala BIN Daerah (Kabinda) Sumut Brigjen TNI
Tumino Hadi, jajaran FKPD Sumut, Ketua TP PKK Sumut Evi Diana Erry,
Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan Sumut Masri SE, Wakil Bupati Deliserdang
H Zainuddin Mars, Pj Bupati Serdang Bedagai (Sergai) Ir H Alwin Sitorus
MSi, Ketua DPRD Deliserdang Ricky Prananda, Kapolres Deliserdang AKBP
Edy Fariadi, Dandim 02/04 Letkol Handryan, Ketua Pengadilan Negeri Lubuk
Pakam dan jajaran SKPD Deliserdang lainnya. Dalam kesempatan itu, Erry
mengatakan, tahun 2015 Sumut menempati urutan 8 besar terbaik nasional
dalam pengentasan buta aksara dengan persentase buta aksara hanya 2,78
persen. Angka ini jauh lebih baik dari nasional yang masih di angka 3,94
persen. “Saya berharap Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota yang
ada di Sumut untuk terus melakukan berbagai upaya agar angka buta aksara
aksara di Sumut menurun dari tahu ke tahun. Jika kita bersinergis, saya
yakin Sumut akan menempati urutan 5 besar pengentasan buta aksara
secara nasional,” ajak Erry. Dalam sambutan Menteri Pendidikan Anies
Baswedan, Erry mengatakan, Indonesia banyak mengalami kemajuan dalam
mengentaskan buta aksara sejak kemerdekaan di proklamirkan tahun 1945.
“Saat
Proklamasi Kemerdekaan dikumandangkan, hampir 90 persen penduduk
Indonesia tidak bisa menulis namanya sendiri. Para pendidi Republik
Indonesia bercita-cita melawan ketidakterdidikan,” sebut Erry.
Bahkan ikhtiar melawan buta aksara juga dikumandangkan tokoh pendidikan
Ki Hajardewantara, sastrawan Buya Hamka dan Taufik Ismail. Namun
cita-cita mengentaskan buta aksara belum terwujud secara merata di
seluruh pelosok tanah air hingga saat ini.
Penduduk
Indonesia belum melek aksara. Tahun 2010, penduduk Indonesia usia 15-59
tahun yang melek aksara hanya mencapai 95,21 persen. Kemudian meningkat
tahun 2014 menjadi 96,3 persen.
“Pada
tahun 2015, pemerintah berupaya mengutangi jumlah penduduk buta aksara
menjadi kurang dari 5 persen dari 5,9 juta orang yang belum mampu
mengeja dan namanya sendiri. Hingga saat ini, sebanyak 8 provinsi di
Indonesia yang memiliki penduduk buta aksara diatas 5 persen,” papar
Erry.
Berangkat
dari cita-cita mengentaskan buta aksara, Erry juga mengimbau masyarakat
untuk membudayakan kebiasaan membaca dan menulis. Tantangan di masa
globalisasi menuntut masyarakat meningkatkan komptensi diantaranya
dengan menguasai 3 bahasa.
“Bahasa
Indonesia sebagai bahasa resmi nasional sebagai pemersatu bangsa,
bahasa internasional sebagai media komunikasi komunitas global dan
bahasa daerah berguna melestarikan ragam kultur daerah,” jelas Erry.
Sementara Kadis Pendidikan Sumut H Masri SE mengatakan, tahun 2015 Nias
Selatan telah keluar dari 10 besar angka buta aksara tertinggi secara
nasional. “Ini perkembangan yang menggembirakan. Angka buta aksara di
Nias Selatan berkurang dan tidak lagi termasuk 10 besar buta aksara
tertinggi di Indonesia,” sebut Masri.
Selaku
Ketua Panitia, Masri mengatakan, Peringatan Hari Aksara Internasional
ke 50 Tingkat Sumut diikuti 28 Kabupaten/Kota di Sumut dan dimeriahkan
berbagai kegiatan lomba diantaranya pemilihan stand terbaik, pentas seni
pendidikan, lomba karya tulis dan lomba menulis surat kepada Gubernur
Sumut.
Wakil
Bupati Deliserdang, H Zainuddin Mars mengatakan, Pemkab Deliserdang
berkomitmen memberantas buta aksara secara terus-menerus. Salah satunya
dengan meningkatkan mutu dan kualitas belajar mengajar dan transformasi
ilmu dalam upaya mencerdaskan masyarakat.
“Alhamdulillah,
tahun 2015, Deliserdang memperoleh Anugerah Aksara Madya dari Bapak
Presiden Joko Widodo pada 24 Oktober lalu atas prestasi menurunkan angka
buta aksara hingga 0,2 persen dari sekitar 2 juta penduduk
Delisedrdang,” ucap Zainuddin.
Dalam
kesempatan itu, Zainuddin juga mengucapkan selamat datang kepada
delegasi Kabupaten/Kota yang ikut memeriahkan bazar dan pameran dalam
rangka Peringatan Hari Aksara Internasional ke 50 Tingkat Sumut yang
dipusatkan di Deliserdang.
Penutupan
Peringatan Hari Aksara Internasional ke 50 Tingkat Sumut di Deliserdang
ditandai dengan penyerahan hadiah kepada para pemenang lomba dan
pelepasan burung merpati sebagai lambang semangat pengentasan buta aksa
dan menekan angka kebodohan di Sumut. (RHD)
Posting Komentar
Posting Komentar