0
TEBING TINGGI | GLOBAL SUMUT-Sejumlah pengunjuk rasa mengatasnamakan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) , Front Pembela Islam (FPI), dan sejumlah pemuda yang menyatakan dirinya dari kelompok mahasiswa  Tebingtinggi melakukan unjuk rasa ke kantor DPRD Tebingtinggi, Senin (26/7/2016).

Kedatangan para pengunjuk rasa untuk mempertanyakan terkait adanya indikasi kasus tindak pidana korupsi yang dilakukan 5 oknum anggota  DPRD dalam kunjungan kerja (kunker) ke Manado pada ( 28 /4/ 2015)  lalu yang diduga fiktif.

Mulai dari halaman pintu gerbang hingga masuk kantor DPRD, para pengunjuk rasa ydipimpin Firdaus dan Muslim Istiqomah berorasi menuding 5 oknum DPRD adalah ‘perampok’. Sejumlah juga membawa poster yang berisikan kecaman “Kembalikan uang negara notabene uang rakyat,” sebut Firdaus secara gamblang.

Bukan saja oknum DPRD ternyata  Sekwan Muktar Harahap juga diminta harus bertanggung jawab, karena diduga kuat telah bersekongkol memberangkatkan 5 oknum DPRD yang dinilai telah melakukan ‘kunker fiktif’.

Kendati kasus tersebut kini sedang ditangani pihak Polres Tebingtinggi, tetapi para pengunjuk rasa tetap ngotot mendesak penjelasan yang sebenar-benarnya dari oknum DPRD yang terlibat study banding fiktif ke Manado.

Setelah beberapa lama berorasi di halaman kantor DPRD dengan mendapat pengawalan ekstra ketat dari personil Polres dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol) PP Tebingtinggi, pengunjuk rasa akhirnya diperkenankan memasuki ruang sidang dewan, untuk menyampaikan unek-uneknya.

Dalam pertemuan di ruang sidang, pengunjuk rasa diterima M Nazly Azhari Hasibuan bersama 3 anggota DPRD lainnya yakni Asnawi Mangkualam, Muliadi dan Edi Saputra. semula suasana berjalan normal. Pertanyaan yang dibumbui debat antara DPRD dengan para pengunjuk rasa memenuhi ruangan siang itu. Namun ketika Sekwan Muktar Harahap memberikan klarifikasi atas beberapa pertanyaan yang dilontarkan Firdaus dan Muslim Istiqomah tentang tanggungjawab Sekwan atas keberangkatan perjalanan dinas 5 anggota DPRD ke Manado.

Dengan nada datar Muktar menjelaskan, bahwa hal itu bukan dirinya yang bertanggungjawab, melainkan adanya persetujuan dari pimpinan DPRD yakni Mhd Yuridho Chap.

“Soal mereka berangkat atau tidak, itu saya tidak tau. Setelah kembali dari kunjungan, baru mereka (5 anggota DPRD) itu diberi uang dengan menunjukkan bukti tiket pesawat dan hotel, secara administrasi, pihak Sekwan telah menerima bukti,” terang Muktar.

Diduga tidak terima dengan penjelasan Sekwan Mukhtar Harahap, Firdaus pimpinan pengunjuk rasa sempat mengingatkan Sekwan dengan nada tinggi. “Bapak jangan sepele, kehadiran kami di sini jelas dan resmi,” cetusnya.

Beberapa saat kemudian, ketika masih berlangsung perdebatan, tiba-tiba 2 dari 5 anggota DPRD yang menjadi ‘terduga’ pelaku perjalanan fiktif ke Manado yakni Basyaruddin Nasution dan Kaharuddin Nasution alias Gaban, memasuki ruangan rapat.

Merasa tidak terima dengan sikap pengunjuk rasa yang secara terus menerus memojokan Sekwan, anggota DPRD Kaharuddin Nasution langsung nyeletuk berbicara. “Jangan kau marah-marahi itu Serkwan, dia itu orang tua, sudah syukur kalian diterima di ruang rapat dewan ini,” kata Gaban. dengan nada tinggi. Sikap yang dipertontonkan dan pernyataan oknum anggota DPRD Kaharuddin Nasution ternyata  membuat suasana semakin memanas. Sehingga terjadi lah perdebatan dan pertengkaran mulut yang intinya keluar dari topik pembahasan antara anggota DPRD dengan para pengunjuk mengakibatkan nyaris bentrok. Namun dengan sigap petugas Kepolisian dan Satpol PP langsung melerai, hingga akhirnya pertemuan antara kedua pihak berakhir tanpa kesimpulan yang pasti. (Ardiansyah)

Ket Gambar : Terlihat Perdebatan dan pertengkaran mulut antara anggota DPRD Tebingtinggi dan para pengunjuk rasa berujung nyaris bentrok.

Posting Komentar

Top