MEDAN
| GLOBAL SUMUT-Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi berharap
Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Nasional Tahun 2018
bukan hanya bersifat seremonial belaka. Tetapi benar-benar nyata dan
bermanfaat dalam penanggulangan bencana.
“Saya
ingin kegiatan seperti ini bersifat riil (nyata-red), di sini kita
diskusi dan evaluasi apa yang bisa kita lakukan. Walaupun kecil yang
penting nyata, bukan mengandai-andai. Apalagi ini semua menyangkut
keselamatan rakyat kita, khususnya kelompok masyarakat yang paling
rentan bencana,” ujar Gubernur Edy Rahmayadi saat menghadiri Puncak
Peringatan Bulan PRB Tahun 2018, di Hotel Santika Dyandra Medan, Rabu
(24/10).
Gubernur Edy kemudian
menceritakan beberapa pengalamannya terlibat dalam penanggulangan
bencana di Indonesia. Termasuk diantaranya Tsunami Aceh pada tahun 2004
dan yang baru-baru ini terjadi di Desa Muara Saladi, Kecamatan Ulu
Pungkut, Kabupaten Mandailing Natal (Madina).
“Kejadian
di Madina, menjadi evaluasi bagi kita semua pemerintah daerah termasuk
saya. Jangan kita biarkan masyarakat kita mendirikan bangunan di
sempadan sungai. Ini merupakan tindakan yang salah. Jangan setelah
terjadi banjir, kita saling menyalahkan,” ucap Edy, dihadapan 3000 lebih
peserta BPBD dari tingkat provinsi, kabupaten/kota seluruh Indonesia.
Edy
berpesan agar kegiatan seperti ini menjadi momen untuk saling
berdiskusi dan evaluasi, untuk mewujudkan Indonesia yang tangguh dan
siaga bencana. “BNPB maupun BPBD, kalian sudah pasti lebih ahli
dibandingkan kami terkait penanggulangan bencana. Ingatkan kami para
pemimpin daerah ini. Bersinergi dan kerja sama, itu yang penting,”
katanya.
Sementara itu, Kepala Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei dalam pesan
video menyampaikan bahwa gempa bumi di kedua provinsi, NTB dan Sulawesi
Tengah, menjadi “tamparan” setelah kejadian gempa bumi dan tsunami Aceh
tahun 2004.
“Dimana, dapat kita lihat
secara nyata bahwa kita tidak siap dalam mengantisipasi dan menghadapi
bencana. Oleh karena itu, kita membutuhkan pentingnya upaya PRB dan
upaya ini harus dilakukan secara terus-menerus,” ungkap Willem.
Willem
menekankan suatu harapan bahwa Peringatan Bulan PRB ini dapat
menghasilkan deklarasi yang mendorong semua pihak untuk melakukan
evaluasi terkait penanganan bencana di NTB dan Sulawesi Tengah.
Chief
of UNISDR Asia Pacific Loretta Hieber Girardet menyampaikan bahwa PRB
menjadi sangat penting karena tanpa rencana penanggulangan dan
pencegahan bencana yang baik, banyak dampak dan kerugian ekonomi yang
harus ditanggung akibat bencana tersebut. “Angka kehilangan rata-rata
global atas kerusakan lingkungan akibat bencana hampir US$ 314 miliar.
Angka ini sama dengan GDP (Gross Domestic Product atau Produk Domestik
Bruto – red) Malaysia, Filipina, atau negara-negara ketiga lainnya,”
ungkap Loretta.
Loretta berpesan bahwa ada
satu cara terbaik untuk membangun ketangguhan, yaitu dengan memastikan
pemerintah dan lembaga usaha berkewajiban untuk berinvestasi pada masa
depan dan benar-benar memperhatikan risiko bencana. “Contoh sederhana
adalah mengerti risiko terhadap banjir sebelum membangun pabrik dekat
dengan tepi sungai dan mengambil tindakan untuk mitigasi risiko tersebut
dalam desain pabrik,” jelasnya.
Ketua
Panitia Peringatan Bulan PRB Tahun 2018 sekaligus Sekretaris Utama BNPB
Dody Ruswandi berterima kasih kepada Pemprov Sumut sebagai tuan rumah
penyelenggaraan acara Peringatan Bulan PRB, sekaligus dukungan terhadap
pemberangkatan 2000 ton bantuan logistik untuk Sulteng.
Hadir
pada Puncak Peringatan Bulan PRB Tahun 2018 Anggota DPD RI Parlindungan
Purba, Walikota Medan Tengku Dzulmi Eldin, Ketua PMI Sumut Rahmat Shah,
jajaran BNPB dan BPBD seluruh provinsi di Indonesia, perwakilan
kementerian/lembaga, perwakilan anggota DPR RI dan mitra penanggulangan
bencana di Indonesia. Penyelenggaran Peringatan Bulan PRB Nasional mulai
21 – 25 Oktober 2018 ini dilakukan di lima kabupaten/kota di Provinsi
Sumatera Utara, yaitu Kota Medan, Kabupaten Deliserdang, Simalungun,
Karo dan Samosir.
Di Indonesia, Bulan
Peringatan PRB telah menjadi agenda nasional sejak tahun 2013.
Penyelenggaraan peringatan bulan PRB nasional sebelumnya secara berturut
adalah Kota Mataram, NTB (2013), Kota Bengkulu, Bengkulu (2014), Kota
Surakarta, Jawa Tengah (2015), Kota Manado, Sulawesi Utara (2016), dan
Sorong, Papua Barat (2017).ulfah.
Posting Komentar
Posting Komentar