0
MEDAN GLOBAL SUMUT - Gerakan Forum Masyarakat Nelayan Tradisional kota Medan yang bernyawakan kesadaran mampu menggugah sejumlah instansi pemerintahan Daerah. Gerakan murni nelayan tradisional itu menampilkan perjuangan nasib nelayan khususnya kota Medan. Senin (11/3/2013).
           
Kepedulian Perjuangan Forum yang berbasiskan masyarakat nelayan tradisional itu terbukti saat membela nasib keluarga nelayan sekala kecil Kabupaten Langkat (korban Saharuddin dan Suparman-red) yang tewas ditabrak kapal ikan pukat gerandong (ilegal-red). Forum ini melakukan aksi solidaritas rasa senasib dengan menggelar aksi unjukrasa di gedung DPRD Sumut, bahkan melanjutkan perjuangan itu dengan menemui ketua DPR-RI Marzuki Ali.
          
Kehadiran Forum ini disambut hangat berbagai kalangan. Bukan saja masyarakat nelayan tradisional Medan, bahkan oknum berbagai lembaga siap mendukung perjuangan itu.
          
 “Nasib nelayan tradisional Medan semakin hari semakin terpuruk. Kita harus sadar, selama ini banyak orang-orang kaya dengan menjual kemiskinan nelayan itu. Sudah terlalu banyak oknum-oknum yang menzolimi masyarakat nelayan ini, oleh karena itu kehadiran forum ini hanya untuk perjuangan membela dan mempertahankan hak nelayan dari penindasan secara sistematis”.
          
Hal itu dikatakan ketua umum Forum Masyarakat Nelayan Tradisional kota Medan Ahmad Ja’far dihadapan puluhan perwakilan masyarakat nelayan tradisional kota Medan dalam pertemuan yang digelar di jalan Young Panah Hijau Labuhan Deli. Senin malam (11/3/2013).  
         
Gerakan Forum masyarakat nelayan tradisional ini meluas hingga menerobos daerah Batu Bara, Asahan, Sungai Berombang, dan Tanjung Balai Provinsi Sumatera Utara. Jika pemerintah-RI lamban menyahuti gejolak nelayan Sumut, diperkirakan bakal terjadi pertumpahan darah sesama nelayan. [man].    

Posting Komentar

Top