BELAWAN | GLOBAL SUMUT - Lagi-lagi pelayanan di pelabuhan BICT (Belawan International Container Terminal) merugikan pengguna jasa. Pasalnya, alat bongkar muat container atau crane milik PT Pelindo I rusak. Akibatnya, ratusan unit container tertahan dan menumpuk hingga melumpuhkan aktivitas bongkar muat di pelabuhan paling besar di Indonesia setelah Pulau Jawa, Sabtu (8/6) pagi.

Kerusakan alat bongkar muat tersebut sangat disayangkan para pengguna jasa pelabuhan. Bahkan dampak dari bobroknya pelayanan PT Pelindo I membuat perusahaan agen pelayaran kapal mengalami kerugian cukup besar.”Ini jelas merugikan kami selaku pengusaha, apalagi menjelang bulan Ramadhan dan Lebaran arus bongkar muat barang melalui jasa kontainer terus meningkat,” keluh, Hartono, salah seorang perusahaan di Belawan.

Tak berfungsinya crane di BICT mengakibatkan terjadinya penumpukan, ratusan kontainer terlihat memadati terminal konvensional pelabuhan tersebut. Kegiatan bongkar muat container dari lambung kapal nyaris terhenti akibat container crane nomor 02 milik perusahaan bergerak dibidang jasa Badan Usaha Pelabuhan (BUP) rusak.

“Crane bongkar muat nomor 02 itu mulai mengalami gangguan sejak seminggu lalu. Namun kemarin crane tak berfungsi sama sekali sehingga menyebabkan terjadinya penumpukan,” ucapnya.

Dampak dari buruknya fasilitas alat bongkar muat itu mengakibatkan barang-barang milik perusahaan pengguna jasa tertahan dan mengalami keterlambatan pengiriman, sehingga memicu terjadinya biaya tambahan.

”Yang sudah pasti saja biaya sandar dan operasional kapal bertambah, belum lagi soal penumpukan barang dan terjadi keterlambatan pengiriman ke tujuan. Jadi kerugian bisa mencapai ratusan juta,” sebut dia.

Pengguna jasa sangat menyayangkan atas lambannya proses perbaikan terhadap rusaknya crane dimaksud. Padahal kerusakan alat bongkar muat kontainer itu sebelumnya sudah diketahui oleh pihak pengelola jasa pelabuhan.”Kejadian seperti ini sudah berulang kali terjadi, tapi pihak BICT tak mau memperbaiki crane yang rusak itu, apabila terus seperti ini berarti cost yang harus ditanggung akan lebih besar,” tambahnya.

Ungkapan serupa juga disampaikan perusahan ekspedisi muatan kapal laut, akibat dari bobroknya alat bongkar muat container di BICT, tidak hanya menimbulkan beban biaya tinggi. Namun perusahaan jasa pengiriman barang ini juga dikomplin oleh pihak pemilik barang.

“Ini jelas sangat merugikan pelaku bisnis di pelabuhan, belum lagi terjadi klim dari pihak pemilik barang, karena barangnya terlambat tiba. Harus pelindo memikirkan dampak yang timbul akibat dari buruknya
pelayanan yang mereka berikan,” ungkapnya.

Sementara itu, Humas BICT, Irfan saat dikonfirmasi terkait kerusakan crane hingga mengakibatkan ratusan container menumpuk terkesan menghindari pertanyaan wartawan. Bahkan saat dihubungi dan di SMS berulangkali yang bersangkutan tidak bersedia menjawab.(Abu/Din)