0
MEDAN LABUHAN | GLOBAL SUMUT -  Aparat Jaga Ketat Lahan Sengketa Seruwai
Guna mencegah terulangnya peristiwa bentrokan berdarah di kawasan Lahan Sengketa Seruwai saat dilakukannya pengukuran oleh pihak Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Medan, sepasukan aparat dari kepolisian maupun pasukan elit TNI AL Marinir tampak disiagakan di dalam lahan yang diklaim PT MML dan PT SAS, Rabu siang (18/12/2013).

Hinggakini ratusan petugas kepolisian dari Polres Pelabuhan Belawan dan Polsek Medan Labuhan masih bersiaga, melainkan aparat TNI AL juga turut menjaga lahan sengketa tersebut dengan peralatan lengkap beserta truk Baracuda dan kenderaan lapis baja water canon.

Camat Medan Labuhan Drs.Zain Noval dan Kapolsekta Medan Labuhan AKP Reza Fahlevi juga tampak berada di lokasi guna turut mengantisipasi terjadinya bentrokan masyarakat dengan aparat.Namun sesuai amatan serta penelusuran Reporter DNAberita di lapangan, ternyata kumpulan massa sama sekali tak ada tampak berada di perkampung Batang Kilat hingga ke Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Labuhan.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, peristiwa bentrokan berdarah di lahan Seruwai kerap terjadi bahkan telah menimbulkan korban jiwa tewasnya orang suruhan PT MML bernama Endro dengan luka bacokan sekujur tubuhnya hingga perutnya terbelah, disusul dengan kritisnya 3 pemuda yang akan memasuki lahan seruwai guna membantu aksi pengukuran ulang lahan sengketa tersebut.

Persengketaan lahan antara masyarakat petani tambak dengan perusahan PT MML dan SAS tetap berlangsung tanpa ada solusinya bagai "api dalam sekam" yang sewaktu-waktu kembali membara.Disatu sisi warga petani tambak mengaku mengandalkan surat keterangan dan pengunjukan dari Tengku Rizal Nurdin (Gubsu lama) serta surat dari Kesultanan Deli.

Sebab menurut warga penggarap disana, sejarah tanah Seruwai tersebut merupakan tanah milik Kesultanan Deli dengan nama Akte Van Consesi Paluhan seruwai, setelah habis kontraknya mulailah tanah di kawasan Seruwai tersebut menjadi rebutan baik dikuasai oknum pejabat yang berkuasa hingga sejumlah sertifikat tanah terbit di kawasan itu, sementara warga penggarap yang dulunya merupakan bekas karyawan PT Paluhan Seruwai juga mengku berhak mengusahai tanah tersebut dengan membuat pertambakan udang dan ikan.

Belakangan sebagaian lahan Seruwai diklaim PT MML maupun PT SAS serta diklaim milik TNI AL sehingga lahan Seruwai yang dulunya sempat menjadi Pelabuhan Berikat  dan berdirinya PT Lamhotma tersebut entah sampai kapan berkesudahan terjadi konflik berdarah.(Abu)

Posting Komentar

Top