0
MEDAN | GLOBAL SUMUT-Anggota DPRD Medan dari Fraksi Partai Golkar, Dra Ainal Mardiah, menggelar Reses III Tahun 2013 di Jalan Suasa/Jalan Pancing, Kelurahan Mabar Hilir, Kecamatan Medan Deli, Minggu  (1/12).               
Selain persoalan jalan, parit, drainase, sampah, pelayanan kesehatan gratis, beras miskin, lampu jalan, persoalan sekolah negeri, maraknya praktik pristitusi, kecilnya honor bilal mayat, serta aksi kejahatan menjadi keluhan masyarakat dalam reses tersebut.
              
Seperti diungkapkan salah seorang warga, Juwita, mengeluhkan tentang kondisi simpang Mabar yang saat ini rawan kejahatan. Kalau dulu, katanya, yang namanya bajing loncat terjadi di tempat-tempat sepi, namun kini justeru terjadi di tempat ramai. "Terkadang saya sendiri merasa takut jika menunggu anggkot terlalu lama, khawatir menjadi sasaran kejahatan mereka," ungkapnya.
              
Kekhawatiran ibu rumah tangga ini juga diakui Camat Medan Deli, Hendra Asmilan. Ia juga mengakui pernah memergoki aksi bajing loncat tersebut. Bahkan, kata Hendra, dia menggagalkan aksi kejahatan tersebut dengan mengangkap pelakunya.
              
"Apa yang dikatakan Ibu Juwita itu benar. Bahkan saya pernah menangkap pelakunya saat melakukan aksi di Jalan Rumah Potong Hewan (RPH), persisnya di depan kantor Camat Medan Deli. Namun karena jumlah mereka ada tiga, sementara saya hanya sendiri dan tidak punya kekuatan, akhirya mereka lepas," paparnya.
              
Kejadian ini, lanjut Asmilan, telah dilaporkannya ke Polsek Medan Labuhan. Namun karena pihak polsek masih kekurangan personil dengan alasan mereka membawahi 4 kecamatan (Medan Belawan, Medan Labuhan, Medan Deli, Medan Marelan), akhirnya aksi kejahatan ini belum juga mendapat tindakan. "Namun begitu saya tetap berkoordinasi dengan jajaran kepolisian dalam menindak aksi kejahatan yang telah meresahkan masyarakat tersebut," tandasnya.
              
Sementara itu, Ilham Syahputra, warga Lingkungan I, Mabar, ini mempertanyakan tentang keberadaan sekolan negeri-baik itu dalam bentuk Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di daerahnya. Sebab di Kecamatan Medan Deli merupakan kawasan padat penduduk, namun sampai saat ini belum memiliki sekokah negeri.
              
Sedangkan Anik, warga Kelurahan Mabar Hilir, minta agar petugas pengangkut sampah lebih proaktif, bahkan kalau perlu ditambah, sehingga sampah di Lingkungan IX, XI, dan XI, bisa diangkut setiap satu minggu sekali. Tidak seperti selama ini, sampahnya  diangkut dua minggu hingga satu bulan sekali, sehingga kerap menimbulkan aroma yang tidak sedap.
              
Hernadi, warga Mabar Hilir Lingkungan XII Gang Bambu, mengeluhkan tentang lampu jalan, dan banyaknya gang yang belum dicor, serta parit-parit yang tersumbat, sehingga apabila hujan, kawasan tersebut tergenang, sehingga perlu adanya perhatian dari Pemerintah Kota (Pemko) Medan.
              
Wati, juga warga Mabar Hilir, mengeluhkan tentang rusaknya jalan di kawasan tempat tinggalnya, seperti di Gang Amal dan Gang Aman. Jika hujan turun, kerap menjadi langganan banjir, sehingga dia minta perhatian Pemko Medan melalui anggota DPRD Medan untuk segera memperbaiki jalan tersebut. 
              
Menyikapi keluhan masyarakat tersebut, anggota DPRD Medan, Dra Ainal Mardiah, berjanji akan membawa semua persoalan yang mengemuka dalam reses tersebut padarapat paripurna DPRD Medan, untuk selanjutnya diteruskan ke Pemko Medan.
              
Terkait keberadaan sekolah negeri di Kecamatan Medan Deli, caleg DPRD Medan 2014-2019 dari Partai Golkar Nomor Urut  3 Dapil V, ini mengatakan Insya Allah pada tahun 2014 akan terealisasi. “Karena dananya sudah masuk dalam Rancangan Pendapatan dan Belanja Daerah (R-APBD) Kota Medan Tahun 2014 yang sebentar lagi akan disyahkan menjadi APBD,” katanya.(NRD)

Posting Komentar

Top