0
LABURA  | GLOBAL SUMUT-Meskipun besarnya anggaran yang tersedia untuk KPUD Labura  ± 20 Milyar untuk  pelaksanaan pesta demokrasi legislatif tahun 2014 di Kabupaten Labura . Tapi hal ini bukan satu jaminan atas suksesnya pemilu. Sebab saat ini tingginya tingkat keraguan masyarakat terhadap suksesnya pelaksanaan pemilu yang sudah di ambang pintu di khawatirkan bakal ribut. Hal ini di nilai masyarakat terhadap keberadaan Komisioner KPUD yang terkesan lamban dan kurang efektif dalam artian tidak berbuat  banyak. Dibeberapa Kecamatan baik mekanisme maupun pelaksanaan agenda yang telah mempunyai anggaran.
Seperti sosialisasi pencoblosan pemilihan pemula juga bimbingan   teknis kepada masyarakat ,sebab hal ini sebagai tahapan penting atas suksesnya pemilu 2014.  Ironisnya lagi, seperti ada unsur pemaksaan kehendak terhadap seleksi pemilihan PPK dan PPS,  Yang di khawatirkan tidak memiliki kemampuan dalam  penghitungan rekapitulasi suara. Bahkan cenderung keputusan komisioner KPUD dalam menempatkan posisi petugas , baik di tingkat PPK hingga PPS bakal menuai masalah terhadap penyelenggaraan pemilu yang adil jujur dan bersih. Suksesnya pemilu legislatif di Labura tergantung dari kinerja KPPS secara teknis dengan netral , tanpa ada ketergantungan terhadap partai politik manapun.
Untuk itu sudah selayaknya hal hal progratif mereka harus di penuhi sebab KPPS lah sebagai ujung tombak urat nadi di tingkat teknis pelaksanaan pemilu. Untuk  mengantisipasi terjadinya gejolak  atas hal-hal negatif, sudah selayaknya berbagai  elemen mengawasi kinerja penyelenggara pemilu  dan pihak panwaslu harus menekan tingkat permainan baik money  politik  maupun berbagai versi lain. Hal ini telah berjalan mulus , akibat keberadaan panwaslu bahwa hanya berjalan di tempat, tanpa ada temuan berarti. Ungkap Muhajir  .
 
“ Sangat di sayangkan peluang  menjadi  wakil rakyat periode tahun 2014-2019, semestinya menjadi kesempatan bagi para caleg yang berpotensi, tapi kekecewaan masyarakat yang muncul . Sebab hampir seluruh calon legislatif Dapil III Kualuh hilir dan Ledong tidak mempunyai program yang membangun , bahkan tidak berani membuat sebuah janji yang bisa menciptakan kesejahteraan masyarakat, mana mungkin nantinya mampu  untuk berbuat. Jelas, keikut sertaan mereka  Cuma sekedar mencari popularitas atau karena saat ini baik tingkat ekonominya  yang di gunakan untuk mempecundangi pemilih . Melalui  system money  politik atau berdalih  memberikan bentuk santunan apa pun. Untuk itu rakyat harus berhati hati dan jeli dalam menentukan pilihan. Penerima money politik adalah pelecehan harga diri kepada rakyat”. Papar muhajir lagi.
Hasil investigasi globalsumut.comdi lapangan , gawatnya lagi hingga hari ini selasa ( 8/04 ) sekitar pukul 3 sore pendistribusian surat suara untuk DPRRI dan surat model C untuk merekapitulasi penghitungan hasil suara di tingkat PPS  di beberapa titik daerah  Kecamatan Kualuh hulu , belum di terima . Seperti Desa Membang Muda dan Sono Martani.
Ketika hal ini di konfirmasikan kepada Ketua panwaslu  Labura Budi Irwansyah  di kediamannya beberapa waktu lalu mengatakan” Bila ada temuan dengan saksi yang kuat, sampaikan kepada kami untuk di proses”.
Saat  permasalahan di lapangan akan di pertanyakan ke pada Ketua KPUD   Labura Hj. Beety  Megawati M.ag. Selasa (8/04 ) di kantornya ,staf mengatakan “ Ketua belum bisa  di jumpai sebab sedang rapat.
(Tan / Labura)

Posting Komentar

Top